Memanfaatkan pasar tradisional Bandung sebagai ruang kreatif anak muda - WisataHits
Jawa Barat

Memanfaatkan pasar tradisional Bandung sebagai ruang kreatif anak muda

Ini tempat nongkrong modern yang keren

Bandung (ANTARA) – Kota Bandung, Jawa Barat dikenal sebagai destinasi wisata dengan beragam kuliner yang enak dan unik.

Selain itu, wisatawan juga dapat menemukan permata tersembunyi di kota Bandung yang menarik untuk dijelajahi. Hidden Gem adalah sebutan untuk sebuah tempat yang belum banyak diketahui orang.

Salah satu hidden gem di kota kembang yang bisa dikunjungi wisatawan khususnya kaum milenial adalah The Hallway Space atau Lorong Kosambi.

Lokasinya di Pasar Kosambi, Bandung. Tempat ini berada di pasar tradisional yang biasa didatangi ibu-ibu.

Namun keberadaannya telah mengubah wajah Pasar Kosambi menjadi tempat berkreasi bagi anak muda untuk bertemu atau hang out di Bandung.

Tempatnya tersembunyi karena ketika pengunjung tiba di Pasar Kosambi, hal pertama yang mereka lihat adalah pintu masuk utama ke pasar tradisional.

Di pasar tradisional tidak ada penandaan khusus yang mengarah langsung ke tempat anak muda berkreasi.

Namun, bagi yang baru pertama kali berkunjung ke tempat unik ini, Anda cukup berjalan lurus dari pintu samping sektor kanan Pasar Kosambi, setelah menemukan tangga sekaligus pintu masuk lorong.

Ruang kreatif di lokasi ini mulai beroperasi pada awal tahun 2020 dan telah dirintis sejak tahun 2018.

Di dalam bangunan seluas kurang lebih 1.400 meter persegi ini, pengunjung akan menemukan 140 toko yang menawarkan berbagai produk dari industri kreatif, mulai dari fashion, masakan, musik, kerajinan tangan hingga otomotif.

Bagian tengah terdiri dari lima lorong utama dan menampilkan berbagai kios mode, hobi, dan gaya hidup seperti salon, aksesori, dan dekorasi rumah.

Kemudian deretan kedai makanan dan minuman mengelilingi toko-toko dan ada area lain yang disiapkan untuk pertunjukan musik dan tempat untuk pameran seni atau foto.

Fashion dan makanan menjadi tenant dominan di Kosambi Hallway.

Ada toko yang menawarkan berbagai jenis pakaian siap pakai seperti kaos, sweater, topi, ransel hingga celana.

Pemilik toko Hendra mengatakan tokonya sudah merasakan dampak buruk dari pandemi COVID-19.

Saat wabah virus corona sampai di Indonesia, toko tempat dia bekerja dan toko lainnya terpaksa tutup sementara.

Alhamdulillah wabah Corona mereda di tahun 2021 sehingga kami bisa berjualan kembali.

Sementara itu, pemilik gerai kuliner Srikandi Herbatari mengatakan, sebelum membuka gerai di Lorong Kosambi, ia termasuk salah satu anak yang nongkrong di ruang kreatif.

Bisnis kuliner ini sudah berjalan sejak tahun 2021. Namun, sebelum membuka toko di sini, dia adalah seorang anak yang sudah berkeliaran di sekitar Lorong sejak dibuka. Jadi dia terus mengawasi tempat ini karena cocok dengan target pasar untuk bisnis kulinernya.

Dikenal sebagai Srikandi, Cici merekomendasikan Lorong Kosambai bagi wisatawan yang belum pernah ke sini. Ini adalah ruang kreatif dengan beragam produk kreatif, sehingga patut dikunjungi bagi wisatawan yang menyukai industri kreatif.

Astuti (25 tahun) asal Jakarta punya pengalaman tak terlupakan saat mengunjungi Lorong Kosambi. Datang bersama temannya, ia merasakan sensasi baru mengunjungi pasar tradisional.

Ia mengaku baru pertama kali menemukan tempat pertemuan para pelaku industri kreatif di pasar tradisional.

Dari luar, katanya, sebenarnya suasana pasar tradisional, tetapi berjalan menaiki tangga untuk sampai ke sini, ke lorong, suasana langsung berubah 180 derajat.

“Ini tempat nongkrong modern yang keren,” kata Astuti.

Di dalam Koridor Kosambi, pengunjung dapat menelusuri berbagai makanan dan minuman hingga barang-barang vintage atau antik seperti kaset dari berbagai musisi dalam dan luar negeri di era 90-an.

Pasang surut

Menciptakan ruang kreatif bagi anak muda di pasar tradisional bukanlah perkara mudah. Penggagas The Hallway Space, Rilly Robbi Gusadi, juga merasakan hal tersebut.

Pada tahun 2017, Rilly awalnya menggunakan lantai dua Pasar Kosambi untuk membuat sepatu lokal yang ia jual secara online

Ia menemukan lantai dua pasar Kosambi yang menjadi cikal bakal ruang kreatif itu sepi dan ramai hanya satu bulan dalam setahun.

Rilly kemudian memutar otak untuk membuat dampak signifikan di lantai dua pasar tradisional.

Akhirnya ia memutuskan untuk mengungkapkan idenya di pasar tradisional.

Tahun 2019, Rilly dan beberapa teman memperbaiki lantai dua Pasar Kosambi secara mandiri, mengandalkan teman-teman yang ingin membuka toko di sana.

Rilly dan teman-temannya masih melakukan pekerjaan konstruksi karena kendala keuangan, mis. B. mengangkat batu bata, semen dan lain-lain.

Namun dia optimistis bisa mengubah pasar tradisional menjadi lebih baik.

Berbagai kendala harus diatasi dalam pembangunan Balai Kosambi.

Seperti pada pertengahan tahun 2019, terjadi kebakaran di Pasar Kosambi.

Kemudian, pada tahap kedua pembangunan Koridor Kosambi, pandemi COVID-19 juga dibatasi, yang berimbas pada proses penyempurnaan ruang kreatif.

Namun Rilly dan pemuda tangguh dan kreatif itu berhasil melewati semua rintangan.

Sentuhan ide dan tangan Rilly dan kawan-kawan mulai menunjukkan hasil. Ruang kreatif di lantai Pasar Kosambi kini menjadi salah satu mesin penggerak ekonomi lokal.

Penerbit: Achmad Zaenal M

Penerbit: Achmad Zaenal M
HAK CIPTA © ANTARA 2022

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button