Mahasiswa UMG bersemangat untuk ikut mensosialisasikan kontribusi industri hulu migas bagi ketahanan energi nasional - WisataHits
Jawa Timur

Mahasiswa UMG bersemangat untuk ikut mensosialisasikan kontribusi industri hulu migas bagi ketahanan energi nasional

Mahasiswa UMG bersemangat untuk ikut mensosialisasikan kontribusi industri hulu migas bagi ketahanan energi nasional

Gresik (beritajatim.com)- Sosialisasi terkait industri hulu migas untuk ketahanan energi nasional terus dilakukan. Sosialisasi kali ini dilakukan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Jawa Timur, Rabu (14/9/2022). . .

Pada acara sosialisasi tersebut, Rektor Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Dr. Eko Budi Leksono ST, MT, SKK Migas Perwakilan Jawa Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa), Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Pertamina Hulu Energi – West Madura Offshore (PHE WMO), KKKS Petronas, KKKS Pertamina Hulu Energi – Tuban Timur Java (PHE TEJ) dan KKKS Saka Indonesia Pangkah Ltd. (MENYESAP).

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Rektor UMG dan civitas akademika UMG atas kesempatan yang diberikan kepada perwakilan SKK Migas Jabanusa untuk menyampaikan kuliah umum ini,” ujar Indra Zulkarnain, Kepala Bagian Humas SKK Migas Jabanusa.

Indra menambahkan kuliah umum ini sangat penting. Pasalnya, kegiatan ini merupakan salah satu program kerja perwakilan SKK Migas Jabanusa untuk mensosialisasikan kepada civitas akademika dan memberikan pemahaman yang benar tentang industri hulu migas.

Sejumlah pembicara menyampaikan bagaimana industri migas bekerja dan merupakan bagian dari upaya mewujudkan ketahanan energi nasional yang mendukung pembangunan.

Salah satu dari empat pembicara tersebut adalah Dimas AR Pear (Spesialis Penunjang Bisnis SKK Migas) yang memaparkan tentang peran kegiatan hulu migas dalam memenuhi kebutuhan energi Indonesia. “Kami bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas dan komprehensif tentang industri hulu migas dan berharap civitas akademika ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat sehingga lebih banyak lagi yang dapat memahaminya,” ujar Dimas.

Menurut Dimas, masyarakat jarang mengetahui seluk beluk industri hulu migas. “Meskipun minyak pemanas (BBM) merupakan produk olahan yang berasal dari minyak mentah dari industri hulu migas, masyarakat menikmatinya, namun sedikit atau tidak banyak yang memahami seluk-beluk industri hulu migas ini,” jelasnya.

Selain itu, Dimas juga menginformasikan acara terbesar SKK Migas yaitu Oil and Gas Convention and Exhibition (IOGCE). IOGCE merupakan kegiatan kongres internasional yang diselenggarakan oleh SKK Migas. Kegiatan ini didukung oleh Kontraktor Koperasi (KKKS) dan pemangku kepentingan, direncanakan November 2022.

Sementara itu Adhi Kurniawan dari SIPL KKKS berbicara tentang upaya peningkatan produksi dari Saka dari sumur yang ada serta upaya eksplorasi dari sumur baru untuk meningkatkan produksi.

“Berbagai upaya dan strategi ini dilakukan SIPL sejalan dengan peran industri hulu migas untuk menjaga ketahanan energi nasional, yang penting dalam mengelola masa transisi yang sedang berlangsung,” ujarnya.

Eko Wagianto, perwakilan Lingkungan Kantor PHE WMO, menjelaskan cakupan Regional 4 secara geografis tersebar di Jawa Timur, Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Papua, yang terdiri dari aset lepas pantai dan darat. “Selain itu, ada aset hilir yaitu Donggi Senora LNG,” ujarnya.

Salah satu lokasi yang berdekatan dengan Gresik adalah di perairan Madura, tempat PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) bekerja. PHE WMO memiliki tanggal kontrak 7 Mei 2011 hingga 6 Mei 2031. Luas konsesi 1.666,26 kilometer persegi dan akan meningkat menjadi 1.499,32 kilometer persegi setelah pembukaan awal.

