Mengapa Raden Rahmat disebut Sunan Ampel? halaman semua
KOMPAS.com – Raden Rahmat adalah nama asli Sunan Ampel, salah seorang anggota Wali Songo.
Sunan Ampel adalah salah satu anggota Wali Songo yang menyebarkan ajaran Islam di Jawa Timur, khususnya di wilayah Surabaya.
Mengapa Raden Rahmat disebut Sunan Ampel?
Baca juga: Moh Limo, Ajaran Dakwah Sunan Ampel
Asal usul nama lampu lalu lintas Sunan
Wali Songo adalah simbol penyebaran Islam di Jawa.
Bukan hanya Sunan Ampel, semua anggota Wali Songo lebih dikenal dengan nama gelarnya daripada nama aslinya.
Dalam budaya Jawa, Sunan merupakan singkatan dari Susuhunan, yaitu sebutan bagi orang yang ditinggikan atau dihormati dalam masyarakat karena kedudukan dan jasanya.
Raden Rahmat adalah putra Sunan Gresik, salah seorang Wali Songo yang pertama kali menyebarkan agama Islam ke Jawa.
Raden Rahmat dikenal sebagai Sunan Ampel karena menjadikan desa Ampel di Surabaya sebagai basis penyebaran Islam dan tempat tinggalnya.
Di desa ini, Raden Rahmat membangun masjid dan mendirikan pesantren, yang menjadi pusat pembelajaran yang berpengaruh di nusantara.
Oleh karena itu, Raden Rahmat dikenal penduduk setempat sebagai Sunan Ampel.
Baca Juga: Strategi Dakwah Sunan Giri
Sunan Ampel hidup pada abad ke-15 ketika masyarakat Jawa Timur masih berada di bawah pengaruh kerajaan Majapahit.
Dalam khutbahnya, Sunan Ampel mencoba merangkul masyarakat melalui pendekatan dan asimilasi.
Salah satu ajaran Sunan Ampel yang paling terkenal adalah filosofi Moh Limo, yaitu lima hal yang tidak boleh dilakukan.
Kelima hal tersebut terkait dengan perilaku menyimpang yang berkembang di era lampu lalu lintas Sunan di masyarakat, yaitu:
- main moh (bukan main)
- Moh ngombe (tidak mengkonsumsi minuman yang memabukkan)
- Moh pencuri (jangan mencuri)
- Moh Madat (Jangan Minum Opium)
- Moh Madon (tidak bermain perempuan)
Baca Juga: Biografi Sunan Gresik, Wali Songo Pertama yang Berdakwah di Jawa
Sedikit demi sedikit, Sunan Ampel berhasil memperkenalkan Islam kepada masyarakat hingga Ampel menjadi salah satu pusat penyebaran Islam di Jawa.
Setelah kematiannya, Sunan Ampel juga dimakamkan di Desa Ampel, yang sekarang terletak di Desa Ampel, Kecamatan Semampir, Surabaya.
Hingga kini, Kampung Ampel menjadi kawasan wisata religi di Surabaya yang tak pernah sepi pengunjung.
Hubungan:
- Arif, Masykur. (2016). Sanga Penjaga. Yogyakarta: Diva Pers.
dapatkan pembaruan pesan yang dipilih dan berita terkini setiap hari dari Kompas.com. Jom join grup Telegram “Kompas.com News Update” caranya klik link lalu join. Anda harus terlebih dahulu menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.
Source: news.google.com