KPAI Desak Polisi Tutup Sepenuhnya Kasus Eksploitasi Anak di SPI Kota Batu Desak Disdik Tutup Sekolah - WisataHits
Jawa Timur

KPAI Desak Polisi Tutup Sepenuhnya Kasus Eksploitasi Anak di SPI Kota Batu Desak Disdik Tutup Sekolah

JAKARTA – Julianto Eka Putra, terdakwa kasus kekerasan seksual di Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) Batu, Jawa Timur, divonis 12 tahun penjara karena terbukti melakukan pelecehan seksual terhadap siswa SPI di Kota Batu.

Namun, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengidentifikasi masalah lain yang mengemuka pasca kasus pencabulan tersebut, yakni dugaan eksploitasi anak di kalangan mahasiswa SPI Kota Batu.

Komisioner KPAI Retno Listyarti juga meminta polisi bekerja sama mengusut dugaan eksploitasi ekonomi melalui mempekerjakan siswa yang dididik di sekolah gratis itu.

“KPAI mendorong polisi untuk terus mengusut laporan dugaan eksploitasi ekonomi anak dan kekerasan fisik yang dialami sejumlah anak di sekolah-sekolah yang didirikan JE,” kata Retno dalam keterangannya, Senin, 12 September.

Retno mengungkapkan, dugaan eksploitasi itu muncul setelah KPAI dan Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menanyakan kepada para korban dugaan eksploitasi yang didukung oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) itu, untuk informasi tentang proses belajar mereka di sekolah.

Retno mengatakan para korban rupanya menjelaskan bahwa mereka jarang mendapat pengajaran di kelas karena waktu mereka menjalankan bisnis pariwisata dan hotel Julianto, termasuk Kampung Kids dan Transformer, sudah habis.

“Siswa di sekolah JE diduga kuat menjadi korban eksploitasi anak dengan bukti bahwa anak-anak ini dipekerjakan lebih dari 12 jam sehari bahkan jika ramai pengunjung, menurut pengakuan korban bekerja pagi hingga malam. Mereka dapat bekerja hingga hampir 20 jam sehari. Kondisi ini berlangsung bertahun-tahun,” kata Retno.

Selain itu, Retno mengatakan pihaknya telah menetapkan bahwa mata kuliah di SPI Kota Batu tidak layak untuk dipelajari. Laboratorium hanya ditandai dengan pelat tipe tanpa isi. Dikatakan bahwa para siswa tidak pernah berlatih biologi, kimia dan fisika.

Bahkan, para siswa diberi tugas kandang ayam, bebek, kambing, kuda jantan, puyuh, dan kelinci. Hewan-hewan ini dipelihara karena Kampung Kids sebagai salah satu bisnis wisata edukasi Julianto.

Ternyata semua pekerjaan di tempat wisata dan hotel dikerjakan oleh siswa kelas X sampai XII, mulai dari memasak, menghidangkan piring, mencuci peralatan masak, jual beli souvenir, bersih-bersih hotel dan diakhiri dengan mencuci sprei/handuk, dibawah naungan kedok proses pembelajaran atau praktik Kewirausahaan.

“Faktanya, mereka adalah siswa SMA, bukan siswa SMK. Kalaupun belajarnya tidak memakan waktu lama, mereka tetap harus mendapatkan 6 sampai 8 jam belajar di SMA,” kata Retno.

Retno juga mendorong Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur untuk mempertimbangkan sanksi berupa penutupan SMA SPI Batu, Malang, Jawa Timur jika terbukti melanggar hak anak dan berbagai pelanggaran peraturan perundang-undangan di Indonesia.

Source: voi.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button