Kunjungan wisatawan melambung tinggi, Pemkot Yogyakarta tetap konsisten menargetkan pengurangan 50 ton sampah per hari - WisataHits
Yogyakarta

Kunjungan wisatawan melambung tinggi, Pemkot Yogyakarta tetap konsisten menargetkan pengurangan 50 ton sampah per hari

Kunjungan wisatawan melambung tinggi, Pemkot Yogyakarta tetap konsisten menargetkan pengurangan 50 ton sampah per hari

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Serbuan wisatawan akhir pekan ke kota Yogyakarta diyakini tidak akan mengganggu Gerakan Nol Sampah Anorganik yang dicanangkan awal tahun 2023 lalu.

Pemerintah Kota Yogyakarta juga telah menetapkan target untuk mengurangi volume pembuangan sampah di TPA Piyungan hingga 50 ton per hari.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya menyampaikan kesadaran masyarakat serta terus meningkatnya operasional bank sampah, maka hal ini menjadi sebuah optimisme.

Bukan tanpa alasan, ketika kedua faktor ini berjalan beriringan, pemilahan sampah yang bijaksana dapat berlangsung secara optimal.

“Oleh karena itu, kami optimis meskipun kunjungan wisatawan ke Kota Yogya tetap tinggi, sampah harian akan berkurang 50 ton per hari,” kata Aman, Senin (16/1/2023).

Selain itu, sejak penyusunan APBD Perubahan APBD 2022, pihaknya telah melakukan persiapan untuk mengurangi pembuangan sampah, termasuk yang dilakukan oleh wisatawan.

Dalam kesempatan itu, pihaknya mengucurkan dana hingga Rp25 miliar untuk pengadaan puluhan compactor dan dump truck yang ditujukan untuk sektor persampahan.

“Kami telah mengalokasikan 20 truk untuk DLH dan delapan di antaranya jenis compactor yang dapat mengurangi sampah, sehingga kadar airnya turun. Dengan demikian, bobot yang diangkut ke Piyungan bisa berkurang,” ujarnya.

“Sekarang ada dua truk di setiap depo. Satu untuk sampah organik dan yang lainnya untuk residu. Ya, kami sangat serius untuk mewujudkan gerakan zero anorganic ini,” tambah sekda.

Ternyata, melalui rangkaian upaya tersebut, sampah wisatawan sisa malam tahun baru lalu tidak menumpuk, meski TPA Piyungan berhenti beroperasi pada pagi hari atau pada 1 Januari 2023.

Meski begitu, Aman tak memungkiri masih ada kendala yang perlu dibenahi agar gerakan zero anorganic menjadi lebih optimal.

“Kita lihat di perubahan anggaran 2023, yang penting bekerja dulu. Nanti kita pasti akan menjawab kebutuhan pemberdayaan yang berbeda, apakah dengan Danais atau murni, ya nanti kita putuskan yang jelas.”Ini prioritas tinggi,” jelasnya.

Selain itu, kata Sekda, Pemkot Yogyakarta tidak hanya melakukan terobosan di lingkungan Pemkot, tetapi juga membahas realisasi fasilitas pengelolaan sampah terpadu.

Namun, saat ini proyek tersebut masih terkendala ketersediaan lahan karena tidak layak di wilayah kota Yogyakarta.

“Paling tidak bisa terealisasi (akhir) 2024 ya pengolahan terpadu skala besar di luar kota Yogya. Kalau di kota kan, tidak mungkin karena butuh lahan sekitar 2-3 hektare,” ujarnya.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button