Mengapa Malam Minggu Sama dengan Waktu Berkencan? - WisataHits
Yogyakarta

Mengapa Malam Minggu Sama dengan Waktu Berkencan?

Harianjogja.com, JOGJA-Orang Indonesia sepertinya akrab dengan anggapan bahwa akhir pekan adalah waktu untuk bercinta atau berkencan. Oleh karena itu, ada sebuah lagu berjudul “Sedap Betul” yang memiliki lirik tentang malam Minggu.

“Malam akhir pekan yang panjang, malam yang menyenangkan untuk berkencan”. Ini adalah sepenggal lirik lagu yang dinyanyikan oleh Jamal Mirdad.

Minggu malam, yang dianggap sebagai waktu untuk berkencan, masih digunakan oleh anak muda hingga saat ini. Mereka menyempatkan diri untuk bersenang-senang dengan kekasihnya pada Sabtu malam (Minggu malam).

Jadi dari mana asumsi bahwa Minggu malam adalah waktu untuk berkencan?

Indonesia menetapkan hari Minggu sebagai hari libur nasional. Orang mengenalnya dengan istilah akhir pekan atau akhir pekan yang dimulai dari Sabtu malam (karena seseorang sebenarnya masih bekerja pada Sabtu pagi) hingga Minggu.

Dilaporkan oleh ruang tunggu, Revolusi Industri yang berkembang pesat sejak James Watt menemukan mesin uap, memainkan peran penting dalam budaya kerja masyarakat modern. Dulu orang bekerja hanya dengan kekuatan otot dan menghafal kondisi alam, kini hadirnya mesin sudah mulai mengurangi beban kerja dan meningkatkan produktivitas usaha.

Baca juga: 15 Rekomendasi Wisata Malam di Jogja

Dulu, pekerja hanya memiliki satu hari libur, yaitu hari Minggu. Yah, hanya satu hari libur menyiksa bagi banyak pekerja. Kemudian lahirlah praktik “Senin Suci”, meracuni para pekerja di Inggris. Senin Suci merupakan “tradisi bolos” pada hari Senin yang sudah ada sejak abad ke-17. Hari-hari ketika para pekerja secara sadar mengambil cuti untuk melanjutkan istirahat atau bersenang-senang. Gerakan ini merupakan bentuk protes terhadap kapitalisme wirausaha.

Mereka menyadari bahwa orang yang mereka pekerjakan bisa bersenang-senang setiap hari. Dari situ, para pekerja menuntut “kesetaraan” apalagi dalam praktiknya, beban kerja mereka lebih berat dan melelahkan fisik. Gerakan ini kemudian menyebar ke seluruh Eropa. Banyak pekerja yang mengungkapkan rasa lelahnya dengan minum, sabung ayam, dan hiburan lainnya. Bahkan ada lagu rakyat abad ke-18 dari Sheffield, Inggris, berjudul ‘The Jovial Cutler’, yang menggambarkan semangat juang kelas pekerja dan sekaligus menjadi lagu kaum buruh saat perayaan Senin Suci.

Pertama, pemilik usaha mulai paham ketika ada pekerja yang bolos kerja di hari Senin. Seiring waktu, perusahaan melihat penurunan produktivitas dan ancaman gerakan bawah tanah yang semakin masif. Mereka mulai mencari solusi agar pekerja bisa kembali bekerja dengan disiplin, namun tetap tidak kehilangan hak libur.

Sebuah solusi ditemukan untuk menetapkan Sabtu dan Minggu sebagai akhir pekan gratis. Meski pada awalnya Sabtu tidak langsung menjadi hari libur, melainkan setengah hari kerja. Mengapa hari Sabtu? Karena di masa lalu, banyak serikat pekerja menuntut agar hari Sabtu harus menjadi hari libur. Salah satunya adalah kelompok Early Closing Association yang didirikan pada tahun 1842.

Klub meminta waktu luang pada Sabtu sore. Lobi bekerja setengah hari pada hari Sabtu, yang berarti pekerja bekerja berjam-jam pada hari Senin. Pasalnya, hari Sabtu (Sabat) dan Minggu, selain meminimalkan aktivitas tidak berguna yang sering dilakukan para pekerja di hari Senin Suci, juga merupakan hari-hari ibadah bagi para pekerja di Eropa yang mayoritas beragama Yahudi dan Katolik.

Spesifikasi peraturan ini dengan demikian telah diperluas ke semua sektor industri di dunia. Namun, hal ini tidak menjamin bahwa pengusaha industri mempraktekkannya dengan tepat.

Dilaporkan oleh Sciencepedia, Di era globalisasi, peraturan di bidang ekonomi dan pekerjaan menjadi lebih umum. Sampai akhirnya diputuskan akhir pekan pada hari Sabtu dan Minggu. Tidak hanya di bidang pekerjaan, berbagai institusi pendidikan juga menganut aturan ini agar anak sekolah dan pelajar yang juga kaum muda bisa berlibur.

Seiring berjalannya waktu, Minggu malam dianggap bukan hanya momen yang tepat untuk melepas penat setelah seminggu bekerja, tapi juga untuk bercinta. Rutinitas hari kerja yang padat terkadang bisa membuat kita tidak bisa berkumpul dengan orang-orang terkasih. Maka wajar jika Minggu sore adalah waktu yang tepat untuk melepas rindu.

Jadi romantisasi malam Minggu ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah hari libur.

Source: lifestyle.harianjogja.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button