Kisah pasang surut seorang lulusan fisika yang memulai bisnis pembuatan tas - WisataHits
Jawa Barat

Kisah pasang surut seorang lulusan fisika yang memulai bisnis pembuatan tas

INFORMASI BISNIS – Gelar Husna Ramdani (32) di bidang fisika dengan nilai rata-rata 3,1 tidak membatasi bidang pekerjaannya. Setelah lulus dari Universitas Padjadjaran pada tahun 2015, Husna memutuskan untuk mengikuti passionnya untuk mencari nafkah. Akhirnya, dia melanjutkan bisnis yang telah dia mulai sejak masa mahasiswanya, yaitu membuka bisnis penganan tas.

“Selama kuliah, saya berbisnis. Cita-cita awal saya bisa hidup mandiri,” kata Husna saat ditemui di toko kue tas miliknya di Perum Cendikia 1, Jalan Kayu Jati Raya Nomor 30, Desa Cileles, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (08/ 10).

Pria kelahiran Cianjur itu menuturkan, sejak menjadi mahasiswa, niat membuka usaha muncul karena tak ingin bergantung pada orang tuanya seumur hidupnya. Selain itu, Husna berbisnis karena ingin memberdayakan orang-orang di sekitarnya. Selama kuliah di Unpad, Husna mengaku pernah bekerja sama dengan teman-teman kuliahnya di bidang percetakan. “Ketika saya masih kuliah, saya membuat buku seperti modul kuliah. Hasilnya cukup untuk membayar pensiun di Jatinangor dan memenuhi kebutuhan sehari-hari,” kata ayah Azkan Fawwaz Alfarizi.

Husna mengatakan saat memasuki tahun terakhir kuliah, dia melihat potensi perusahaan lain. Tidak banyak scarf/tas selempang yang beredar di pasaran saat itu. “Saya melihat banyak ibu-ibu saat itu yang menggendong anaknya dengan sepeda motor tanpa pengaman. Sejak saat itu, saya berpikir untuk membuat tas tempurung untuk menggendong bayi, sehingga ketika ibu-ibu naik motor bersama anak-anaknya, mereka bisa tenang karena tahu anaknya selamat,” seru Husna.

Husna mengatakan, potensi bisnis tersebut terbantu dengan banyaknya warga sekitar kostnya yang berprofesi sebagai penjahit. Saya menghentikan bisnis percetakan buku dan merasa tidak nyaman dengan mereka. Jadi setelah melihat potensi carrycot, saya menjadi tenang karena mereka bisa terus bekerja sama dengan saya,” kata Husna.

Singkat cerita, menurut Husna, tas selendang bayi ini sangat laris di pasaran. Bahkan, dia kewalahan memenuhi permintaan konsumen.

“Untuk memenuhi permintaan ini, saya menelepon Schneider di area kost. Hasilnya sangat memuaskan, permintaan pasar terus bertambah. Bahkan tidak hanya tas gendongan bayi yang dikembangkan, tetapi jenis tas lainnya juga dibuat,” kata Husna. Seiring berjalannya waktu, tas yang diproduksi tidak hanya tas gendongan bayi, tetapi juga tas promosi, tas olah raga, tas seminar, tas souvenir, tas ransel, tas bahu, tas kantor, tas laptop, tas garmen, tas wanita dan jenis tas cinderamata lainnya atau tas hadiah.

Menggunakan internet

Husna mengatakan, dirinya dan timnya telah fokus mengembangkan bisnisnya di internet sejak merintis toko tas ini.

“Saya mempelajari internet, masuk ke jaringan blogger, hingga akhirnya saya menemukan banyak klien ini di internet. Sejauh ini, bisnis saya sudah 100 persen online. Saya jarang mendapatkan pelanggan langsung,” kata Husna. Husna saat ini memiliki pelanggan di lebih dari 40 kota di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Papua.

“Dari awal saya pesan lewat blog oscas.co.id, sekarang sudah punya pelanggan setia. Mereka ada dari Aceh sampai Papua. Rata-rata mereka puas dengan tas yang kami produksi,” kata Husna. Husna mengatakan, setelah memiliki puluhan pelanggan tetap dari berbagai daerah di Indonesia, ia mendirikan perseroan terbatas dengan nama CV Oscas sebagai legalitas.

Menurut Husna, permintaan pelanggan dari berbagai daerah tetap ada meski ada pandemi. “Alhamdulillah, pandemi mempengaruhi penjualan. Tapi alhamdulillah kami masih bisa eksis di pabrik tas yang kami rintis dan memberdayakan puluhan penjahit di Jatinangor ini,” kata Husna.

Husna berharap pandemi cepat berakhir sehingga kegiatan seperti seminar dan pelatihan yang biasanya membutuhkan banyak tas bisa kembali dilanjutkan. “Karena sistem pemasaran kami juga online, kami optimis bisa terus berkembang. Dengan cara ini, saya bisa terus memberdayakan warga di toko tas ini,” kata Husna.

Source: bisnis.tempo.co

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button