Manfaatkan perjalanan energi hijau, jaga kelestarian alam di destinasi wisata - WisataHits
Yogyakarta

Manfaatkan perjalanan energi hijau, jaga kelestarian alam di destinasi wisata

JAKARTA (BeritaTrans.com) – PT Aviasi Wisata Indonesia (Persero) atau Injourney berkomitmen untuk menerapkan berbagai program energi hijau di berbagai destinasi pariwisata.

Komitmen ini merupakan upaya untuk terus melestarikan alam dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan di sektor pariwisata.


Dalam rangka mewujudkan pengenalan energi hijau di sektor pariwisata, Injourney bekerja sama dengan semua pihak, termasuk anak perusahaan.

Baca juga:
Menparekraf mengakui orang untuk tidak bepergian ke luar negeri pada hari libur Nataru

Keterlibatan aktif ini sangat penting untuk mempercepat transisi ke energi terbarukan dan bersih. Program energi hijau ini juga merupakan bentuk dukungan terhadap kepresidenan G20 Indonesia, khususnya dalam mencapai tujuan net zero emission (NZE) pada tahun 2060.


Maya Watono, direktur program pemasaran dan pariwisata Injourney, menjelaskan penggunaan energi konvensional menyebabkan emisi CO2 yang tinggi dan berkontribusi terhadap perubahan iklim yang berdampak buruk bagi alam.

“Injourney dan anak perusahaannya berusaha semaksimal mungkin untuk berkontribusi aktif dalam menjaga pertumbuhan sektor pariwisata yang berkelanjutan sekaligus melindungi ekosistem di sekitar destinasi wisata dari dampak negatif energi konvensional. Kami berharap kontribusi dan kerjasama yang dilakukan dapat mendukung upaya pemerintah mengatasi permasalahan lingkungan dan melestarikan alam di Indonesia,” kata Maya, Selasa (9/6/2022).


Hingga saat ini, Injourney telah mengimplementasikan berbagai implementasi energi hijau melalui anak perusahaannya.

PT Angkasa Pura I saat ini sedang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Bandara Internasional Ngurah Rai Denpasar.

Pada tahap awal, PT membangun Angkasa Pura I melalui PLTS Angkasa Pura Property berupa 288 unit solar panel system dengan kapasitas 155 kilowatt.

“PLTS ini akan dibangun dan ditenagai di garasi parkir internasional domestik dan di pintu tol Bandara I Gusti Ngurah Rai. Selain Bandara I Gusti Ngurah Rai, pembangunan PLTS juga akan dilakukan di Bandara Internasional Yogyakarta, Kulonprogo,” jelasnya.


Anak usaha Injourney lainnya, PT Angkasa Pura II, menargetkan 20 bandara dengan PLTS pada 2025. Untuk mencapai tujuan tersebut, Angkasa Pura II sudah memiliki masterplan pengembangan eco-airport 2021-2030.

Masterplan ini merupakan upaya Angkasa Pura II untuk mewujudkan smart and connected airport.

“Kami berharap implementasi masterplan ini dapat meningkatkan daya saing sekaligus mengurangi emisi karbon yang dihasilkan bandara,” ujarnya.


Selain itu, lima destinasi pariwisata unggulan yakni kawasan Candi Borobudur, kawasan Candi Prambanan, Bali, Lombok dan Labuan Bajo juga menjadi fokus penerapan energi terbarukan.

Sebanyak 27 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) telah dibangun di lima besar destinasi pariwisata tersebut. Selain itu, The Nusa Dua yang dikelola oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) sebagai situs utama perhelatan G20 memiliki 15 unit SPKLU.

Dengan adanya SPKLU ini diharapkan dapat mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik serta upaya transisi energi bersih di Indonesia.


Selain itu, ITDC juga memiliki program untuk mendukung energi hijau di lokasi pariwisata. Hal ini diwujudkan dengan menggunakan buggy sebagai kendaraan darurat.

