Memberdayakan Desa Melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat yang Inovatif Bagi Mahasiswa Universitas Jember - WisataHits
Jawa Timur

Memberdayakan Desa Melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat yang Inovatif Bagi Mahasiswa Universitas Jember

Jember, Jawa Timur (ANTARA) – Pemerintah menjadikan desa sebagai salah satu poros utama pembangunan. Jumlah transfer anggaran ke dana daerah dan dana desa (TKDD) terus meningkat dari tahun ke tahun.

Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menyatakan bahwa desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat dan berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan/atau hak tradisional. mengelola dalam sistem yang diakui dan dihormati oleh pemerintah negara kesatuan Republik Indonesia.

Setiap desa tentunya memiliki potensi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan warganya, walaupun masih ada desa yang membutuhkan dukungan untuk dapat meneliti, menemukan dan mengembangkan potensi tersebut dengan baik.

Universitas Jember menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) berkala “Membangun Desa” periode kedua tahun ajaran 2021/2022, yang memberikan tugas kepada ribuan mahasiswa untuk menggali potensi dan memberikan solusi atas permasalahan desa, dimana para mahasiswa hidup ditempatkan.

Sebanyak 2.294 mahasiswa KKN Universitas Jember disebar di 229 desa yang tersebar di beberapa kecamatan, yakni Kabupaten Bondowoso sebanyak 1.342 mahasiswa, Situbondo sebanyak 460 mahasiswa, Kabupaten Lumajang 452 mahasiswa, dan hingga 40 mahasiswa ditempatkan di Kabupaten Pasuruan.

Sementara yang diterjunkan di Kabupaten Jember lebih banyak yakni mencapai 2.480 mahasiswa yang tersebar di 248 desa yang tersebar di 31 kecamatan, mereka bergabung dengan mahasiswa lain di beberapa perguruan tinggi di Jember.

Topik KKN yang digarap mahasiswa antara lain kewirausahaan dan pengembangan pariwisata, mengolah sampah menjadi rupiah, mengatasi stunting, meningkatkan sanitasi, membentuk desa tahan bencana, mensosialisasikan keterampilan desa, dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kemajuan desa.

Kuliah kerja nyata yang diikuti oleh mahasiswa tingkat akhir di berbagai daerah selama satu bulan memunculkan kreativitas masing-masing kelompok dari satu sama lain tentunya, seperti: B. produk olahan, kerajinan dan potensi lainnya. Misalnya Novario Wahyu, salah satu peserta KKN Universitas Jember, dan teman-temannya di Desa/Kecamatan Sukosari, Kabupaten Bondowoso yang memiliki sentra tembakau.

Karena tembakau merupakan salah satu produk desa, maka ide untuk membuat pestisida herbal dari tembakau yang ditolak atau rusak disosialisasikan dengan cara yang sangat sederhana. Cukup giling tembakau dan campur dengan deterjen dan air, lalu diamkan semalaman dan saring sebelum digunakan untuk menyemprot tanaman.

Setelah dicoba dan berhasil. Para siswa kemudian mengajari petani di desa Sukosari cara membuat dan menggunakan pestisida herbal berbahan dasar tembakau, dan sudah banyak petani yang menggunakannya.

Meski pemasaran masih terfokus di kalangan internal Desa Sukosari, mahasiswa peserta KKN di desa berharap inovasi ini bisa menggerakkan roda perekonomian desa. Selain itu, pemerintah telah menghapus subsidi untuk beberapa jenis pupuk, sehingga dapat menjadi solusi alternatif untuk mengatasi dampak pencabutan subsidi pupuk.

Terobosan inovasi yang tak kalah menarik juga dilakukan oleh mahasiswa peserta KKN di Desa Mangli Wetan Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso yang mendampingi warga sekitar membuat genteng ampas tebu.

Desa Mangli Wetan merupakan salah satu desa penghasil tebu dimana biasanya bahan baku tebu dikirim ke Pabrik Gula Prajekan Bondowoso untuk diolah menjadi gula pasir dan biasanya ampas tebunya dibuang begitu saja oleh warga sekitar.

M. Zachrie dan kawan-kawan melihat potensi limbah tebu untuk diolah menjadi barang yang bernilai ekonomis yaitu produksi ampas tebu sebagai bahan pembuatan genteng.

Proses pembuatan ampas tebu menjadi genteng juga tidak terlalu rumit yaitu ampas tebu dihaluskan dan disaring kemudian dicampurkan ke dalam campuran bahan untuk membuat genteng, dan ampas tebu diharapkan dapat mengurangi takaran semen sekaligus memperkuat struktur genteng.

Terobosan inovasi tersebut juga disambut baik oleh warga Desa Mangli Wetan, sehingga pendapatan warga meningkat dengan mengolah limbah ampas tebu yang biasanya hanya digunakan sebagai bahan bakar namun kini dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan genteng.

Berurusan dengan dwarfisme

Fahrur Rozi tidak hanya menggali potensi desa melalui produk unggulan dan keindahan alam desa, namun juga bersama sejumlah peserta KKN lainnya dari Universitas Jember berupaya mengatasi sejumlah permasalahan yang muncul di desa, di mana mereka telah digunakan, seperti mengobati kasus stunting di Desa Bantal, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Bondowoso.

Berbagai program penurunan kasus stunting dengan pengetahuan dan wawasan yang sudah dimiliki mahasiswa peserta KKN juga bermitra dengan perangkat desa setempat, sehingga diharapkan berbagai program tersebut dapat membantu desa mengurangi kasus stunting.

Begitu pula Shinta Ridziyatu dan kawan-kawan yang berusaha mengatasi masalah stunting sekaligus memperbaiki pola makan nugget lele bagi warga Desa Tarum, Kecamatan Prajekan, Kabupaten Bondowoso.

Banyak penduduk desa setempat yang membudidayakan ikan lele, tetapi hanya dijual begitu saja dan tidak memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Oleh karena itu, mahasiswa KKN Universitas Jember mengajak warga untuk makan nugget lele, karena pengolahan nugget membuat bentuk dan rasanya lebih menarik terutama untuk anak-anak.

Dengan adanya nugget ikan lele dapat menjadi alternatif pilihan makanan bagi anak-anak di Desa Tarum yang diharapkan dapat mengurangi kejadian stunting yang dapat mempengaruhi kecerdasan anak.

Berbagai inovasi dan terobosan kreatif ribuan mahasiswa pelaksana KKN akan dipamerkan dalam KKN Expo Periode II 2022 yang akan diselenggarakan pada 27 Agustus 2022.

Pameran ini diadakan untuk memastikan program pengabdian masyarakat berjalan dengan baik dengan memamerkan hasil inovasi dan program yang dilaksanakan di desa, seperti inovasi berbasis potensi desa yang bisa berupa solusi atas permasalahan yang muncul melalui masyarakat pedesaan.

Dengan pendampingan mahasiswa yang memberikan kuliah tentang kerja nyata diharapkan dapat mengembangkan potensi desa sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan menginspirasi warga desa untuk berinovasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Selain itu, diharapkan dukungan mahasiswa dalam mengatasi berbagai permasalahan seperti pertumbuhan terhambat, perbaikan sarana sanitasi yang buruk, pembentukan desa tahan bencana, rendahnya literasi, teknologi informasi dan komunikasi akan meningkatkan kemajuan desa. Kegiatan ini dirancang untuk menginspirasi setiap desa untuk menggali potensinya guna mendukung kesejahteraan masyarakatnya.

Penerbit : Slamet Hadi Purnomo
HAK CIPTA © ANTARA 2022

Source: www.antaranews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button