Kurangi Sepenuhnya - Destinasi Wisata Religi Napak Tilas Der Mahapatih Gajah Mada - WisataHits
Jawa Barat

Kurangi Sepenuhnya – Destinasi Wisata Religi Napak Tilas Der Mahapatih Gajah Mada

Destinasi Wisata Religi Napak Tilas Sang Mahapatih Gajah Mada di Pantai Barat. Foto: Echa/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Pantai Barat – Pantai Barat Banyak menawarkan berbagai destinasi wisata yang layak untuk dikunjungi. Negeri Sai dan Ulama Dalam tidak hanya dikenal dengan potensi wisata pantainya yang mendunia, tetapi juga memiliki banyak destinasi wisata religi, salah satunya makam Mahapatih Gajah Mada.

Mungkin banyak yang belum tahu tentang makam Mahapatih Gajah Mada yang terletak di bagian utara pantai barat. Karena pada umumnya masyarakat lebih mengetahui jika makam raja Majapahit yang terkenal dengan sumpah palapanya berada di pulau Jawa.

Berjarak 33 km dari pusat kota Krui, pengunjung dapat berkendara sekitar 43 menit dengan kendaraan roda 2 dan 48 menit dengan kendaraan roda 4 menuju Pekon (Desa) Kerbang Langgar di Kecamatan Pesisir Utara, lokasi makam Mahapatih Gajah Mada.

Ahmad Saunan (76) adalah seorang warga yang konon merupakan keturunan ke-17 dari Mahapatih Gajah Mada. Dia tinggal bersama istrinya Nikmah Hayati dan memiliki enam anak, yang semuanya sekarang sukses di luar negeri, beberapa di antaranya menjadi hakim, pengacara, dosen dan pengusaha.

Pria yang menjaga makam leluhurnya selama puluhan tahun itu menjelaskan sejarah masuknya jalur ke pantai barat, dimulai dengan runtuhnya kerajaan Majapahit, kemudian ke Jawa dan singgah di pulau Sumatera tepatnya di Sumatera Selatan.

Kemudian beliau singgah di Kerajaan Sriwijaya dan melanjutkan perjalanannya ke Lampung Barat tepatnya di Kecamatan Sukau Lampung Barat untuk menetap, setelah itu beliau melanjutkan perjalanannya dan sampailah di pantai barat tepatnya di Penggawa Lima, dan kemudian mendirikan pemukiman di Pekon Balak Marga Laay dengan izin Raja Alam. Pedada,” jelasnya.

Setelah lama bermukim dan menetap di Desa Penggawa Lima, beliau pindah lagi dan mendirikan pemukiman di Desa Kerbang Langgar, Kecamatan Pesisir Utara hingga akhir hayatnya. Ia tidak bisa memastikan tahun kematian jalur Gajah Mada tersebut, namun usia makam tersebut diperkirakan ratusan tahun.

Peninggalan Gajah Mada berupa guci, senjata berupa meriam kecil, tempat sirih. Foto oleh Echa/Kupastuntas.co

Ahmad Saunan menyatakan bahwa Mahapatih Gajah Mada adalah seorang Muslim yang taat berdasarkan catatan sejarah, terbukti dengan peninggalan Gajah Mada berupa guci, senjata kecil berbentuk meriam, tempat sirih, dan berbagai peninggalan lainnya.

Di salah satu peninggalan tersebut adalah Lafadz Lailahailallah, Gajah Mada diyakini oleh keluarga beragama Islam. Ia mengatakan, peninggalan Gajah Mada sebenarnya cukup banyak, namun hanya tiga yang masih berdiri dan terpelihara, sedangkan yang lainnya sudah lapuk dimakan usia dan sudah lama hilang.

Ada yang menarik dari ketiga benda bersejarah tersebut, menurut Ahmad, ketika ketiga peninggalan tersebut dipindahkan dari tempat persembunyiannya, akan terjadi hujan lebat yang akan melanda kawasan tersebut.

Saat Kupastuntas.co berkunjung ke kediamannya dan meminta untuk melihat peninggalan sejarah, langit yang sebelumnya cerah dan panas tiba-tiba menjadi gelap dan hujan turun cukup deras ketika Ahmad Saunan mengeluarkan benda keramat itu untuk keluarganya.

“Bahkan setiap kali benda-benda ini ditambang pasti hujannya cukup deras, entah kebetulan atau tidak, tapi itu terjadi dan selalu terjadi ketika ketiga benda ini keluar dari gudang,” jelasnya.

Ahmad Saunan yang hanya tinggal bersama istrinya menambahkan, banyak pengunjung yang berziarah ke makam Gajah Mada juga datang untuk penelitian. Apalagi menjelang hari raya besar Islam, puluhan hingga ratusan pengunjung berduyun-duyun mengunjungi salah satu raja yang terkenal dengan sumpah palapanya.

Tidak banyak yang tahu seperti apa Mahapatih Gajah Mada, dari mana asalnya dan di mana dimakamkan masih menjadi bahan perdebatan. Namun, Masyarakat Pesisir Barat percaya bahwa makam di kabupaten setempat adalah makam asli dari Patih Gajah Mada.

Mengingat potensi wisata religi makam Patih Gajah Mada yang cukup menjanjikan, maka direncanakan Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat akan menjadikan makam tersebut sebagai salah satu wisata religi unggulan di kabupaten yang terkenal dengan keindahan pantainya.

Kepala Dinas Pariwisata Pantai Barat I Nyoman Setiawan mengatakan, pihaknya saat ini sedang mengkaji dan menyusun draft terkait pengembangan makam Gajah Mada Patih sebagai salah satu pusat wisata religi unggulan.

“Kami masih memeriksa detail teknis pemugaran, tapi yang pasti sebagai tanda keseriusan kami dalam mengembangkan potensi yang ada, kami telah membangun ceruk beton pada makam untuk memudahkan akses masyarakat untuk berziarah.” dia berkata.

Source: kupastuntas.co

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button