Kisah Wali Pitu, Penyebar Islam di Pulau Dewata, Bali, dan Asal Usul Penyebutannya - WisataHits
Jawa Timur

Kisah Wali Pitu, Penyebar Islam di Pulau Dewata, Bali, dan Asal Usul Penyebutannya

Awalnya, istilah “Wali Pitu” tidak dikenal umat Islam di Bali. Istilah ini hanya ada di Jawa sekitar tahun 1990-2000 oleh para pelaku wisata religi yang berwisata ke Bali hingga akhirnya diperkenalkan sebagai paket wisata religi oleh biro perjalanan dengan harga tertentu.

Dalam buku Habib Toyyib Zaen yang ditulis pada tahun 1998, nama-nama yang diklaim sebagai Wali Pitu berdasarkan pengalaman spiritual di Bali pada tahun 1992 adalah:

1. Raden Mas Sepuh/Pangeran Mangkuningrat (Pantai Suci Seseh, Mengwi, Kabupaten Badung)

2. Habib Umar bin Maulana Yusuf Al Maghribi (Bukit Suci Bedugul Kabupaten Tabanan)

3. Habib Ali bin Abu Bakar bin Umar bin Abu Bakar Al Hamid di (Pantai Suci Kusamba Kabupaten Klungkung)

4. Habib Ali Zainal Abidin Al Idrus (Bunga Suci Kabupaten Karangasem)

5. Syekh Maulana Yusuf Al Baghdi Al Maghribi (Karangasem Suci)

6. Syekh Abdul Qodir Muhammad (Karangrupit Keramat, Temukus, Kabupaten Buleleng)

7. Habib Ali bin Umar Bafaqih (Santo Loloan Barat Kabupaten Jembrana).

Dalam versi lain, ada nama yang mencantumkan nama Dewi Siti Khadijah (putri Raja Cokorde Pemecutan III yang masuk Islam setelah menikah dengan Raja Cakraningrat IV, Bangkalan, Madura), sehingga peserta wisata religi juga sering singgah di rumah puteri. kuburan kota denpasar.

Oleh karena itu, keakuratan Wali Pitu harus dipertanyakan karena merupakan “sejarah lisan” dari cerita ke cerita tanpa dukungan fakta sejarah yang akurat seperti Pangeran Mas Sepuh atau Pangeran Mangkuningrat dan Habib Umar bin Maulana Yusuf Al Maghribi (H Bagenda Ali, AswajaDewata.com 16/10/2020).

Tak hanya Pangeran Mas Sepuh dan Habib Umar, Habib Ali Zainal Abidin Al Idrus (Keramat Bungaya, Karangasem) juga dipertanyakan statusnya yang hanya guru silat dan guru tarekat, namun makam mereka kerap diziarahi.

“Mungkin karena letaknya di pinggir jalan, maka dimasukkan ‘paket’ wisata religi, meskipun di sini ada makam yang lebih tua, yaitu Makam Saren Jawa, yang tidak berada di jalur Wali Pitu tetapi berasal dari abad ke-15”, kata Rudi dari Karangasem.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button