Kunjungan tahun lalu tidak mencapai tujuan • Radar Jogja - WisataHits
Yogyakarta

Kunjungan tahun lalu tidak mencapai tujuan • Radar Jogja

Kunjungan tahun lalu tidak mencapai tujuan • Radar Jogja

RADAR JOGJA – Tahun 2022, kunjungan ke Candi Borobudur tidak sesuai target yang telah ditetapkan. Yakni 1,6 juta wisatawan domestik dan mancanegara. Per 31 Desember pengunjung baru mencapai 92 persen atau sekitar 1,49 juta orang.

Dirjen TWC Borobudur Jamaludin Mawardi mengatakan kondisi sektor pariwisata pada 2022 memang tidak menggembirakan. Bahkan, ia berharap target tersebut bisa tercapai saat libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru). Meski begitu, dia bersyukur sudah ada pergerakan yang pasti dibandingkan tahun 2021.

Menurutnya, ada dua masalah utama yang menyebabkan belum tercapainya tujuan kunjungan. Pertama, adanya stigma tentang tiket masuk Candi Borobudur yang mahal yaitu Rp 750.000. “Ternyata banyak turis yang memperhatikan (harga tiketnya Rp 750.000 ed.),” ujarnya kemarin (1/1) di area concourse.

Padahal, kata dia, pertanyaan menaikkan itu tidak benar. Saat itu, penetapan harga masih dalam tahap perencanaan. Tarif masuk ke pura tetap sama, Rp 50.000 untuk wisatawan domestik dewasa dan Rp 25.000 untuk anak-anak.

Selain itu, menurut Jamal, larangan memanjat ke dalam bangunan candi menjadi salah satu alasannya. Dengan hal tersebut, minat wisatawan berkunjung ke Candi Borobudur semakin berkurang.

Ia mengatakan, selama masa sibuk Nataru, rata-rata pengunjung per hari mencapai 9.000 hingga 11.000 orang. Namun, jumlah itu masih jauh dari perkiraan target 24.000 orang per hari. “Jumlah kunjungan 11.000 atau peak season pada 27 Desember,” kata Jamal.

Sedangkan TWC menargetkan 2,2 juta wisatawan pada 2023. Tentunya dengan menambahkan inovasi-inovasi tertentu untuk meningkatkan minat wisatawan berkunjung. TWC akan berupaya melokalkan isu-isu yang bersarang di komunitas.

Dia berharap izin untuk naik ke bangunan candi akan diberikan paling cepat tahun 2023. Dalam praktiknya, hal ini perlahan menghapus stigma bahwa tiket masuk ke Candi Borobudur itu mahal. Hal ini menjadikannya daya tarik tersendiri bagi wisatawan, meski ada pantangan.

Ada juga kampanye reguler yang dijalankan oleh TWC. Baik dalam hal green tourism, pemberdayaan masyarakat, promosi lainnya maupun bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan seperti kementerian dan lembaga terkait.

Sejak tahun itu, lanjut Jamal, pengelola memberikan apresiasi atau rasa hormat kepada pengunjung pertama di tahun 2023. Baik turis lokal maupun mancanegara. Selain sapaan manajemen dan iringan musik Jawa, dua ekor gajah bernama Zella dan Echa juga menyambut kedatangan mereka.

Mereka juga mendapat cinderamata dan diajak berkeliling dengan kendaraan listrik. Hal itu terjadi karena menurutnya tamu merupakan aset yang harus dilayani dengan baik.

Sementara itu, Slamet Achmad Husein, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Magelang mengatakan memang akan ada pergerakan yang signifikan dari berbagai sektor, khususnya pariwisata pada tahun 2022. Selain itu, Candi Borobudur menjadi magnet bagi wisatawan. Namun, kini sudah banyak desa wisata yang berada di kawasan penyangga.

Dia mengatakan ada sekitar 230 tempat wisata (DTW) di Kabupaten Magelang. Sebanyak 83 merupakan wisata alam dan sisanya buatan dan budaya. Semoga bisa memecah konsentrasi kunjungan candi dan menyebar ke daerah. Dengan begitu dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Selain itu, Husein berharap para penggiat pariwisata dapat secara bersama-sama menggunakan kesempatannya untuk mendukung kebangkitan sektor pariwisata dan industri kreatif. “Kami sangat mempromosikan atraksi budaya. Ada beberapa sanggar yang layak dijadikan atraksi budaya, kita dorong untuk berkembang,” jelasnya. (aya/eno)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button