Kominfo meningkatkan keterampilan PR melalui Jarkom - WisataHits
Jawa Timur

Kominfo meningkatkan keterampilan PR melalui Jarkom

Pengelola informasi yaitu media center daerah perlu mampu mengolah kegiatan seremonial agar lebih bermakna dan memuat informasi atau berita yang dibutuhkan masyarakat.

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong. Foto: Kominfo

JAKARTA, Jurnas.com – Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong mengatakan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Komunikasi Publik, yaitu single narrative dan communication orchestration.

Hal itu disampaikannya dalam acara Be Smart Bareng Kominfo Newsroom (JARKOM) Regional Media Center Edisi “Menciptakan Kegiatan Seremonial Layak Warta” pada Kamis (29/9/2022) di Surabaya.

“Satu-satunya narasi seperti kita semua di pemerintahan dari daerah ke pusat karena semua kementerian dan lembaga di Jakarta dan daerah ini memiliki narasi yang sama dalam hal kebijakan pemerintah,” jelasnya dalam keterangan tertulis, jurnas.com di Jakarta. , Senin (10/3/2022).

Sedangkan orkestrasi komunikasi adalah misi dan tanggung jawab Kementerian Komunikasi dan Informatika, dalam hal ini Direktorat Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) memimpin pengelolaan komunikasi publik dan menciptakan ruang publik dengan konten positif yang mencerahkan, mendidik dan membangun semangat. dari nasionalisme.

Oleh karena itu, Usman juga berpesan kepada peserta Jarkom, khususnya pengelola media center regional, untuk terus meningkatkan kemampuan menulisnya sehingga mampu menghasilkan karya yang lebih bernilai bagi masyarakat.

Secara khusus Usman Kansong meminta agar liputan acara peresmian tidak hanya menyampaikan upacara pemotongan pita atau penekanan tombol, tetapi juga memuat berita atau pesan yang disampaikan kepada masyarakat.

“Bagaimana menulis pesan agar tidak hanya upacara pelantikan, tapi pesan apa yang ada dalam upacara itu. Jadi apa, agar pesan kita dibaca oleh masyarakat,” kata Usman.

Ia meyakini jika pembukaan suatu kegiatan hanya sebatas upacara, pengguntingan pita, atau penekanan tombol, orang akan malas membaca bahkan media mainstream pun tidak mau mengutipnya.

“Jika orang tidak membaca pesan kami, kami lelah menulis. Pesan kami tidak dibaca orang, apalagi dikutip media,” katanya.

Oleh karena itu, pengelola informasi yaitu media center daerah harus mampu mengolah kegiatan seremonial agar menjadi lebih bermakna dan memuat informasi atau berita yang dibutuhkan masyarakat.

Usman mengatakan dengan adanya bimbingan teknis ini, diharapkan para peserta yang merupakan pengelola informasi media center di berbagai daerah dapat memperluas pengetahuan dan kemampuan menulis berita dalam sebuah kegiatan seremonial.

“Eksplorasi pengetahuan kompetensi para pembicara kita sebanyak-banyaknya sehingga kita bisa menjadikan sesuatu yang ceremonial layak diberitakan,” ujarnya.

Pada kesempatan ini, Usman Kansong juga berpesan kepada para pejuang informasi di media center regional untuk mengomunikasikan satu kesatuan narasi dan dukungan serta menggalakkan penyelenggaraan KTT (KTT) G20 yang akan diselenggarakan di Bali pada November 2022 untuk masyarakat di seluruh kawasan.

“Dalam waktu kurang dari dua bulan kami akan menjadi penyelenggara KTT G20. Ini narasi kita juga, kita harus jomblo, kita perlu dukung KTT G20 dan sosialisasikan ke publik,” kata Usman Kansong kepada peserta tur teknis Be Smart with Communications and Informatics (Jarkom) di Surabaya, Kamis ( 29 April). 9/2022).

Usman berharap tidak ada yang acuh tak acuh terhadap terselenggaranya KTT G20 Bali ini, karena semua daerah bisa sama-sama mempromosikan KTTG20 dan memanfaatkan potensi pariwisata di daerahnya masing-masing untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

“Jangan sampai gara-gara KTT di Bali, Surabaya, Jawa Timur tidak usah khawatir, biarlah itu urusan Dinas Kominfo Bali, enggak kok, itu yang kita sebut narasi tunggal. dan orkestrasi kami memuat Layanan Kominfo. “seluruh Indonesia untuk berbagi informasi tentang G20,” katanya.

Sementara itu, melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kominfo) mengatakan Nursodik Gunarjo, Direktur Pengelolaan Media, Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Komunikasi dan Informatika memiliki tanggung jawab sebagai konduktor orkestra untuk menyebarkan informasi kepada publik. Kominfo adalah pemimpin dalam mengelola informasi publik.

“Kita sudah memiliki Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Komunikasi Publik, Kominfo bertindak sebagai orkestra konduktor dalam komunikasi publik dalam hal ini. Kominfo berada di depan, tetapi tidak memimpin. Hanya menyatukan narasi kementerian, lembaga, dan daerah sehingga yang keluar nanti tidak persis sama tapi berirama. Ingat nyonya-nyonya, naratif tunggal bukan berarti naratif satu-satunya, tapi boleh berkreasi, tapi nada yang keluar seirama,” ujarnya dalam sambutannya di ajang Regional Media Center Award 2022 di Selatan. Tangerang, Banten, Senin (26/9/2022).

Menurut Nursodik, orkestrasi komunikasi publik yang dimaksud adalah analogi seperti musik yang berirama dengan bass, kendang, suling, biola, suling, dll, tetapi irama yang keluar asik untuk didengar.

“Seperti orkestra, ada yang main bass, ada yang drum, flute, rebab, flute dan lain-lain, tapi suaranya keluar sebagai harmoni. Itu namanya komunikasi publik,” katanya.

Nursodik menyatakan bahwa jika kebutuhan masyarakat akan informasi dapat terpenuhi maka good governance atau tata pemerintahan yang baik dapat tercapai Kepemimpinan yang baik dicapai lebih cepat.

Menurutnya, saat ini banyak sekali berita yang tidak benar maupun salah. Fenomena ini harus diantisipasi oleh media center di daerah dan di pusat. Semua harus berpikir ke depan bahwa komunikasi harus mampu mencerahkan dan mencerahkan masyarakat.

“Saya kira fenomena seperti itu juga harus diantisipasi oleh penyelenggara komunikasi publik, baik di pusat maupun di daerah. Kedepannya akan segera bergeser ke komunikasi yang lebih digital, jadi mohon dipikirkan kembali,” jelas Nursodik.

Jarkom Bimtek di Surabaya ini diikuti sekitar 50 peserta offline serta ratusan peserta melalui Zoom yang merupakan perwakilan dari beberapa media center regional yang disponsori oleh Direktorat Pengelolaan Media, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Pembicara yang hadir antara lain Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik, Kominfo Usman Kansong, Direktur Pengelolaan Media, Ditjen IKP, Kominfo, Nursodik Gunarjo, Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Provinsi Jawa Timur, Hudiono, Eko Suprihatno, Praktisi Media/ Jurnalis dan Taofik Rauf, pemimpin redaksi portal InfoPublik.id.

TAGS: Kominfo PR Jarkom

Source: www.jurnas.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button