Menjadi kota literasi, Surabaya memiliki 530 titik layanan membaca
Liputan6.com, Surabaya – Sejak didirikan sebagai kota literasi pada tahun 2014, Surabaya terus memperluas titik layanan membaca. Sejauh ini, tak kurang dari 530 titik layanan bacaan tersebar. Bahkan, pusat layanan membaca ini juga dilengkapi dengan kursus mendongeng, kursus bahasa asing, kursus menulis, kursus aritmatika dan pembukuan.
“Sebanyak 530 titik layanan membaca adalah perpustakaan, taman bacaan kota dan truk perpustakaan keliling,” kata Mia Santi Dewi, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya, saat membuka safari literasi bersama Duta Baca Indonesia (DBI). , Selasa (1/11/2022) .
Memang, upaya layanan perpustakaan telah menjadi bagian dari komitmen Pemerintah Kota Surabaya untuk meningkatkan kualitas literasi dan budaya baca penduduk.
Staf Ahli Walikota Surabaya Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan M Afgani Wardhana mengatakan upaya tersebut dapat dirasakan nyata karena pemerintah kota sengaja bersinergi dan bekerja sama dengan para penggiat literasi untuk mengaktifkan titik-titik layanan literasi yang tersebar di fasilitas umum kota.
“Memang informasi layanan perpustakaan dapat diakses melalui SIPUS yaitu sistem informasi perpustakaan, dan melalui kanal media sosial,” jelas Wardhana.
Sementara itu, Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpusnas Adin Bondar mengatakan safari literasi bagi Duta Baca Indonesia merupakan bagian dari rencana aksi DBI untuk menggalang potensi daerah. Diakui Adin, sebagian masyarakat Indonesia tidak bisa membaca dan menulis karena belum terbiasa membaca dalam kehidupan sehari-hari.
Kalaupun ini hal sederhana yang bisa dilakukan bersama seperti dalam keluarga, parenting unit. Padahal, keluarga merupakan basis penting bagi perkembangan kebiasaan tersebut.
“Jika Anda sering membaca, Anda akan memahami sesuatu. Inilah yang disebut literasi. Jika angka melek huruf meningkat, kesejahteraan hidup juga akan meningkat, karena sudah ada kesadaran di masyarakat untuk berpikir kreatif dan berani berinovasi,” kata Adin.
Source: news.google.com