Konferensi Minyak Nabati Berkelanjutan G20: Kontribusi Indonesia untuk Memperkuat Rantai Pasokan Minyak Nabati Berkelanjutan - WisataHits
Yogyakarta

Konferensi Minyak Nabati Berkelanjutan G20: Kontribusi Indonesia untuk Memperkuat Rantai Pasokan Minyak Nabati Berkelanjutan

INFORMASI NASIONAL — Dukungan dan inisiatif sinergi dari negara-negara penghasil dan pengekspor minyak nabati menjadi penting mengingat tantangan global yang sedang berlangsung di sektor energi. Dukungan ini diperlukan untuk meminimalkan potensi lonjakan harga dan krisis pangan yang sedang berlangsung. Dalam momentum kepresidenan G20 Indonesia tahun ini sebagai negara pengekspor Minyak sawit mentah (CPO) terbesar di dunia, Indonesia juga terlibat aktif dalam mempromosikan inisiatif global untuk memperkuat rantai pasokan minyak nabati yang berkelanjutan.

Untuk itu, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bekerjasama dengan Kementerian Pertanian, Dewan Negara Penghasil Minyak Sawit (CPOPC), Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI). Konferensi G20 tentang Minyak Nabati Berkelanjutan (SVOC) pada tanggal 3 November 2022 di The Westin Resort, Nusa Dua, Bali. Penyelenggaraan konferensi internasional ini bertujuan untuk merumuskan strategi dan kebijakan untuk menjawab tantangan global dalam pengelolaan minyak nabati untuk memperkuat ketahanan pangan dan energi.

“Pada tingkat teknis, SVOC G20 juga bertujuan untuk merumuskan rencana aksi masing-masing orang yang tertarik terkait dengan peningkatan produktivitas, memastikan kebutuhan global terpenuhi dan memperkuat rantai pasokan minyak nabati. SVOC G20 merupakan momen penting untuk merumuskan acuan komunikasi dan kolaborasi tingkat yang lebih luas dengan melibatkan minyak nabati dengan berbagai pemangku kepentingan,” kata Musdhalifah Mahmoud, wakil koordinator pangan dan agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dalam sebuah pernyataan. pengarahan media G20 SVOC, Jumat (28 Oktober), di media center Kementerian Perekonomian.

Sebagai informasi, SVOC G20 diadakan setiap tahun hibrida dan memfokuskan pembahasan pada 3 (tiga) topik utama yaitu Minyak Nabati di Era Ketidakpastian, Menavigasi Dinamika Minyak Nabati, dan Meningkatkan dinamika rantai pasokan yang berkelanjutan. SVOC G20 tahunan hibrida akan didampingi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Wakil Menteri Pertanian dan Urusan Pedesaan Republik Rakyat Tiongkok Ma Youxiang, Menteri Pertanian Rusia Dimitri Patrusev, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam vincent piket, Menteri Persatuan Negara untuk Pertanian dan Kesejahteraan Petani India Shobha Karandlaje, Dan Menteri Kebijakan Pertanian dan Pangan Ukraina Mykola Solskyi, serta pembicara lainnya dari sektor publik dan industri dari berbagai negara.

Selain itu, Wakil Musdhalifah pada kesempatan tersebut menekankan bahwa SVOC G20 merupakan kontribusi bagi Indonesia untuk mendorong pengembangan minyak nabati secara berkelanjutan baik di tingkat nasional maupun global. Dinamika ini juga merupakan pembaruan peran Indonesia sebagai Presidensi G20 2022 untuk mendorong peran aktif negara-negara G20 dalam mengatasi tantangan minyak nabati dari negara berkembang.

“SVOC G20 akan memberikan dampak positif bagi perekonomian, khususnya di sektor transportasi dan pariwisata, melalui kehadiran peserta di lapangan selama konferensi. Selain itu, SVOC G20 juga dapat menjadi batu loncatan bagi Indonesia untuk terus terlibat dan berperan aktif dalam diskusi dan aksi global untuk menyelesaikan berbagai isu dan tantangan yang dihadapi masyarakat global,” pungkas Wakil Musdhalifah.

Kemudian, di tengah terganggunya rantai pasokan minyak nabati akibat pandemi Covid-19 dan konflik antara Rusia dan Ukraina, Sekretaris Jenderal CPOPC Rizal Affandi Lukman menyatakan bahwa nilai-nilai keberlanjutan minyak sawit memungkinkan untuk terus memenuhi kebutuhan pangan dan energi dunia ditutup-tutupi. Fakta ini didukung oleh permintaan pasar minyak nabati yang konsisten, termasuk dari negara-negara yang berusaha membatasi impor minyak sawit, diimbangi dengan ketersediaan pasokan. Konferensi Minyak Nabati Berkelanjutan G20 SVOC akan menjadi platform di mana CPOPC akan membuka peluang kerjasama dengan negara-negara penghasil dan konsumen minyak nabati lainnya dalam memasok dunia dengan minyak nabati yang berkelanjutan dalam menghadapi tantangan global perubahan iklim dan komitmen untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030. Lebih dari itu Direktur Keberlanjutan CPOPC Witjaksana Darmosarkoro juga menekankan pentingnya peran strategis Indonesia dalam rantai minyak nabati pada kesempatan yang sama.

Lebih dari 500 orang dari berbagai negara telah mendaftar di G20 SVOC. Kepala Departemen Komunikasi GAPKI Tofan Mahdi dalam media briefing yang disampaikan secara teknis terkait konferensi yang akan digelar pekan depan. Turut hadir sebagai moderator Deputi Komisioner Pangan Kemenko Perekonomian Muhammad Saifulloh.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button