Menhub menawarkan peningkatan kerja sama penerbangan haji, umrah, dan pariwisata - WisataHits
Jawa Timur

Menhub menawarkan peningkatan kerja sama penerbangan haji, umrah, dan pariwisata

Menhub melakukan kunjungan kerja ke Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH – Usai melakukan kunjungan kerja ke Asia Selatan dan Timur Tengah, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi tiba di Arab Saudi dan bertemu pada Minggu (18/2022).

Dalam pertemuan itu, Menhub menawarkan peningkatan kerja sama di bidang penerbangan untuk haji, umrah, dan pariwisata yang bertujuan memulihkan industri penerbangan dan perekonomian nasional pascapandemi.

Setibanya di Arab Saudi, Menhub disambut oleh Wakil Menteri Perhubungan Arab Saudi Saad bin Abdul Aziz Al-Khalab. Menhub kemudian bertemu dengan Menteri Umrah dan Haji Arab Saudi Tawfiq Al-Rabiah, Menteri Transportasi dan Logistik Arab Saudi Saleh Al-Jasser dan CEO Saudi Airlines Ibrahim-Al Omar. Selain itu, Menhub juga bertemu dengan mantan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Muhammad Saleh Banten.

Dalam pertemuan dengan kedua menteri Arab Saudi tersebut, Menhub memaparkan penerbangan umrah yang beroperasi secara reguler melalui Bandara Kertajati Jawa Barat dan mengapresiasi dukungan pemerintah Arab Saudi dalam membantu pembukaan slot penerbangan umrah ke Indonesia yang akan disediakan melalui Bandara Kertajati.

“Saat ini Garuda Indonesia dan Lion Air sudah digunakan. Ke depan, kami mendorong Saudi Airlines untuk menawarkan penerbangan umrah dari dan ke Kertajati. Tahun 2023 kita jadikan Bandara Kertajati sebagai embarkasi haji,” kata Menhub.

Sementara itu, Arab Saudi menawarkan Bandara Taif sebagai basis penerbangan haji dari Indonesia. Hal tersebut ditawarkan dengan tujuan untuk mengurangi kepadatan kluster penerbangan jemaah haji di bandara Jeddah dan Madinah serta dapat mempersingkat lama tinggal jemaah haji di Arab Saudi sehingga dapat menekan biaya haji.

Menhub menyampaikan, kerjasama bilateral kedua negara di bidang transportasi udara telah terjalin sejak lama, yaitu pada tanggal 15 Desember 1988, dengan ditandatanganinya kesepakatan hubungan udara antara Indonesia dan Arab Saudi. Disusul pada tahun 2017 dengan penandatanganan nota kesepahaman tentang hak lalu lintas udara, yang memungkinkan Indonesia membuka penerbangan penumpang dan kargo di sejumlah bandara di Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, Denpasar, Solo, Balikpapan, dan Palembang. Sementara itu, Arab Saudi membuka penerbangan penumpang dan kargo di sejumlah bandara di Jeddah, Riyadh, Dammam, Madinah, dan Taif.

Sebelum pandemi, maskapai asal Arab Saudi yakni Saudi Airlines telah mengoperasikan penerbangan dari Arab Saudi ke sejumlah bandara di Indonesia, yakni Soekarno Hatta, Juanda Surabaya, dan Kualanamu Medan. Namun sejak pandemi, Arab Saudi hanya mengoperasikan penerbangan menuju Bandara Soekarno Hatta. Sementara itu, sejumlah maskapai nasional juga telah mengoperasikan penerbangan ke Arab Saudi melalui Garuda Indonesia dan Lion Air.

“Arab Saudi telah mengajukan beberapa permintaan. Mereka ingin menambah slot penerbangan di Bandara Soekarno Hatta. Selain itu, mereka juga ingin melayani penerbangan ke Denpasar, Bali, dan Surabaya. Mereka juga ingin membuka poin ke Yogyakarta. Tentunya ini merupakan peluang yang baik bagi pemulihan industri penerbangan, pariwisata, serta penyelenggaraan haji dan umrah,” kata Menhub.

Menanggapi permintaan tersebut, Menhub meminta Dirjen Perhubungan Udara untuk melakukan pembahasan secara detail dan teknis dengan Dirjen Perhubungan Udara Arab Saudi (GACA) dan sejalan dengan kesepakatan bilateral saat ini.

“Kami juga ingin pemerintah Arab Saudi membuka hak pengangkutan kelima bagi Indonesia sehingga maskapai penerbangan Indonesia dapat menawarkan paket perjalanan dengan umrah,” kata Menhub.

Kemudian, dalam pertemuan dengan pimpinan Saudi Airlines, Menhub mempersilakan pihak maskapai asal Arab Saudi untuk menawarkan penerbangan ke 10 destinasi wisata prioritas, antara lain: Danau Toba, Tanjung Kelayang, Candi Borobudur, Gunung Bromo, Wakatobi, Mandalika, Labuan Bajo, Morotai, Kepulauan Seribu dan Tanjung Baca.

“Maskapai Saudi dapat beroperasi langsung melalui perjanjian layanan udara bilateral yang ada atau melalui kerja sama dengan maskapai Indonesia,” kata Menhub.

Rapat tersebut juga dihadiri oleh Dirjen Perhubungan Udara Maria Kristi Endah, Direktur Eksekutif AP II Muhammad Awaluddin dan pejabat Kementerian Perhubungan.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button