Jawa Barat

Majelis Dzikir RI-1 Dorong Polemik Soal Wisata Cahaya Kebun Raya Bogor Hentikan Pariwisata, Usul Ganti Nama Jadi Pakwan Glow Padjajaran – Pojoksatu.id

POJOKSATU.id, BOGOR – Presiden Majelis Dzikir RI-1 Habib Salim Jindan baru-baru ini menegaskan polemik yang muncul antara kaum humanis dengan program Wisata Bersinar Kebun Raya Bogor harus segera dihentikan.

Menurutnya, budayawan sudah seharusnya menerima dan memahami program Wisata Glowing Kebun Raya Bogor.

“Kebun Raya Bogor merupakan aset dan ikon warisan budaya Indonesia. Bersama para Habaib, Alim Ulama Kota Bogor dan Provinsi Jawa Barat serta Aliansi Kebudayaan Indonesia, kami menuntut agar polemik Wisata Cahaya Kebun Raya Bogor ini segera diakhiri,” kata Presiden Dewan Dzikir RI-1 tersebut.

BACA JUGA: Majelis Dzikir RI-1 Menuntut Segera Diselesaikannya Kesepakatan Bersama Kebun Raya Bogor Untuk Kepentingan Rakyat

Sejauh ini, Silaturahmi Dzikir RI-1 telah memfasilitasi mediasi antara budayawan dengan PT MNR, dengan hasil yang sangat positif.

“Tidak ada lagi alasan untuk demonstrasi dan polemik berkepanjangan, mencari gara-gara, membesar-besarkan hal-hal yang dengan sengaja membuat situasi tidak kondusif di Kota Bogor,” kata Habib Salim dalam momen Aqiqah Akbar Habib Syeh Abubakar Bin Salim, Minggu malam (18/12). ).

Dijelaskannya, pada 21 Oktober 2022 telah dilakukan pertemuan bersama antara budayawan dengan PT MNR selaku mitra pengelola Kebun Raya Bogor.

BACA JUGA: Bunga Bangkai Suweg Tumbuh di Kebun Raya Bogor

Rapat itu, lanjutnya, juga dihadiri Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dan Forkopimda.

Dalam kesempatan tersebut, para budayawan mengajukan proposal dan tuntutan kepada PT MNR dan mendapat jawaban dari pihak perusahaan.

Usai pertemuan, Majelis Dzikir RI-1 melakukan kajian terhadap tuntutan pekerja budaya dan fakta yang disampaikan PT MNR.

BACA JUGA: Polemik Besar, Wisata Glow Kebun Raya Bogor Ditutup!

Menurut Habib Salim, tuntutan pekerja budaya Bogor sangat baik. Namun, apa yang disampaikan dalam rapat 21 Oktober itu terkesan berlebihan dan tidak adil.

“Kalau Wisata Cahaya Kebun Raya Bogor tidak disajikan dalam setting yang lebih baik dan mendidik,” ujarnya.

Menurutnya, sesuai pencanangan PT MNR, program Wisata Cahaya Kebun Raya Bogor dilaksanakan dengan sistem pengawasan yang ketat, terkendali dan mengikuti semua peraturan yang ada.

Selain itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga telah melakukan penelitian ilmiah terhadap aktivitasnya dan tidak ada dampak terhadap ekosistem.

“Kami menghargai upaya budaya untuk menjaga semangat Kebun Raya Bogor, tetapi tidak menggunakan asumsi yang kurang jelas dasar ilmiah dan akurasi untuk program termasuk Wisata Cahaya Kebun Raya Bogor. Tidak boleh bertindak sewenang-wenang dan menghukum pihak lain dengan sesuatu yang tidak ada faktanya,” kata Habib Salim.

Habib Salim menyatakan sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai budaya kota Bogor, Majelis Dzikir RI-1 meminta PT MNR mengalihkan program wisata edukasinya ke Pakwan Cahaya Padjajaran atau Pakwan Cahaya Padjajaran.

Dikatakannya, jika program ini nantinya menimbulkan maksiat, merusak moral dan berdampak negatif terhadap ekosistem Kebun Raya Bogor, Majelis Dzikir RI-1 akan berada di garda terdepan.

“Majelis Dzikir RI-1 telah membubarkan Pakwan Cahaya Padjadjaran. Saya yakin PT MNR yang dipilih oleh BRIN untuk mengelola Kebun Raya Bogor tidak ada niat buruk dengan program edukasi ini termasuk Wisata Glowing Kebun Raya Bogor,” tambah Habib Salim. (ipe)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button