Kota Bogor mengikuti tahapan pembangunan sesuai RPJMD - WisataHits
Jawa Barat

Kota Bogor mengikuti tahapan pembangunan sesuai RPJMD

Kota Bogor (ANTARA) – Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, tengah mengupayakan tahapan yang difokuskan pada pengembangan dan tata letak jalur transportasi sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Walikota Bogor, Bima Arya. Sugiarto, dan Wakilnya, Dedie A. Rachim, yang realistis.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Rudy Mashudi mengatakan kepada ANTARA, Kamis, ada perubahan pelaksanaan pembangunan 2022-2023 setelah dua tahun di mana pandemi COVID-19 memiliki serangkaian penyesuaian program dengan pemerintah pusat di Kota Bogor.

“Pada tahun 2021, pandemi COVID-19 masih puncaknya. Anggarannya sudah disesuaikan. Kami akan terus mengikuti Bogor dengan lancar, kami tetap fokus pada penataan angkutan umum dan infrastruktur jalan yang mungkin diikuti,” kata Rudy.

Rudy menjelaskan, Pemprov DKI memiliki tiga pendekatan dalam penataan angkutan umum (Angkot), yakni penghentian operasional angkot yang sudah melewati usia 20 tahun, konversi Angkot 3:1 menjadi bus medium 147 Angkot Trans. Angkot Pakuan di 49 Biskita Trans Pakuan dan santunan bagi angkot yang berusia di bawah 20 tahun namun tidak lagi diperbolehkan beroperasi di pusat kota.

“Kami akan menghitung kebutuhan kompensasi ini dan akan dianggarkan dalam perubahan anggaran 2022. Nanti pada 2023 juga akan dianggarkan untuk kompensasi angkutan umum,” ujarnya.

Rudy mengatakan ada konversi angkot secara keseluruhan yang akan diselesaikan sekitar 1.161 angkot di pusat kota selama proses penataan.

Selain penataan moda transportasi, pembangunan jalan protokol alternatif akan memajukan pembangunan jalan lingkar regional (R3) di kecamatan Katulampa yang sudah dianggarkan untuk pembebasan lahan lanjutan dan akan dianggarkan pada tahun 2023. untuk pengembangan.

Kemudian mengawali rencana pembangunan jalan lingkar (R2) sepanjang 4,5 km di Kabupaten Bogor Utara yang membutuhkan dana sekitar Rp 150 miliar untuk pembebasan lahan.

Sementara itu, pembangunan flyover RE Martadinata telah rampung. Namun pembangunan flyover Kebon Pedes kini sudah dilakukan secara detail untuk EED yang dioperasikan oleh PUPR dan anggarannya sudah dibahas dengan Pemprov Jabar yang sepertinya tahun ini cukup sulit karena perubahan program yang terkena dampak. oleh COVID-19

Rudi menginformasikan, ruas jalan yang menjadi kewenangan Provinsi Jawa Barat di Kota Bogor antara lain Jalan Siliwangi, Lawang Gintung, Jalan Pahlawan, Jalan Empang, Jalan Djuanda, Jalan Sudirman, Jalan Pemuda, Jalan Kebon Pedes, dan Jalan Cilebut.

“Ketika kami tahu bahwa perlintasan Kebon Pedes sangat penting, kami komunikasikan dengan provinsi. Jika tidak, seperti kata walikota, kami akan realistis. Setidaknya kita dorong, yang krusial adalah pelebaran Jembatan Otista,” jelasnya.

Kepala Bappeda Kota Bogor mengatakan, dari seluruh target Jembatan Otista yang awalnya tidak masuk dalam RPJMD, sangat penting untuk menunjang kelancaran lalu lintas di kawasan tersebut karena berada pada Sistem Satu Arah (SSA). ) rute dari Jalan Pajajaran ke Tugu Kujang, Pasar Bogor, lokasi Pusat Wisata Kuliner Suryakenca, Kebun Raya Bogor dan Istana Bogor untuk kembali ke Jalan Pajajaran.

“Tahun ini kami memperoleh tanah di Jembatan Otista dan kami membuat anggaran untuk pembangunan Jembatan Otista. Di RKPD Provinsi (Jawa Barat) kita sudah masuk sekitar Rp52,5 miliar,” ujarnya.

Kemudian tujuan keempat adalah Bogor Lancar, tata letak stasiun kereta api. Stasiun Bogor dan Alun-Alun Kota Bogor sudah terkoneksi padahal sebelumnya ada tembok pembatas dari Taman Topi menuju stasiun. Pagar dibongkar dengan kesepakatan dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI), pagar juga dibongkar dan akses masuk dari alun-alun kota.

Dengan cara ini, sebuah stasiun memorial (stasiun yang melestarikan sejarah) diwujudkan pada tahun 2021. Awalnya dibuka, akses ke tempat itu 5.000 penumpang, hingga akhir Juni 2022, 17.000 penumpang telah berkontribusi cukup banyak dari rata-rata 60.000 data harian PT KAI.

“Kalau akses jalur ganda Bogor-Sukabumi lebih banyak, kemudian di sekitar stasiun Ciomas, maka langkah kami selanjutnya adalah mengusulkan pembangunan stasiun Sukaresmi. Sudan berada di bawah pengawasan Kementerian Ekonomi, tujuannya adalah untuk menyelesaikan kepergian orang-orang,” katanya.

Source: megapolitan.antaranews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button