MENGHUBUNGKAN BALI DAN MARATU | Pos Berau - WisataHits
Jawa Timur

MENGHUBUNGKAN BALI DAN MARATU | Pos Berau

TANJUNG REDEB – Upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur dalam mengembangkan sektor pariwisata Bumi Batiwakkal telah diakui oleh Pemerintah Kabupaten Berau. Selain itu, melalui upaya memadukan pariwisata dari Berau dan Bali.

Memang, seperti diutarakan Asisten II Setda Kabupaten Berau Agus Wahyudi, pengembangan pariwisata menjadi salah satu program unggulan Pemkab Berau. Karena dengan berkembangnya sektor pariwisata, secara tidak langsung juga meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Berau.

Diakuinya, banyak wisatawan yang mencatat bahwa potensi wisata Berau khususnya di Kepulauan Maratua dan Derawan tidak kalah dengan wisata di Pulau Bali. Namun, menurut Agus Wahyudi, untuk mengembangkan pariwisata Berau masih perlu dilakukan pembenahan di sektor pendukung. Misalnya di sektor jasa yaitu jasa transportasi, restoran dan hotel. Baik dari segi kuantitas maupun kualitas pelayanan.

“Itu harustinggiagar wisatawan tidak datang ke sini sekali saja (Berau),” katanya kemarin (2/8) kepada media tersebut.

Ia mengatakan, penyediaan jasa transportasi pariwisata, khususnya transportasi air, perlu lebih representatif dan aman. Karena keselamatan penumpang harus menjadi prioritas utama jika ingin mengembangkan pariwisata lebih jauh. Kemudian pelayanan restoran perlu lebih inovatif, baik dengan tema tradisional maupun modern.

“Ide kalkulator rusak perlu dihilangkan, dengan perbup yang mengatur HET (harga eceran tertinggi) sembako yang dijual,” katanya.

Di industri perhotelan juga, hal-hal harus menjadi lebih inovatif secara tematis kembali ke alam, tergantung jenis wisata di Berau yaitu ekowisata. “Tapi di atas segalanya, pelakunya adalah orang Berau. Meski dikemas dengan mid-range, pengelolaannya tetap profesional. Jangan jadi penonton di daerah sendiri,” ujarnya.

Dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Berau, perekonomian Berau pasti akan meningkat, pertumbuhan pelaku UMKM akan meningkat pesat. Badan yang berkompeten juga diharapkan mampu memberikan pelatihan untuk memimpin kepada penduduk. “Saya kira Berau tidak bisa menjadi Bali Kaltim,” pungkasnya.

Beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kaltim, Puguh Harjanto, mendorong seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun swasta, untuk bersinergi meningkatkan investasi pengembangan pariwisata di Kabupaten Berau.

“Diharapkan ada beberapa langkah, termasuk dukungan dari Kementerian Pusat untuk infrastruktur, khususnya akses ke destinasi wisata. Selain itu, Berau adalah kabupaten perbatasan dan memiliki pulau-pulau terluar,” kata Puguh Harjanto pada Regional Investment Forum (RIF) dan Mini-Exhibition yang diadakan Kamis (28 Juli) lalu di Ruang Grand Nusa Penida, Bali Dynasty Resort, Jalan Kartika Plaza, Kuta Bali, berlangsung.

Dia mengatakan Berau yang memiliki aset wisata pantai dan bawah laut yang luar biasa, harus didukung oleh infrastruktur dan fasilitas penunjang pariwisata lainnya.

Sayangnya, pariwisata Berau belum berkembang menjadi fokus nasional. Selain mengharapkan dukungan pusat, pihaknya juga akan menyampaikan pemahaman tentang potensi pariwisata Kaltim khususnya di Berau kepada para pelaku ekonomi di Bali.

“Diharapkan hubungan wisata antara Bali dan Berau akan terus meningkat ke depannya,” harap Puguh.

Selain itu, dengan berbagai keunggulan wisata yang luar biasa di Berau, para pengusaha Bali dapat merancang paket wisata yang menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. “Kami juga mengundang beberapa negara yang telah berinvestasi di Bali untuk melanjutkan investasinya di Kaltim,” lanjutnya.

Selain Maratua dan Derawan, pengembangan pariwisata lebih lanjut akan dilakukan dari Berau ke Pulau Kaniungan, Bidukbiduk.

“Ada kaniungan besar dan kaniungan kecil. Masih bersih dan alami,” tambah Puguh.

Gubernur Kaltim Isran Noor juga menyayangkan tidak satupun destinasi wisata Kaltim yang bisa menjadi prioritas nasional dalam tiga rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN). Satu RPJMN di era mendiang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan dua RPJMN di era Presiden Joko Widodo.

“Kontribusi Kaltim terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) sekitar Rp 700 triliun, tapi sangat sedikit yang kembali ke Kaltim. Pariwisata juga bukan program prioritas. Tapi tidak apa-apa. Kami tetap patuh. Kami mengundang swasta,” kata gubernur.

Salah satu pengusaha sektor pariwisata Bali, Sugeng, berharap ke depan ada penerbangan langsung dari Bali ke Maratua. “Kita hanya butuh dua, akses dan dukungan kebijakan (peraturan),” kata Sugeng.

Salah satu pendekatan tersebut adalah penerbangan langsung dari Bali ke Maratua. Jika memungkinkan, diakuinya, tidak sulit mendatangkan wisatawan dari Bali ke Maratua dan Derawan.

Penerbangan langsung ini diperlukan karena wisatawan pasti akan mempertimbangkan kembali connect di Surabaya, menginap lagi di Balikpapan dan masih harus terbang ke Tanjung Redeb lagi.

Itu masih belum mencapai tujuan yang dimaksudkan. Anda masih harus terbang ke Maratua atau menggunakan speedboat untuk sampai ke Maratua atau Derawan.

“Terlalu lama di jalan sementara waktu liburan mereka pasti terbatas. Akan sangat berbeda jika ada penerbangan langsung dari Bali ke Maratua. Pemerintah harus memikirkan itu,” tambah Sugeng. (hmd/udi)

Source: berau.prokal.co

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button