Jawa Tengah

Melihat pesta Pora menyambut tembakau dan kopi ke Temanggung

temanggung

Temanggung adalah salah satu daerah penghasil tembakau terbesar di dunia. Nah, ada festival unik terkait produk utamanya.

Selama ini kalau bicara pariwisata Jawa Tengah, mungkin sebagian orang akan cepat menyebut Semarang, Magelang, dan Solo. Padahal Temanggung ternyata memiliki potensi wisata alam dan budaya yang tak kalah menarik.

Daerah yang terletak sekitar 60 kilometer dari Semarang ini dikenal sebagai penghasil kopi dan khususnya tembakau nomor satu di dunia. Nah, setiap kali masyarakat atau petani kopi dan tembakau memulai musim tanam atau panen, biasanya mereka mengadakan pesta sendiri.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Saat saya berkunjung ke Temanggung akhir pekan lalu, kebetulan ada Festival Panen Kopi Wiwit Mbako yang diadakan pada 19-21 Agustus 2022. Festival ini sangat spesial karena baru diadakan lagi setelah 2 tahun rehat.

Dimungkinkan juga untuk mengadakan festival di alun-alun jika kondisi membaik untuk pandemi Covid-19. Tidak heran ribuan orang tuplek blek ada, dari anak-anak, remaja hingga orang tua.

Selama tiga hari berturut-turut, repertoar kesenian tradisional dipentaskan di sekitar awal panen tembakau dan kopi. Acara ini merupakan puncak dari acara Wiwit Harvest Mbako sebelumnya yang diadakan di tiga gunung yaitu Sumbing, Sindoro, Prau.

Wiwit Mbako Festival Panen Kopi Temanggung (Foto: Maz Cuplis/Spesial)

Festival Panen Kopi Wiwit Mbako berarti masyarakat Temanggung sudah mulai memanen tembakau dan memasuki musim panen kopi bersama para petani kopi.

Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, upacara ini dilakukan dengan berbagai landai atau simbol Uba seperti kopi ceri, kopi hijau, lesung dan lain-lain.

Pada Jumat (19/8/2022) pertunjukan seni tradisional oleh 7 kelompok seni berlangsung setelah Ashar hingga menjelang magrib, kemudian setelah Isya hingga tengah malam. Ketujuh kesenian tersebut antara lain jaran kepang, soreng, topeng ireng, konser dan ndolalak.

Desain panggung dipentaskan secara artistik dengan rig tembakau dan dilengkapi dengan pencahayaan untuk mendukung penampilan para pemain, yang bertujuan untuk membawa sentuhan modern pada pertunjukan tradisional ini.

Pada hari kedua, Sabtu (20/822), Jaran Kepang dan Topeng Ireng kembali digelar pada sore hari hingga menjelang maghrib. Malam harinya ada pertunjukan Ketoprak dengan lakon “Nggayuh Wahyuning Mbako” yang menceritakan kisah cinta legenda Roro Mendut dan Pronacitro.

Festival Wiwit Panen Kopi MbakoWiwit Mbako Festival Panen Kopi Temanggung (Foto: Maz Cuplis/Spesial)

Pada hari terakhir, Minggu (21.8.2022), prosesi “Wilujengan Panen Mbako” berlangsung. Upacara dimulai di Pengdopo Pengayoman dengan menekan daun tembakau dari tiga gunung, Sumbing, Sindoro, Prau. Diambil bersama dengan air dan bumi dari tiga gunung.

Dari Pendopo, Bupati Muhammad Al Khadziq berjalan menuju alun-alun sebagai “Pangarso Tani”, diikuti rombongan tiga tumpeng yang secara harfiah melambangkan tiga gunung di Kabupaten Temanggung. Di belakangnya, enam petani membawa cacak (alat cangkul manual), diikuti oleh biyung tani (ibu petani), yang diminta membawa tembakau matang dari pendopo.

Baris berikutnya, para petani kopi membawa kopi glondong. Dalam rombongan, Forkompimda ikut serta berjalan dari pendopo menuju alun-alun diiringi lagu Temanggung Tersenyum.

Sesampainya di panggung, bujur sangkar diletakkan di tempat yang telah ditentukan yaitu di atas panggung dan diadakan tiga kepang untuk meletakkan cacak (alat cangkul) dari ketiga gunung tersebut, kemudian disatukan dengan alu yang merupakan simbol dari kopi. petani.

Usai doa bersama, sekitar 5.000 petani tembakau dan kopi hadir dan menyantap 1.000 ingkung ayam dan tumpeng bersama-sama. Ingkung ayam (ayam yang dimasak utuh tanpa dipotong-potong) dan tumpeng dibawa ke Temanggung oleh kelompok tani dari 20 kecamatan.

Artikel ini dikirimkan oleh pembaca Elvy Yusanti dan telah dimodifikasi oleh editor seperlunya.

Tonton video “Nikmati keindahan 7 gunung Embung Bansari Temanggung”.
[Gambas:Video 20detik]
(mis./msl)

Source: travel.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button