Mega proyek agrowisata Tamansuruh Banyuwangi menggunakan kayu desa - WisataHits
Jawa Tengah

Mega proyek agrowisata Tamansuruh Banyuwangi menggunakan kayu desa

TIME INDONESIA, BANYUWANGI – Mega Proyek Agrowisata Tamansuruh di Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur menggunakan kayu desa sebagai bahan baku, yang juga dikenal sebagai kayu lokal. Proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR RI) senilai Rp 25.799.694.800,- membeli pasokan kayu dari pedagang kayu lokal.

Demikian disampaikan staf proyek yang dilakukan PT Lingkar Persada.

“Bahan kayunya pakai kayu lokal, tapi ada spesifikasinya,” kata seorang pekerja yang enggan disebutkan namanya, Selasa (8/9/2022).

Bersama PT Lingkar Persada sebagai Kontraktor Eksekutif. PT Delta Buana Consultant dan PT Sigma Rekatama Consulindo-KSO juga terlibat sebagai manajemen konstruksi dalam mega proyek yang didanai DIPA (Daftar Pelaksanaan Anggaran) Kementerian PUPR RI 2021 ini.

Penggunaan kayu desa atau kayu lokal dalam proses pembangunan proyek Agrowisata Tamansuruh menimbulkan pertanyaan. Apakah konsep kearifan lokal dalam pembangunan termasuk bahan baku bangunan? Apakah spesifikasi bahan baku kayu dalam mega proyek Kementerian PUPR RI menyebutkan penggunaan kayu desa atau kayu lokal?

Bukan rahasia lagi bahwa kualitas kayu desa atau domestik seringkali di bawah standar. Bisa jadi karena kayunya kurang kering, karena sudah lama tidak ditebang. Dan itu mempengaruhi kualitas dan umur panjang bangunan.

Sementara itu, mandor megaproyek Agrowisata Tamansuruh Dian mengaku pihaknya kesulitan mendapatkan bahan baku kayu dan genteng. Namun, dia mengelak jika proyek Rp25.799.694.800 itu menggunakan kayu dari desa sebagai bahan baku.

“Kayu Ulin,” katanya.

Namun, ketika ditanya dari mana kayu Ulin itu berasal, dia menjawab dengan limpahan informasi. Pertama Dian mengatakan kayu Ulin didatangkan dari Semarang. Tak lama kemudian, ia juga menceritakan bahwa kayu tersebut dibeli di luar Jawa.

Hasil penelusuran TIMES Indonesia, pemenang tender Agro Wisata Tamansuruh, membeli bahan baku kayu desa atau kayu lokal dari pedagang lokal. Yakni MW, warga Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah.

Menurut keterangannya sendiri, selama ini MW melayani pesanan kayu dari pengelola mega proyek Agro Wisata Tamansuruh. Ia menjual kayu mahoni, durian, dan kayu desa lainnya. Sebagai pedagang kayu kecil, maklum MW tidak memiliki stok meranti, merbau atau kapur barus.

MW mengaku menjual kayu desa atau lokal dengan harga yang relatif sangat murah kepada pelaksana mega proyek Agro Wisata Tamansuruh. Antara Rp 3,5 – 4,5 juta per kubik. Itu tergantung pada panjang atau pendeknya kayu.

**)

Dapatkan update informasi pilihan harian dari TIMES Indonesia dengan bergabung di Grup Telegram TI Update. Suka, klik tautan ini dan bergabung. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Source: www.timesindonesia.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button