Korban Jatuhkan Dakwaan, Kasus Pemukulan Anggota TNI di Salatiga Turun - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Korban Jatuhkan Dakwaan, Kasus Pemukulan Anggota TNI di Salatiga Turun – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Ilustrasi pencambukan. (laskar-suzuki.com)

Solopos.com, SALATIGA — Anggota TNI di Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jawa Tengah), Pratu RW, memutuskan mencabut laporan penganiayaan atau pemukulan yang dialaminya pada awal September lalu.

Kepala Badan Reserse Kriminal Polres Salatiga, AKP Nanung Nugroho Indaryanto, kepada wartawan di Salatiga, Kamis (10 Juni 2022). Dengan pencabutan dakwaan, salah satu tersangka bernama AF, 22, warga Temanggung dibebaskan.

Daihatsu Rocky Promotion, Harga Mobil Rp 200 Juta Jadi Hanya Rp 99.000

“Wartawan sudah mencabut laporannya. Jadi kasusnya ditutup. Kebetulan tersangka sudah menyelesaikan hukumannya, jadi langsung dibebaskan,” kata Nanung.

Sidang pemukulan terhadap anggota TNI yang bertugas di Batalyon Infanteri Perampok Mekanik (Yonif) 411/Pandawa/6/2/Kostrad Salatiga terjadi pada 1 September 2022. Saat itu, RW Pratu yang menggendong istrinya sedang hamil enam bulan. dipukuli oleh lima pemuda di kawasan Pasar Campuran, Kota Salatiga.

Usai pemukulan, rekan-rekan Pratu RW berang. Kelima pelaku juga digeledah dan dibawa ke markas Yonif 411 Salatiga. Setelah dibawa ke Mabes TNI, satu dari lima tersangka meninggal meski dirawat di RS Dr Asmir.

Baca juga: Pelaku Pemukulan Anggota TNI di Salatiga Tewas, 13 Prajurit Diduga

Tersangka yang tewas adalah AWP yang juga berdomisili di Temanggung. Empat pelaku lainnya mengalami luka-luka.

Kasus kematian salah satu pelaku pemukulan anggota TNI di Salatiga sedang berlangsung di pengadilan. Bahkan, dilaporkan Solopos.com Beberapa waktu lalu, Komandan Kostrad Letjen Maruli Simanjuntak mengatakan 13 anggota TNI ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tewasnya pelaku pemukulan di Pratu RW di Salatiga.

“[Berkas] sudah berjalan. Jadi prosedurnya berjalan dengan baik di Bundeswehr. Ke-13 tersangka tersebut nantinya akan diadili. Siapa yang memukul, siapa yang melecehkan. Ketika hal seperti itu terjadi, semuanya salah, kan,” kata Maruli.

Baca juga: Kronologi Pemukulan Anggota TNI di Salatiga

Menurut Maruli, peristiwa itu terjadi karena anggota TNI emosional saat mendengar pacarnya dipukuli lima orang preman. Kemudian mereka mencari lima preman dan membawa mereka ke unit untuk memberi mereka pelajaran.

“Ya, maksudku, mari kita lelah. Yang saya lihat hanyalah dia dipukuli dan mabuk. Mungkin badannya parah banget, dipukuli dan meninggal,” jelasnya.

Source: www.solopos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button