Kisah sepuluh tahun pengamatan Oneng terhadap makam Inggit Garnasih - WisataHits
Jawa Barat

Kisah sepuluh tahun pengamatan Oneng terhadap makam Inggit Garnasih

Kisah sepuluh tahun pengamatan Oneng terhadap makam Inggit Garnasih

bandung

Inggit Garnasih lahir di sebuah desa di Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung. Istri kedua Presiden Soekarno ini lahir pada 17 Februari 1888 dari pasangan Ardjipan dan Amsi di desa Kamasan.

Inggit meninggal dunia dalam usia 96 tahun dan dimakamkan di Dipasaren Agung yang terletak di TPU Caringin Porib, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Jawa Barat.

detikJabar berkesempatan menghadiri pemakaman Inggit Garnasih pada Rabu (02/01/2023). Menemukan lokasi makam Inggit Garnasih tidaklah sulit karena letaknya yang sangat menonjol dibanding makam-makam lainnya.

Makam Inggit berada di sebuah bangunan kuno yang dikelilingi spanduk merah putih, ada pula bendera merah putih yang ditempelkan di tiang yang berdiri di halaman gedung.

Selain itu, sebelum memasuki makam Inggit ditempelkan kain merah putih yang harus dibuka terlebih dahulu untuk masuk ke dalam makam.

Makam Inggit Garnasih terbuat dari beton. Di atas nisan terdapat lambang negara yaitu Garuda Pancasila dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”. Selain itu ada sejumlah foto Inggit dan Soekarno yang menempel di dinding bangunan makam ini.

Makam Inggit Garnasih, kini dijaga oleh seorang lelaki tua bernama Oneng Rohiman. Pria berusia 83 tahun ini menjadi juru kunci Makam Inggit Garnasih sejak 1984.

“Dia sudah di sini sejak tahun 1984, diangkat oleh Pak Cipto dari Gambelan,” kata Oneng detikJabar.

Makam Inggit Garnasih di TPU Caringin Porib, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Jawa Barat.Makam Inggit Garnasih di TPU Caringin Porib, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Jawa Barat. Foto: Wisma Putra

Oneng mengatakan bahwa dia adalah penjaga makam Inggit Garnasih sejak kecil hingga tubuhnya setua sekarang ini. Oneng mengaku juga sering tidur di makam Inggit karena diketahui ada ruang di dalam makam yang bisa digunakan untuk istirahat.

“Ini sakit kaki ayahnya. Rumahnya di Kopo Sayati,” kata Oneng.

Pria itu memiliki seorang istri, Odah Julaeha, 69, dan 14 anak, tiga di antaranya tinggal di kuburan. Dua lainnya masih rekan, yakni Suhendra (40), anak angkatnya, dan Tubagus Rahman (41), anak kandungnya.

Oneng melihat karakter Inggit Garnasih tidak ada duanya. Inggit berperan penting dalam mencapai kemerdekaan Indonesia.

“Sebaik-baik manusia, tidak ada seorang pun di dunia ini yang sebaik Ibu Inggit. Itu saleh, baik, lainnya. Terpuji, menurut ayah saya,” katanya.

Bahkan, menurut Oneng, Rumah Bersejarah Inggit Garnasih yang terletak di Jalan Inggit Garnasih No. 8, dulu bernama Jalan Ciateul, Desa Nyengseret, Kecamatan Astanaanyar, digunakan sebagai tempat berkumpulnya para pejuang.

“Di rumahnya para pejuang bangsa ini diberi makan, air baku dan air matang, itu enaknya di sana,” ujarnya.

“Tidak pernah bertengkar dengan tetangga, enak dipandang, juga mendengar (cara berbicara),” imbuhnya.

Makam Inggit Garnasih di TPU Caringin Porib, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Jawa Barat.Makam Inggit Garnasih di TPU Caringin Porib, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Jawa Barat. Foto: Wisma Putra

Oneng pun mengomentari usulan Megawati Soekarnoputri untuk menjadikan Inggit Garnasih sebagai pahlawan nasional. Menurut dia, sudah diusulkan beberapa tahun lalu tapi gagal, padahal dulu Megawati pernah menjadi bagian dari pemerintahan.

“Meski seminar itu ditolak tiga kali. Aneh, alasan penolakan Megawati adalah ibu tirinya,” tambah Oneng.

Ia pun menyayangkan keberadaan Makam Inggit Garnasih luput dari perhatian pemerintah karena hanya warga sekitar yang mengunjungi makam ini dan memberikan penghormatan.

“Tidak ada orang pemerintah, hanya orang (yang membayar upeti),” katanya.

Selain makam Inggit Garnasih, makam anak angkat Inggit, suami dan anaknya juga berada di kawasan ini.

“Ini makam Ratna Juami, putri angkat Pak Karno dan Bu Inggit. Di tengah adalah anaknya Ratna Juami dan di barat (makam ketiga) suami Ratna Juami,” pungkasnya.

(wip / enak)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button