Lokasi syuting film Bumi Manusia adalah tempat wisata populer di Gamplong Studio Yogyakarta - WisataHits
Yogyakarta

Lokasi syuting film Bumi Manusia adalah tempat wisata populer di Gamplong Studio Yogyakarta

TRIBUNTANGERANG.COM, MOYUDAN – Pernah nonton film Earth of Mankind yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo?

Lokasi syuting film Bumi Manusia dilakukan di Gamplong, Dusun Sumberrahayu, Kecamatan Moyudan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Saat ini, Gamplong menjadi tempat wisata populer di Yogyakarta.

Nama tempat wisata baru di Yogyakarta ini adalah Gamplong Studio atau Sanggar Alam Gamplong

Tempat wisata Gamplong Studio ini mengundang daya tarik masyarakat sehingga ramai pengunjung.

Kepopuleran tempat wisata ini berkat sutradara kenamaan Indonesia Hanung Bramantyo yang memanfaatkannya sebagai lokasi syuting.

Tidak hanya film Bumi Manusia, film-film lain juga pernah syuting di Gamplong Studio antara lain Habibie dan Ainun serta Sultan Agung Kisah Cinta yang Tak Terungkap.

Tribuntangerang.com pun tertarik mengunjungi Studio Alam Gamplong pada Sabtu (11/12/2022).

Untuk masuk ke Studio Gamplong pengunjung dikenakan biaya Rp 35.000 per orang.

Ada beberapa spot foto instagramable di tempat wisata ini.

Film Bumi Manusia misalnya, menampilkan latar lokasi film dari zaman penjajahan Belanda.

Selain itu, ada kompleks Kampung Mataram yang didesain untuk merepresentasikan kehidupan masyarakat di era abad ke-17.

Ada rumah-rumah Jawa kuno dengan dinding yang terbuat dari anyaman bambu, lengkap dengan kandang sapi dan gerobak kayu.

Baca Juga: 12 Rute Destinasi Wisata Pesisir Jakarta Utara dari Museum Bahari hingga Pantai Indah Kapuk

Baca Juga: Sejarah Jakarta: Asal Mula Ancol, Dianggap Destinasi Wisata Sejak Abad 17

Kemudian kawasan Kampung Belanda, Pecinan dan replika Sungai Ciliwung.

Setelah studio ini digunakan sebagai lokasi pembuatan film Sultan Agung Kisah Cinta yang Tak Terungkap, dihibahkan kepada pemerintah daerah oleh Hanung Bramantyo sebagai milik daerah.

Kini pengunjung bisa menikmati nuansa tempo dulu di situs seluas 10 hektar ini.

Sebelum desa ini menjadi lokasi film, desa ini dikenal sebagai desa pembuat tenun di Yogyakarta.

Tak heran jika kawasan perkampungan ini dipenuhi bangunan-bangunan berarsitektur bergaya Eropa, seperti jalanan kota tua, rumah-rumah, dan bangunan bergaya kolonial tempo dulu.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button