Mengikuti konsep food court, beberapa pedagang kaki lima di halte Manahan Solo sedang berganti-ganti dagangan - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Mengikuti konsep food court, beberapa pedagang kaki lima di halte Manahan Solo sedang berganti-ganti dagangan – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Kondisi Shelter Manahan yang berlokasi di Jl. KS Tubun, Solo, Selasa (18/10/2022). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Beberapa PKL atau PKL di Shelter Manahan Solo berencana mengubah jenis dagangannya menjadi menu kuliner (makanan dan minuman) agar selaras dengan konsep food court setelah shelter mereka selesai dibangun.

Mereka baru diikutsertakan oleh Pemerintah Kota Solo (Pemkot) beberapa waktu lalu. Seperti diketahui, pembangunan shelter PKL Manahan dipercepat.

Daihatsu Rocky Promotion, Harga Mobil Rp 200 Juta Jadi Hanya Rp 99.000

Proyek ini dijadwalkan selesai sebelum Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah pada 18-20 November mendatang. Artinya, proyek penataan perumahan Stadion Manahan harus selesai pada awal November, atau sekitar dua minggu lebih cepat dari jadwal.

Nantinya, layout canopy PKL untuk Stadion Manahan, Solo akan berkonsep food court berdampingan dengan jogging track yang mengelilingi stadion. Para pecinta olahraga bisa mampir ke stan-stan penjual untuk menikmati makanan dan minuman yang ditawarkan. Masalahnya, beberapa pedagang lama menjual pakaian dan aksesoris.

“Dulu saya jualan baju di Stadion Manahan. Nanti kalau Shelter Manahan Solo sudah jadi, saya akan beralih menjual produk kuliner karena konsepnya food court atau food court di sekitar stadion,” kata Ketua Umum Persatuan Gotong Royong Koko Kuncoro. Solopos.comRabu (19/10/2022).

Baca Juga: Pembangunan Shelter Manahan Dipercepat Jelang Musyawarah Muhammadiyah Solo

Selama ini para pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Gotong Royong berjualan di sisi barat stadion. Bangunan lama seluas 3 meter x 2 meter ini dibangun menjadi 2 meter x 3 meter. Karena area pembangunannya kecil, para pedagang berencana untuk memasak makanan di rumah.

“Jadi makanannya hanya perlu dipanaskan kembali jika ada pembeli di shelter Manahan. Ukuran bangunan sangat sempit, tidak mungkin memasak di shelter,” katanya.

Dealer meminta untuk menjual sistem Sif

Menurut Koko, Pemkot Solo mendata kembali PKL di halte Manahan, yang keduanya biasa menjaga stand di sisi barat dan utara stadion. Ada pedagang yang berjualan dari pagi hingga malam. Namun ada juga pedagang yang berjualan hingga malam hari.

Baca Juga: Himpunan PKL Shelter Manahan Solo Bantah Mediasi Pedagang TSTJ

Koko menyarankan menggunakan sistem shift saat berjualan di dealer, yaitu pagi dan sore. “Ini usulan kami ke kantor karena pedagangnya cukup banyak. Tapi belum ada konfirmasi dari pemerintah. Sebenarnya kami ingin memastikan itu bulan ini,” jelasnya.

Dalam hal percepatan proyek pembangunan perumahan, Koko berharap pedagang segera bisa berjualan di sekitar stadion lagi. Selain itu, Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah digelar di Stadion Manahan yang dihadiri jutaan orang dari berbagai daerah di tanah air.

Para pedagang akan menuai makanan karena dagangannya dibeli oleh tamu undangan dan pemandu sorak, yang diperkirakan berjumlah sekitar tiga juta orang.

Baca Juga: Di Tempat Sementara, PKL Solo Manahan Klaim Lebih Diminati

“Kalau bisa dan boleh kembali dijual pada saat Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah. [Percepatan pembangunan selter Manahan] Mudah-mudahan bisa direalisasikan sebelum Kongres.”

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button