Kisah sedih co-pilot Yeti Airlines, suaminya juga meninggal di pesawat - WisataHits
Jawa Tengah

Kisah sedih co-pilot Yeti Airlines, suaminya juga meninggal di pesawat

Kisah sedih co-pilot Yeti Airlines, suaminya juga meninggal di pesawat

WAKTU INDONESIA, JAKARTA – Ada kisah sedih di balik jatuhnya pesawat Yeti Airlines di Nepal Minggu (15/1/2023) lalu. Suami Anju Khatiwada, 44, co-pilot pesawat naas itu, juga meninggal dalam kecelakaan pesawat 16 tahun lalu.

Anju Khatiwada adalah co-pilot Yeti Airlines Penerbangan 691 yang jatuh ke jurang dekat kota resor Pokhara, Nepal, Minggu lalu.

iklan

Sedangkan suaminya, Dipak Pokhrel, juga merupakan pesawat Yeti Airlines saat meninggal dunia.

Dipak berada di kokpit pesawat Twin Otter yang membawa beras dan makanan ke kota barat Jumla ketika jatuh dan terbakar pada Juni 2006, menewaskan sembilan orang di dalamnya.

Kematian suaminya itulah yang mendorong Anju untuk mengejar karir di bidang penerbangan.

Anju Khatiwada telah bergabung dengan Yeti Airlines Nepal sejak 2010.

Pada hari Minggu, Anju Khatiwada berada di kursi co-pilot dari penerbangan Yeti Airlines dari Kathmandu yang jatuh ke jurang saat mendekati kota Pokhara, membuat bencana udara paling mematikan di Nepal dalam tiga dekade.

Yeti Airlines.jpgKhatiwada bergabung dengan Yeti Airlines pada tahun 2010, empat tahun setelah suaminya yang pilot meninggal dalam kecelakaan pesawat (FOTO: The New York Post).

Jenazah Kamal KC, kapten pesawat ATR yang telah terbang lebih dari 21.900 jam, ditemukan dari reruntuhan dan diidentifikasi positif.

Sedangkan jenazah Kathiwada belum teridentifikasi. “Tapi dia dikhawatirkan tewas,” kata juru bicara Yeti Airlines Sudarshan Bartaula.

Tidak ada korban selamat yang ditemukan di antara 68 penumpang dan empat awak kapal.

“Dia melakukan pelatihan pilot dengan uang asuransi yang didapatnya setelah suaminya meninggal,” tambah Bartaula.

Seorang pilot dengan lebih dari 6.400 jam terbang, Anju Khatiwada sebelumnya telah menerbangi rute wisata populer dari Kathmandu ke kota terbesar kedua di negara itu, Pokhara.

“Pada hari Minggu, dia menerbangkan pesawat dengan instruktur penerbangan, yang merupakan praktik standar maskapai penerbangan,” kata seorang pejabat Yeti Airlines yang tidak disebutkan namanya yang mengenal Khatiwada secara pribadi.

“Dia selalu siap untuk tugas apa pun dan telah terbang ke Pokhara lebih awal,” kata pejabat itu.

Pilot ATR-72 Anju Khatiwada berguling dari sisi ke sisi sebelum jatuh ke jurang di dekat bandara yang baru dibuka dan terbakar, menurut laporan saksi mata dan video mengerikan dari kecelakaan yang diposting ke media sosial.

Pihak berwenang menemukan perekam suara kokpit dan perekam data penerbangan dari pesawat pada hari Senin, yang dapat membantu penyelidik menentukan penyebab kecelakaan dalam cuaca cerah.

Anju Khatiwada adalah perintis, satu dari hanya enam wanita yang dipekerjakan oleh maskapai ini sebagai pilot, dan dia telah terbang hampir 6.400 jam.

“Dia adalah kapten penuh dari sebuah maskapai penerbangan yang mengoperasikan penerbangan solo. Dia wanita pemberani,” tambah Bartaula.

Anju Khatiwada kemudian menikah lagi dan memiliki anak kedua sambil terus melebarkan karirnya. Teman dan keluarga mengatakan dia menyukai pekerjaannya dan senang berada bersama.

Tragedi minggu lalu menghidupkan kembali pembicaraan tentang keselamatan penerbangan di negara Himalaya, yang telah merenggut ratusan nyawa dalam kecelakaan pesawat selama beberapa dekade terakhir.

Selama bertahun-tahun, sejumlah faktor disalahkan atas catatan keselamatan penerbangan Nepal yang buruk. Medan pegunungan dan cuaca yang sering tidak dapat diprediksi bisa jadi sulit dinavigasi dan sering disebut sebagai alasan.

Tetapi yang lain menunjuk pada pesawat yang sudah ketinggalan zaman, peraturan yang longgar dan pengawasan yang buruk sebagai faktor yang sama pentingnya.

Penyebab jatuhnya pesawat ATR Yeti Airlines yang dipiloti Anju Khatiwada Minggu ini masih belum jelas.

**) Ikuti berita terbaru KALI Indonesia di dalam Berita Google

Klik tautan ini dan jangan lupa untuk mengikutinya.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button