Menghadapi resesi, Indonesia perlu menggenjot destinasi wisata domestik - WisataHits
Yogyakarta

Menghadapi resesi, Indonesia perlu menggenjot destinasi wisata domestik

Menghadapi resesi, Indonesia perlu menggenjot destinasi wisata domestik

Kamis, 19 Januari 2023 | 14:33 WIB

| penulis :

Buku catatan : beruntung s

Jakarta, Info Publik – Chief Executive InJourney Donny Oskaria mengungkapkan hal terpenting dalam sektor pariwisata Indonesia adalah memperkuat destinasi domestik.

Ini bisa menjadi cara untuk menarik wisatawan mancanegara (Wisman) dan wisatawan lokal (Wisnus) ke Indonesia.

“Wisatawan asing diharapkan bisa membuat rekor pariwisata yang positif, hampir 90 persen kita adalah gamers keluar neraca keuangan, mengeringkan tahun pertukaran. Artinya turis asing itu penting untuk keseimbangan positif, itu yang harus dilakukan pemerintah, kalaupun tidak biasa lagi melakukan kebijakan fiskal, misalnya membayar visa untuk bepergian ke luar negeri, yang mereka lakukan adalah memperkuat destinasi wisata di dalam negeri,” ujar Donny saat memberikan sambutan dalam acara Indonesian Tourism Outlook 2023 yang digelar Forwaparekraf dan HAM pada Rabu (18/1/2023) di Artotel Suites Mangkuluhur, Jakarta Pusat, dengan tema “Prospek Investasi Pariwisata dan Perhotelan di Tahun Politik ” diisi ).

Menurutnya, peran Wisnus dalam memperkuat perekonomian nasional juga sangat penting. “Karena peran Wisnus adalah keadilan ekonomi, maka kami dorong gerakan Wisnus,” ujarnya.

Tak heran, lanjut Donny, InJourney terus mengembangkan destinasi wisata dengan tujuan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara.

“Yang InJourney lakukan adalah membangun dan mengembangkan destinasi, khususnya di lima destinasi prioritas, Jogja Solo Semarang (Joglosemar) misalnya yang nomor satu. Semarang kita kembangkan menjadi kota tua terpadu yang memang luar biasa. Di sana kami merenovasi 82 ​​persen gedung lama BUMN dan mengubahnya menjadi daya tarik yang luar biasa Pusat perbelanjaanhotelnya, ada kafe dan resto, jadi itu daya tarik utamanya,” jelasnya.

pariwisata Indonesia Kkami di dalam Malias ASEAN

Presiden FATA/Astindo Pauline Suharno menilai Indonesia sebenarnya kurang tertarik untuk memasarkan diri di ASEAN. Menurutnya, meski sumber daya manusia (SDM) di bidang pariwisata luar biasa, namun pariwisata di Indonesia tertinggal dibandingkan negara lain.

“Kita kalah dari Vietnam, sudah menggunakan standar ASEAN. Indonesia hanya menggunakan standar ASEAN padahal dibuat oleh tim Indonesia,” kata Pauline di acara yang sama.

Menurutnya, ada beberapa faktor saat wisatawan memutuskan berwisata ke negara-negara ASEAN. Apalagi saat pandemi merebak. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait keamanan yang dicari turis asing.

Di sisi lain, meski masalah resesi ekonomi terus berlanjut, pergerakan dunia perhotelan di Indonesia terus meningkat.

Menurut Erastus Radjimin, CEO Artotel, pertumbuhan destinasi wisata juga membutuhkan pembangunan hotel yang tepat. Hal ini dengan cepat ditangkap oleh Artotel Group saat membangun kawasan Sanur Bali dan kini menjadi destinasi wisata yang menarik dan kekinian.

“Delapan tahun lalu Sanur kebanyakan Rata-rata Demografi penduduk usia 50 tahun ke atas. Ketika kami pertama kali bangun, kami cukup ceroboh. Kami menerima komentar dari banyak orang, “Yang Anda bangun seharusnya hotel untuk orang tua, jangan untuk anak muda,” tetapi kemudian kami membangun Artotel Sanur dengan konsep modern, tkontemporer terinspirasi oleh hotel lokal. Saat itu, kami tiba-tiba dikejutkan oleh demografi usia mayoritas 30-40,” jelasnya.

Dia mengatakan transisi berjalan lambat di Sanur. Sekarang Sanur jadi sasaran seperti Uluwatu.

“Kita bisa melihat transisi Sanur perlahan terjadi. Diharapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur membuat terobosan luar biasa sebagai jurusan cSalam Rumah Sakit Linic Apa yang dibangun InJourney bukanlah lelucon. Tidak hanya pasien dan dokter yang bisa masuk ke sana, MICE terkait kesehatan juga bisa dilakukan. Sudah saatnya Sanur bangkit kembali,” ujarnya.

Tahun ini, pemerintah menargetkan investasi yang diperkirakan mencapai Rp 1.400 triliun. Upaya menarik investor di bidang pariwisata terus dilakukan, khususnya investasi di 5 destinasi wisata prioritas dan Kawasan Khusus Pariwisata (KEK).

Pada kesempatan yang sama, Pandu Sjahrir, Managing Partner Indies Capital, mengatakan ada dua hal yang menjadi pertimbangan investor dalam berinvestasi, yaitu stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi riil termasuk inflasi.

Meski ada potensi perlambatan seiring dengan dimulainya kampanye politik pada Agustus atau September, Pandu mengaku cukup bullish karena sektor korporasi di Indonesia masih berinvestasi.

Terkait industri keramahan seperti dalam perhotelan, ia juga melihat lebih banyak investasi, menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang stabil.

“Orang melihat Indonesia bisa menjadi tuan rumah G20 dan aman. Tahun ini kita juga menjadi tuan rumah KTT ASEAN. Insyaallah tugas ini bisa kita laksanakan dengan baik dan saya kira juga akan memutar roda ekonomi, dan yang terpenting adalah roda ekonomi pariwisata yang perlu dikembangkan lebih lanjut,” ujarnya.

Indonesia Tourism Outlook, agenda rutin yang digelar Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Forwaparekraf) setiap tahun sejak 2017.

Pada kesempatan tersebut, kegiatan tersebut mempertemukan para praktisi, pemerhati dan pengambil kebijakan, akademisi, komunitas dan jurnalis untuk membahas prakiraan sektor pariwisata dan industri kreatif. Untuk tahun ini, perhelatan ITO 2023 bekerjasama dengan Media Children’s Association atau HAM.

Indonesia Tourism Outlook 2023 menghadirkan sejumlah pembicara papan atas antara lain Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, Direktur Utama InJourney Dony Oskaria, Presiden FATA/Astindo Pauline Suharno, Managing Partner Indies Capital Pandu Sjahrir, CEO Artotel Erastus Radjimin, Partner East Ventures Avina Sugiarto dan Ketua Indonesia Tourism Forum (ITF) Sapta Nirwandar.

Acara ITO 2023 didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif yang secara konsisten mendukung kampanye Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia, Artotel Group, InJourney, BRI, Kokola, Sutasoma Hotels, Jambuluwuk Hotels & Resorts, The Jayakarta, Swissbel Hotel Internasional Hotels & Resorts, Parador Hotels and Resorts, The Ascott Limited, Intiwhiz Hospitality Management, Tiket.com dan Consina.

Foto: Indrawan/Ibonk Forwaparekraf

Anda dapat mengirim ulang, menulis ulang, dan/atau menyalin konten ini asalkan sumbernya disebutkan InfoPublik.id

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button