Jawa Tengah

Mendorong siswa untuk mencintai atraksi lokal

RADARSOLO.ID – Siswa SD dan SMP di Bumi Sukowati perlu dibiasakan dengan tempat wisata lokal. Agar kelak bisamerek Wisata di Sragen untuk masyarakat umum. Seperti disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng Pramestuti baru-baru ini saat memantau kegiatan di fasilitas wisata religi Gunung Kemukus.

Agustina menekankan kerja sama dengan Dinas Pendidikan (disdik) terkait pengembangan pariwisata. Diantaranya melalui program setelah pelajaran atau ekstrakurikuler (ekskursif) untuk siswa SD dan SMP. Dengan mengunjungi tempat-tempat wisata lokal.

“Anak-anak dibuat untuk mengenali pariwisata di sekitar mereka. Saya pikir itu langkah yang bagus. Mulai dari siswa SD dan SMP,” ujarnya.

Setelah pengenalan wisata lokal, siswa dibimbing untuk memperkenalkannya. Bisa dengan media sosial yang dimiliki setiap anak.

“Branding adalah salah satu kekuatan pemasaran. Jika Anda tidak bangga dengan pariwisata lokal, bagaimana Anda bisa menyampaikannya kepada orang lain? Apalagi jika Anda belum pernah ke sana,” katanya.

Selain itu, siswa juga harus dikenalkan dengan budaya lokal. Mari kita ambil gamelan sebagai contoh. Tidak semua mahasiswa di Bumi Sukowati menyimpannya.

“Misalnya, mereka diajak mengunjungi pusat budaya yang ada gamelannya. Setidaknya selama 6 tahun di sekolah dasar saya diajari bermain gamelan satu atau dua kali,” pintanya.

Diakui Agustina, berbagai upaya tersebut merupakan bagian dari implementasi kurikulum mandiri. Didukung dengan kebijakan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

“Sekarang aturan relaksasi BOS sudah keluar. Dapat digunakan untuk kegiatan peningkatan kualitas siswa. Itu nadanya. Saya pikir itu bagus. Selama kepala sekolah yang bertanggung jawab,” perintahnya. (din/fer/bendungan)

RADARSOLO.ID – Siswa SD dan SMP di Bumi Sukowati perlu dibiasakan dengan tempat wisata lokal. Agar kelak bisamerek Wisata di Sragen untuk masyarakat umum. Seperti disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng Pramestuti baru-baru ini saat memantau kegiatan di fasilitas wisata religi Gunung Kemukus.

Agustina menekankan kerja sama dengan Dinas Pendidikan (disdik) terkait pengembangan pariwisata. Diantaranya melalui program setelah pelajaran atau ekstrakurikuler (ekskursif) untuk siswa SD dan SMP. Dengan mengunjungi tempat-tempat wisata lokal.

“Anak-anak dibuat untuk mengenali pariwisata di sekitar mereka. Saya pikir itu langkah yang bagus. Mulai dari siswa SD dan SMP,” ujarnya.

Setelah pengenalan wisata lokal, siswa dibimbing untuk memperkenalkannya. Bisa dengan media sosial yang dimiliki setiap anak.

“Branding adalah salah satu kekuatan pemasaran. Jika Anda tidak bangga dengan pariwisata lokal, bagaimana Anda bisa menyampaikannya kepada orang lain? Apalagi jika Anda belum pernah ke sana,” katanya.

Selain itu, siswa juga harus dikenalkan dengan budaya lokal. Mari kita ambil gamelan sebagai contoh. Tidak semua mahasiswa di Bumi Sukowati menyimpannya.

“Misalnya, mereka diajak mengunjungi pusat budaya yang ada gamelannya. Setidaknya selama 6 tahun di sekolah dasar saya diajari bermain gamelan satu atau dua kali,” pintanya.

Diakui Agustina, berbagai upaya tersebut merupakan bagian dari implementasi kurikulum mandiri. Didukung dengan kebijakan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

“Sekarang aturan relaksasi BOS sudah keluar. Dapat digunakan untuk kegiatan peningkatan kualitas siswa. Itu nadanya. Saya pikir itu bagus. Selama Kepala Sekolah yang memimpin,” perintahnya. (din/fer/bendungan)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button