Per 31 Agustus 2022, PHE WMO memiliki fasilitas berupa KPBU, fasilitas penerima di darat, anjungan, sumur eksplorasi, sumur pengembangan, sumur produksi, sumur terbuka, sumur terbengkalai dan jaringan pipa bawah laut. Khusus untuk pipa bawah laut, pipa ini sepanjang 141,61 kilometer untuk minyak dan 162,99 kilometer untuk gas bumi.

Data terakhir per 9 September 2022 menunjukkan produksi minyak harian PHE WMO mencapai 2.086 BOPD, produksi cairan harian mencapai 15.194 BLPD, water cut 86,27 persen dan produksi gas harian mencapai 45.203 MMSCFD. Semuanya diproses oleh Onshore Receiving Facility (ORF) yang memiliki kapasitas pemrosesan 300 MMScfd dalam dua tahap dan dapat menampung 20.000 BBLS kondensat. Kapasitas minyak mentah di FSO Abherka kini mencapai 600.000 BBLS dengan daya tampung 150 orang.

“Tentu saja kontribusi industri hulu migas terhadap ketahanan energi nasional tidak hanya sebatas pemenuhan kebutuhan migas. Selain itu, PHE WMO juga memiliki program unggulan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk pengembangan masyarakat dan lingkungan setempat,” kata Eko.

Salah satu CSR unggulan adalah Ekowisata Pesisir Labuhan berupa Taman Edukasi Mangrove dan Taman Wisata Bahari Labuhan. Program ini dikembangkan sejak tahun 2014 dengan menanam 17.000 bibit mangrove di tahun pertama. “Ini akan terus bertambah hingga mencapai lebih dari 76.000 benih pada 2022,” kata Eko.

Selain itu, terumbu karang dilindungi dengan penanaman 480 pecahan karang menggunakan kubah beton berlubang. “Kami juga memantau dan mengidentifikasi burung untuk menentukan indeks keanekaragaman hayati,” lanjut Eko.

Kehadiran PHE WMO juga memicu inovasi produk lokal berupa berbagai olahan makanan bergizi, antara lain bakau salve dan kopi bakau. “Setidaknya ada sepuluh makanan bergizi buatan warga yang menjadi kuliner andalan bagi wisatawan.”

Aspek lingkungan juga mendapat perhatian dengan pengembangan Eco Edufarming yang diawali dengan program HIPPAM Sumber Barokah (Himpunan Pengguna Air Minum) pada tahun 2013-2017. Program ini mendistribusikan air bersih kepada 400 kepala keluarga di tiga desa. Sebanyak 31 persen adalah klien industri rumahan dengan pendapatan Rs 616 juta. Sebanyak 17 keluarga miskin berlangganan air bersih dengan kontribusi dari hasil pertanian.

“Kami berharap pernyataan ini dapat memberikan pemahaman bahwa industri migas khususnya PHE WMO tidak hanya mempertimbangkan aspek produksi migas saja. Namun, kami berusaha mempertimbangkan semua aspek, termasuk aspek kemanusiaan dan lingkungan, sebagai bentuk kepedulian terhadap pembangunan bangsa,” kata Eko.

Cahyo Tri Mulyanto, Field Manager PHE TEJ, berharap mahasiswa UMG dapat berkontribusi bagi industri hulu migas Indonesia,” ujarnya saat presentasi.

Pemaparan para pembicara ini mendapat respon antusias dari mereka yang hadir pada kuliah utama. Pertanyaan dan jawaban menyusul. Rata-rata sivitas akademika UMG mengajukan pertanyaan kritis tentang dampak industri migas terhadap lingkungan dan masa depan industri. Sesi tanya jawab ini memberikan ruang bagi SKK Migas Jabanusa untuk menyampaikan kesiapan industri hulu migas Indonesia menghadapi perkembangan zaman dan masa depan. [dny/kun]

Source: beritajatim.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button