Memacu adrenalin di Kali Pusur, yang dulu dahsyat, kini ratusan orang berkunjung setiap hari - WisataHits
Jawa Tengah

Memacu adrenalin di Kali Pusur, yang dulu dahsyat, kini ratusan orang berkunjung setiap hari

INDOZONE.ID – Sungai memiliki banyak keunggulan, antara lain sebagai penampung air hujan, sebagai sarana irigasi pertanian, jika sungainya besar dapat digunakan untuk pembangkit listrik atau sebagai sarana transportasi.

Ada beberapa sungai yang sangat terkenal di Klaten Jawa Tengah yaitu Sungai Pusur, Sungai Dengkeng, Sungai Ujung dan lain-lain.

Untuk Kali Pusur, panjangnya sekitar 30 kilometer. Terbentang di tiga kabupaten. Mulai dari hulu dari Desa Pager Jurang, Kecamatan Musuk, Boyolali, Kabupaten Klaten hingga ke hilir hingga ke wilayah Kabupaten Sukoharjo.

Kerennya, di Klaten sendiri ada 5 komunitas yang memanfaatkan jernihnya aliran Kali Pusur.

waktu hentiTur Kali Pusur River Tubing (Z Creators/Edelweis Ratushima)

Sungai yang telah lama diganggu, terdegradasi dan menjadi tempat pembuangan sampah, perlahan mulai berubah.

Komunitas pertama yang memanfaatkan Sungai Pusur adalah River Tubing Pusur Adventure (Dukuh Jragan, Desa Wangen, Polanharjo), Rivermoon (Karanglo, Polanharjo), Sungai Cokro (Kecamatan Tulung), Watu Kapu Wareng (Desa Wangen, Polanharjo), dan Taman Banyu Gemblinding (Desa Karanglo, Polanharjo).

River tubing pertama kali lahir adalah River Tubing Pusur Adventure (RTPA).

waktu hentiMenyusuri sungai cepat dengan ban dan jaket pelampung (Z Creators/Edelweis Ratushima)

Yang banyak berperan adalah Aris Wardaya dan kawan-kawan.

Aris mengatakan hal pertama yang harus dilakukan adalah membersihkan sungai agar sampah tidak menumpuk.

“Saat membersihkan sungai, saya mendapat gambaran bagaimana jika sungai ini dijadikan sebagai tabung aliran,” kata Aris.

Ide river tubing akhirnya terwujud pada tahun 2015 dan ledakan pada tahun 2018.

Keberhasilan RTPA telah mendorong orang lain untuk mengikuti jejaknya. Akhirnya, 5 komunitas bekerja di lahan basah.

Kebersihan sungai erat kaitannya dengan kepedulian terhadap sampah.

Di Watu Kapu pernah ada program bayar dengan sampah. Misalnya kardus, kertas, plastik dan sampah kering lainnya. Tanpa harus mengeluarkan uang sepeser pun, pengunjung bisa mandi dengan senang hati.

Dan yang terakhir menggunakan sungai Pusur adalah Banyu Gemblinding Park (TBG) di desa Karanglo.

pergi ke sungaiBerjalan di sepanjang Kali Pusur, tur akhir pekan yang sibuk (Z Creators/Edelweis Ratushima)

TBG dikelola oleh Karanglo Mandiri Karang Taruna pada tahun 2018. Baru setahun, semua sektor terkena Covid-19. Kemudian banjir bandang melanda pada tahun 2020 sehingga 2 paviliun Rs 25 juta yang berdiri di tepi sungai juga ikut hanyut.

“Sekarang TBG sudah mulai bangkit lagi, tapi juga dengan modal yang besar,” kata Ketua Karanglo Mandiri Karanglo Mandiri Waskito Hadi Utomo saat ditemui di sungai.

Kenapa dengan modal besar? Karena investasi sebelumnya berupa ban, pelampung dan helm rusak. Barang-barang ini menumpuk di luar Covid-19 terlalu lama, sehingga rapuh.

“Memang diperlukan peralatan yang aman untuk pipa aliran,” tambah Eko Supriyanto, Koordinator Teknis.

Uut menjelaskan, begitu Waskito Hadi Utomo sering disapa, setidaknya ada 100 orang yang berkunjung ke sini setiap akhir pekan.

“Disini gratis, bagi pengunjung yang hanya ingin duduk-duduk menikmati gemericik air dan membawa bekal makan siang sendiri, kami perbolehkan,” tambah Uut.

Di Rivermoon yang dikelola oleh BumDes dan pihak swasta, fasilitasnya pun semakin lengkap. Ada restoran, gedung serbaguna yang bisa disewa untuk pertemuan atau pernikahan, outbond dan tentunya river tubing.

waktu hentiJaket pelampung untuk Kali Pusur (Z Creators/Edelweis Ratushima)

Anda tidak perlu membeli tiket di tempat ini. Namun, jika ingin melakukan river tubing, Anda harus membayar sesuai paket.

Harga tiketnya berkisar antara Rp 30.000 hingga Rp 100.000 sekali jalan. Harga makanan dan minuman di tempat ini juga cukup murah atau terjangkau. Dari harga Rp 10.000 hingga Rp 50.000.

Sungai Pusur ini memiliki air yang sangat jernih, penuh bebatuan, banyak terdapat pohon bambu di tepiannya, sehingga tentunya sangat rindang dan cocok untuk refreshing.

Traveling tidak harus mahal, kan? Yang penting happy, belanja menyesuaikan saja. Terakhir, ada paket murah yang bisa kita pilih.

Salah satu pengunjung, Anita dari Purbolinggo, Jawa Timur, mengaku takjub dengan kejernihan Sungai Pusur. Kebetulan dia kuliah solo di Universitas Sebelas Maret (UNS), jadi tidak terlalu jauh dari Klaten. Sekitar 40 kilometer.

“River tubing sangat menyenangkan di sini. Tiketnya murah, makanan dan minumannya juga murah. Airnya jernih, dingin, segar,” kata Anita senang.

Pengunjung lain, Rima Melati dari Boyolali, mengaku awalnya takut saat hendak menyeberangi sungai. Tetapi begitu Anda merasakan air segar, rasa takut itu berangsur-angsur hilang dan rileks.

“Airnya sangat segar di sini. Awalnya saya takut, tapi setelah beberapa meter saya bisa santai di atas ban, sungguh menyenangkan,” kata Rima.

Kini setelah Sungai Pusur dimanfaatkan untuk pariwisata, kebiasaan masyarakat membuang sampah ke sungai sudah hilang.

Warga rutin bergotong royong menjaga sungai.

Kegiatan ini juga rutin dilakukan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah Klaten (BPBD).

Ketua Yayasan Lestari Sungai Indonesia Danang Heri Subyantoro menyatakan bahwa kita semua perlu menjaga sungai. Karena sungai adalah hidup kita.

“Merawatnya berarti kita mengembalikan sungai ke fungsi aslinya. Sungai merupakan habitat satwa, tumbuhan, dan endemik yang ada,” jelas Danang.

Yang penasaran datang ke Klaten dan menikmati kesegaran airnya. Pasti membuat ketagihan!

Artikel menarik lainnya:

Buat cerita lucumu sendiri dan dapatkan berbagai hadiah menarik! Mari bergabung Z Pencipta dengan mengklik di sini.

Z PenciptaZ Pencipta

Source: www.indozone.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button