Libur sekolah, ayo langsung memerah susu sapi di wisata edukasi di Gunungpati Kota Semarang
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG – Liburan akhir tahun sekaligus liburan sekolah selama hampir dua minggu bisa dimanfaatkan untuk wisata edukasi di Green Fresh Farm (GFF) di Desa Jatirejo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.
Di tempat ini pengunjung tidak hanya bisa melihat proses pembuatan sapi, tetapi juga mencicipi susu sapi segar yang baru diperah dan menikmati berbagai produk olahan susu sapi lokal.
Sabtu (10/12/2022) lalu, Universitas Katolik Soegijapranata (Unika) Semarang mengembangkan Wisata Edukasi GFF Jatirejo sebagai bagian dari program Kedaireka Matching Fund.
Baca Juga: Beda Agama, Warga Dusun Thekelan Kabupaten Semarang Bersalaman di Hari Natal
Program nirlaba yang dijalankan oleh Im Kedaireka Unika Soegijapranata menjadikan Jatirejo sebagai wisata edukasi yang unik dan menarik.
Disampaikan oleh ketua tim Kedaireka, Dr. Elizabeth Lucky Maretha Sitinjak, SE, M.Si., Mengembangkan potensi desa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Wisata Edukasi GFF ini merupakan tempat yang dapat memberikan fasilitas satu atap bagi masyarakat untuk mengetahui bagaimana susu yang kita minum, sapi jenis apa, cara merawat sapi, cara pengolahan susu yang baik dan lain sebagainya. khasiat nutrisinya tetap terjaga,” jelasnya.
Susu sapi merupakan salah satu ikon yang paling menarik dan komoditas terpenting dari desa Jatirejo.
Berbagai produk olahan susu sapi dibuat dari susu sapi.
Produk olahan susu sapi yang dibuat pada wisata edukasi GFF antara lain puding, susu pasteurisasi, yogurt, es krim dan nasi gulung.
“Dengan begitu, kami berharap masyarakat semakin mengenal dan tertarik dengan wisata edukasi ini,” ujar Dr. Beruntung.
Menariknya, tidak hanya produk susu sapi yang diproduksi dan dikelola, tetapi juga daur ulang limbah sapi.
Unika Soegijapranata juga memanfaatkan energi terbarukan melalui biogas dari kotoran sapi dan panel surya untuk memenuhi kebutuhan listrik desa Jatirejo.
Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi beban konsumsi listrik masyarakat dan daur ulang limbah sapi.
“Jadi kami menggunakan sumber energi dari alam agar masyarakat tidak terbebani,” tambah Dr. Senang.
Baca Juga: Beda Agama, Warga Dusun Thekelan Kabupaten Semarang Bersalaman di Hari Natal
Kegiatan pembukaan dan serah terima tim peneliti kepada warga Jatirejo akan diserahkan kepada Musfiyati selaku Lurah Jatirejo dalam hal ini, agar Wisata Edukasi GFF Jatirejo dapat terus berlanjut dan lebih dikenal masyarakat.
dr Lucky juga mengajak masyarakat untuk bekerjasama dan terus mempromosikan Wisata Edukasi GFF Jatirejo melalui platform akun tiktok, IG, Facebook dan Youtube.
Musfiyati menjelaskan, pendampingan Unika di Desa Jatirejo merupakan upaya penguatan masyarakat.
“Semoga kerjasama yang sudah terjalin dapat dilanjutkan dan diperluas lagi,” harapnya.
Source: news.google.com