ITDC juga bekerja sama dengan Toyota untuk menyediakan moda transportasi ramah lingkungan berupa proyek smart mobility electric vehicle (EV) atau mobil listrik. Saat ini terdapat 20 unit Toyota COMS (1 penumpang), 5 unit Toyota C+pod (2 penumpang), dan 5 unit Toyota Prius (4 penumpang) yang dapat digunakan pengunjung tidak hanya di kawasan Nusa Dua. tetapi juga sampai ke daerah Tanjung Benoa dan Jimbaran seperti yang direkomendasikan oleh tim operasional Toyota saat pengunjung melakukan pemesanan.


Selain Bali, berbagai proyek energi hijau juga fokus pada destinasi wisata unggulan lainnya. Langkah ini diambil sebagai bentuk implementasi pemerataan energi hijau di Indonesia dan mendukung pertumbuhan lima besar destinasi pariwisata.

“Selanjutnya, proyek energi hijau ini bertujuan untuk menjadi ajang pamer bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam mendorong terwujudnya kelestarian lingkungan yang berkelanjutan,” kata Maya.


Destinasi wisata yang juga mengadopsi energi hijau adalah Sarinah. Sarinah memiliki berbagai program yang fokus pada konsep ramah lingkungan.

Beberapa program tersebut antara lain mengganti kantong plastik dengan kertas, mempromosikan konsep bisnis 3P (People, Profit and Planet), mendorong mitra untuk menggunakan pewarna alami, dan mendukung penggunaan sedotan sekali pakai yang terbuat dari bahan ramah lingkungan.


Maya menjelaskan selain program di atas, Sarinah juga bekerja sama dengan desainer lokal untuk mendorong gerakan remake dan reuse dalam program fashion berkelanjutan.

“Seiring berjalannya waktu, permintaan akan produk fashion terus meningkat. Selain itu, tren dunia fashion yang berubah dengan cepat membuat konsumen terkonsumsi. Kami berusaha menghindari konsumerisme ini dan melakukannya melalui program fashion yang berkelanjutan,” tambahnya.


Saat ini ada beberapa partner di Sarinah yang mendukung sustainable fashion. Mitra tersebut antara lain Torajamelo, Noesa dan KaInd.

“Kami akan terus bekerja sama dengan mitra lokal untuk menjadikan mode berkelanjutan sebagai salah satu tren baru di dunia mode.

Upaya ini tentunya menjadi dukungan kami kepada pemerintah dalam mewujudkan penggunaan produk yang berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk mengurangi potensi kerusakan lingkungan,” kata Maya.


PT Hotel Indonesia Natour (HIN) juga berkomitmen terhadap perlindungan lingkungan di hotel-hotel yang dikelolanya.

HIN memiliki kampanye Happy Planet melalui jaringan hotelnya yang bertujuan untuk melestarikan sumber daya alam. Program Happy Planet mengajak para tamu hotel untuk menggunakan kembali handuk guna mengurangi konsumsi air untuk mencuci handuk yang baru sekali digunakan.

Anak perusahaan Injourney lainnya, yakni PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC), juga mempresentasikan konsep energi hijau di tempat wisata yang mereka kelola, yaitu Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Hal ini diwujudkan melalui pengembangan alat transportasi Tram Mover berbasis listrik, yang merupakan hasil kerjasama dengan PT INKA.

Kerjasama antara TWC dan PT INKA diharapkan dapat mendorong implementasi transportasi berbasis energi terbarukan di destinasi wisata lainnya.


Injourney berharap melalui pemanfaatan energi terbarukan melalui anak perusahaannya dapat mendukung upaya perlindungan lingkungan dan pelestarian ekosistem alam Indonesia. Dengan demikian, perubahan iklim dapat dicegah yang berdampak negatif terhadap kelestarian ekosistem di Indonesia. (Omi)

Source: www.beritatrans.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button