Mari Donasikan Oksigen dengan Menanam Mangrove - Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur - WisataHits
Jawa Timur

Mari Donasikan Oksigen dengan Menanam Mangrove – Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur

Pembukaan festival mangrove pertama, Gubernur Khofifah: Mari bersedekah dengan menanam mangrove

Diunggah pada: 30 Agustus 2022 19:37:47 28

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat memimpin langsung operasi penanaman bibit mangrove di Kabupaten Pasuruan, Selasa (30/8/2022).

Ruang Berita Jawa Timur – Festival Mangrove pertama diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Taman Mangrove Penunggul, Kabupaten Nguling, Kab. Pasuruan, Selasa (30/8/2022). Dibuka langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, festival ini terselenggara atas kerjasama Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Yayasan Gajah Sumatera (Yagasu) dan Pemerintah Kabupaten Pasuruan.

Pada Mangrove Festival 2022 I, Gubernur Khofifah langsung memimpin aksi penanaman 1.000 bibit mangrove yang ditanam di kawasan mangrove kelompok masyarakat binaan Mukarim. Ia merupakan aktivis lingkungan peraih Kalpataru pada 2005 dan menerima Satya Lencana Bidang Pengembangan Lingkungan Hidup dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2014.

Dengan menggelar festival mangrove pertama di Jawa Timur, Gubernur Khofifah mengajak semua pihak untuk mendonasikan oksigen melalui kegiatan penanaman mangrove. Untuk itu, festival seperti ini dapat menjadi acuan bagi semua pihak dan elemen strategis di Jawa Timur untuk bersama-sama mengintensifkan gerakan penanaman mangrove. Tujuannya adalah untuk memperkuat ekosistem alam dan ketahanan lingkungan.

Menurut Gubernur Khofifah, saat ini semua negara sedang menghadapi perubahan iklim global yang menimbulkan berbagai bencana alam seperti banjir. Selain itu, mangrove memiliki keunggulan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan karbon serta dapat menghasilkan oksigen lima kali lebih banyak dibandingkan pohon yang ditanam di darat.

“Hari ini saya ingin mengatakan kepada seluruh warga Jawa Timur, ayo berikan oksigen. Oksigen yang dihasilkan oleh mangrove bisa mencapai lima kali lipat dari pohon di darat. Apalagi sekarang dunia sedang menghadapi perubahan iklim global dan mangrove memiliki produksi oksigen yang signifikan. Indonesia dan Jawa Timur memiliki garis pantai yang cukup besar. Jadi mari kita sumbangkan oksigen dengan menanam mangrove,” ujarnya.

Untuk itu, ia berharap festival mangrove ini bisa menjadi acuan untuk bercocok tanam kapan saja tanpa harus menunggu waktu. Karena perubahan iklim global terus berlanjut dan dampaknya mempengaruhi sejumlah negara di dunia.

“Jadi bisa ditanam di sini di Penunggul, tapi efek oksigennya bisa ke seluruh dunia,” katanya.

Gubernur Khofifah mengatakan, menggelar festival mangrove juga merupakan bagian dari keharmonisan hubungan manusia dengan alam. Sehingga ekosistem alam berjalan seiring dengan kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya di muka bumi ini.

“Saya melihat banyak pihak termasuk masyarakat, aktivis lingkungan dan Yagasu berkomitmen untuk penanaman mangrove ini. Tidak hanya untuk penanaman mangrove, tetapi juga untuk hilirisasi produk mangrove seperti sirup, keripik dan tie dye. Hal ini tentunya sesuai dengan komitmen para bupati/walikota di Jatim,” ujarnya.

Menurut dia, Pemprov Jatim sendiri terus melakukan upaya pemulihan ekosistem mangrove di wilayah pesisirnya. Bahkan, ia sudah berkeliling ke sejumlah daerah untuk menanam mangrove di sejumlah pesisir pantai di Jawa Timur.

Upaya tersebut perlu diintensifkan mengingat Jawa Timur merupakan provinsi dengan luas mangrove terluas baik di Jawa maupun Bali. Berdasarkan Peta Mangrove Nasional 2021 yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK), luas mangrove di Jawa Timur mencapai 27.221 hektare.

Sementara itu, total potensi mangrove di Jawa Timur seluas 51.557 hektar saat ini 47,26% berstatus padat, 46,07% berstatus sedang, dan 6,66% berstatus langka. Upaya penanaman yang melibatkan pemangku kepentingan di Jawa Timur selama 3 tahun terakhir mencapai 1.367,77 hektar dengan 5,08 juta bibit yang ditanam.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai elemen dan pemangku kepentingan di Jawa Timur, baik Pemerintah Kabupaten/Kota, UPT Pemerintah Pusat, TNI, Polri, LSM, BUMD, penggiat lingkungan dan masyarakat yang semakin intensif melakukan restorasi mangrove di beberapa tempat. lokasi di Jawa Timur. Jawa,” katanya.

Selain itu, Pemprov Jatim terus melakukan upaya pemulihan ekosistem, baik di kawasan hutan, kawasan pemanfaatan lain di Daerah Aliran Sungai (DAS) maupun ekosistem mangrove pesisir terpadu, melalui perangkat daerah terkait.

Komitmen itu, kata Gubernur Khofifah, sejalan dengan kampanye global pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK). Dimana pemerintah Indonesia memiliki target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29% menjadi 41% pada tahun 2030.

Untuk itu diperlukan langkah-langkah perintisan, inovasi dan kolaborasi untuk mempercepat pelaksanaan aksi iklim khususnya di sektor kehutanan dan tata guna lahan, khususnya dalam kegiatan budidaya pertanian.

