Konflik Pengelolaan Pantai Widodaren Gunungkidul menemui titik terang
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL – Konflik terkait pengelolaan Pantai Widodaren di Saptosari, Gunungkidul berangsur-angsur berkurang.
Ini terjadi setelah sejumlah kesepakatan dicapai antara faksi yang bertikai.
Panewu Saptosari, Eka Priyatna mengatakan, pihaknya melakukan mediasi antara Pemerintah Desa (Pemkal) Kanigoro dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Widodaren.
Baca Juga: Kota Yogyakarta Bidik Desa Asri per Kemantren
“Keduanya kami temui pada Selasa malam (24/1/2023),” kata Eka kepada wartawan, Rabu (25/1/2023).
Menurut dia, salah satu kesepakatan yang dicapai Pemkal Kanigoro akan memenuhi tuntutan Pokdarwis.
Syaratnya adalah menyelesaikan pembangunan kios seperti yang dijanjikan.
Kesepakatan tersebut berimplikasi pada pembukaan kembali akses pantai.
Sebelumnya, akses diblokir oleh warga yang kecewa karena tuntutannya tidak dipenuhi.
“Kami juga berkoordinasi dengan otoritas bangunan untuk perencanaan negara dan tata ruang,” kata Eka.
Koordinasi mengacu pada pagar pembatas pantai.
Jika pembangunan pagar tersebut tidak sesuai aturan, Pemda DIY akan menegurnya.
Secara terpisah, Lurah Kanigoro Suroso mengatakan tuntutan Pokdarwis akan diakomodir melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBKal) Perubahan.
“Nanti sisa kios akan dibangun dengan APBKal yang sudah direvisi,” jelasnya.
30 kios dibangun.
Sedangkan permintaan Pokdarwis adalah 73 unit kios untuk usahanya.
Baca Juga: Apindo DIY Dorong Pemanfaatan Tanah Kas Desa untuk Industri
Penutupan jalan menuju Pantai Widodaren sudah dilakukan sejak 16 Januari 2023. Warga setempat memblokir jalan dengan tumpukan batu.
Anggota Pokdarwis Widodaren, Mujiko, mengatakan penutupan itu karena kekecewaan warga.
Terutama karena tuntutan mereka tidak dipenuhi.
“Jumlah dan ukuran tribun yang dibangun tidak sesuai dengan kesepakatan awal,” jelasnya.(alx)
Source: news.google.com
