Mahasiswa Seni Rupa UB belajar topeng Malang di Kampung Budaya Polowijen - WisataHits
Jawa Timur

Mahasiswa Seni Rupa UB belajar topeng Malang di Kampung Budaya Polowijen

Tugumalang.id – Tempat kajian budaya di Malang yang relatif lengkap, salah satunya di Kampung Budaya Polowijen (KBP). Mulai dari tarian, musik angklung, karawitan, wayang golek hingga kerajinan topeng celup di desa ini.

Maklum saja, Polowijen bukan hanya sekedar kampung budaya tapi juga objek wisata budaya di Kota Malang.

Bagi mahasiswa Seni Rupa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya, KBP merupakan tempat yang paling cocok untuk penelitian guna mengembangkan bakat seni khususnya kerajinan. Pada Minggu (13/11/2018) 30 seniman pelajar muda berkunjung ke KBP.

Mereka belajar cara membuat topeng malang dari kayu. Topeng kayu masa depan sudah dibentuk dan digambar, siswa hanya perlu mengukir mahkota topeng.

Ki Demang, penggagas KBP, senang ketika ada generasi muda yang tertarik belajar membuat kerajinan kayu topeng malang. “Yang membedakan Topeng Malang dengan daerah lain adalah Topeng Malang lebih realistis dan kaya akan ragam hias,” kata Ki Demang.

Menurutnya, hampir 74 karakter topeng hias mulai dari mahkota, sepatu bot dan rambut dengan warna lak yang berbeda menjadi ciri khas Topeng Malang.

Mahasiswa seni UB memamerkan topengnya. foto/lakukan UB

Sejarah penggunaan topeng berawal dari kerajaan Kanjuruhan dimana Raja Gajayana memakai topeng sebagai tindakan ritual. Begitu juga pada masa kerajaan Singhasari. Raja Kertanegara juga memakainya.

“Baru pada masa Hayam Wuruk, raja Majapahit, topeng dipentaskan sebagai pertunjukan dan kesenian rakyat. Pada masa kolonial, Topeng Malang mengangkat epos Panji sebagai seni pertunjukan pada masa master topeng terkenal Mbah Reni,” jelas Ko Demang.

Fatmawati, asisten dosen 30 mahasiswa seni FIB UB menyampaikan, penting bagi generasi muda untuk bisa membuat topeng dari kayu untuk regenerasi, agar tidak mati.

“Ada banyak replika topeng menggunakan media lain, tetapi topeng kayu itu unik dan buatan tangan serta memiliki nilai seni tinggi,” katanya.

Menurutnya, UB berkepentingan mempromosikan kerajinan ini bukan sekedar kerajinan biasa, melainkan kerajinan untuk melestarikan seni dan tradisi.

Fatmawati menambahkan, kerajinan topeng malang ini perlu dielaborasi dengan kerajinan lain agar bisa menjadi oleh-oleh khas malang. Tentunya, selain pembinaan para seniman yang telah bersusah payah melestarikan topeng Malang, hal ini membutuhkan publisitas yang kuat, dukungan politik dan dukungan dari UMKM.

Dalam praktik pembuatan topeng, 30 siswa KBP dibimbing oleh Surpriyono dan Sutono, topeng asli KBP, dan dibantu oleh Lyhong, nama asli Muhammad Sugeng, seniman topeng dari Jabung.

Meuidna Dian, seniman topeng dari Kedungmonggo. Para seniman topeng ini tidak hanya pandai membuat topeng, mereka juga merupakan penari topeng handal yang pernah meraih penghargaan seniman topeng se-Kabupaten Malang.

Penerbit: Herlianto. SEBUAH

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button