“Memulihkan ekosistem mangrove merupakan salah satu cara mitigasi perubahan iklim dengan pola peningkatan stok karbon (PCK). Ekosistem mangrove perlu dikelola berbasis masyarakat pesisir sebagai pemangku kepentingan utama, dengan tetap memperhatikan nilai ekologi, ekonomi, dan sosial budaya setempat,” kata Gubernur Khofifah.

Menurutnya, hal ini untuk memastikan perlindungan keanekaragaman hayati, perlindungan pantai dan sumber daya pesisir. Serta meningkatkan produk yang dihasilkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.

“Mencapai tujuan ini akan membutuhkan kolaborasi multi-pihak dan dukungan kuat dari pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya. Dan Festival Mangrove Jawa Timur ke-1 ini merupakan bagian dari komitmen kita bersama. Insya Allah akan ada Mangrove Festival yang kedua di bulan Oktober,” ujarnya.

“Selain itu, Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT G20 Oktober mendatang, dan pada KTT ini antara lain akan dibahas isu perubahan iklim global. Termasuk menilai ekspansi mangrove di negara-negara G20, termasuk Indonesia,” imbuhnya.

Sementara itu, Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf mengatakan upaya pengamanan kawasan pesisir dari abrasi sangat penting. Selain dampak ekologis, optimalisasi lahan mangrove memiliki dampak sosial ekonomi yang baik.

“Kami sudah memiliki 7.797 rumah tangga nelayan atau RTP. Belum lagi kami menampung 1.722 RPT pembudidaya tambak, masyarakat, buruh garam, pengolah dan pemasar perikanan. Anda semua akan merasakan efek dari jenis kegiatan ini. Belum lagi potensi ekowisata yang ada,” ujarnya.

Untuk itu, Irsyad mengatakan kehadiran tempat wisata Taman Mangrove Penunggul sangat membanggakan. Terutama karena fasilitas seperti jogging track dan paviliun.

“Mohon doanya. Kami juga meminta dukungan Anda dalam upaya dan koordinasi kami dengan Kementerian ATR BPN untuk negara yang kami dukung kegiatannya. Semoga kita bisa lebih mengoptimalkan pengembangan ekowisata mangrove di sini,” pungkasnya.

Perlu diketahui bahwa Festival Mangrove Jawa Timur 2022 diselenggarakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur. Festival ini merupakan implementasi kesepakatan bersama antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Yayasan Gajah Sumatera (YAGASU) untuk memulihkan ekosistem di Provinsi Jawa Timur. Hal ini juga telah ditindaklanjuti melalui kesepakatan kerjasama antara Dinas Kehutanan Jawa Timur dalam bentuk kegiatan restorasi hutan dan lahan serta pemberdayaan masyarakat sekitar hutan.

YAGASU adalah badan amal dengan lebih dari 19 tahun pengalaman praktis dalam konservasi keanekaragaman hayati, restorasi dan perlindungan ekosistem, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Kemudian peningkatan kapasitas dan pemulihan ekonomi lokal dengan mempromosikan peningkatan pendapatan bagi masyarakat lokal melalui mata pencaharian hijau.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah juga melepas 10 burung pecuk dan ibis, ikan dan kepiting, meninjau pameran produk olahan turunan mangrove berupa makanan dan minuman, serta fashion show tie dye menggunakan pewarna alami dari tanaman mangrove. Ada juga pengobatan gratis dan vaksinasi untuk anak kecil di masyarakat sekitar kawasan mangrove.

Selain itu, Gubernur Khofifah juga menyerahkan sejumlah penghargaan pada kesempatan tersebut. Yakni, pemenang Lomba Wana-Lestari Tingkat Provinsi 2022 kategori Penyuluhan ASN, kategori Penyuluh Kehutanan Non Pemerintah (PKSM), kategori Kelompok Tani Hutan (KTH), kategori Pencinta Alam (KPA) dan Kategori Kader Pelestarian Alam ( KKA).

Kemudian penghargaan kepada Pemerintah Kabupaten atas dukungannya terhadap Bimbingan Restorasi Ekosistem Mangrove, Penyuluh Kehutanan, Penyuluh Kehutanan Non Pemerintah, Kelompok Tani Hutan, Kader Konservasi dan Kelompok Pencinta Alam di Jawa Timur.

Beberapa Bupati yang mendapatkan penghargaan antara lain Bupati Pasuruan sebagai pelatih Rehabilitasi Ekosistem Mangrove, Bupati Ponorogo, pelatih Kelompok Pencinta Alam (KPA), Bupati Mojokerto sebagai pelatih Penyuluh Kehutanan, Bupati Jombang sebagai pelatih Kelompok Tani Hutan (KTH), Bupati Pamekasan (diwakili oleh Wakil Bupati) sebagai Pembina Kader. Pelestarian Alam (KKA) dan Bupati Malang (diwakili oleh Wabup) sebagai pembimbing Penyuluh Kehutanan Masyarakat (PKSM).

Manusia rimbawan teladan Jawa Timur juga mengharumkan nama Provinsi Jawa Timur dalam Lomba Warna Lestari Nasional Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2022.

Dimana Provinsi Jawa Timur berhasil meraih juara umum dengan meraih Juara 1 untuk 4 kategori yaitu Kelompok Tani Hutan, Penyuluh Kehutanan Non Pemerintah, Kelompok Pecinta Alam dan Kader Pelestarian Alam serta Juara 2 untuk kategori Penyuluh Kehutanan ASN. Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah juga memberikan sembako kepada masyarakat sekitar. (merah)

#Khofifah Indar Parawansa #Gubernur Jawa Timur #Kabupaten Pasuruan #Penanaman bibit mangrove

Source: kominfo.jatimprov.go.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button