Kisah korban gempa Cianjur membangun tenda di makam di samping makam baru - WisataHits
Jawa Barat

Kisah korban gempa Cianjur membangun tenda di makam di samping makam baru

Kisah korban gempa Cianjur membangun tenda di makam di samping makam baru

Merdeka.com – Korban gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, sulit menemukan tempat untuk mendirikan tenda. Akhirnya mereka mendirikan tenda sementara di tenda-tenda di tanah yang tersedia, termasuk kuburan.

Enam tenda berukuran sedang hingga besar yang didirikan para pengungsi di TPU Kampung Rawa Cina, Rawa Cina Kaler, Distrik Nagrak terlihat di lokasi.

Artikel media Taboola

Konon, pendirian tenda tersebut merupakan inisiatif pribadi warga setempat untuk melindungi diri dari panas dan dinginnya udara malam. Para korban gempa Cianjur harus rela tinggal di kuburan karena tidak ada lagi lahan yang cukup.

Berikut cerita lengkapnya.

2 dari 5 halaman

tidak ada lagi negara

Korban gempa Cianjur bertahan di tempat penampungan sementara

Korban gempa Cianjur bertahan di pengungsian darurat ©2022 Merdeka.com/Arie Basuki

Ketua RT 02 RW 16 Kampung Rawa Cina, Kecamatan Nagrak, Omay (54), Rabu (23/11) menjelaskan, kuburan Rawa Cina menjadi satu-satunya negeri yang bisa dievakuasi warganya.

Menurutnya, tanah di desanya sudah tidak cukup lagi karena banyak rumah yang roboh dan menempati tanah kosong.

“Memang tidak ada (lokasi) yang tersisa, hanya itu yang tersisa untuk tenda pengungsian,” ujarnya merujuk pada ANTARA, Kamis (24/11).

3 dari 5 halaman

Berdekatan dengan Makam Baru

Menurut Omay, para pengungsi hanya bisa tidur dalam kondisi seadanya. Sebagai alasnya, mereka menggunakan terpal dan selimut untuk melindungi tubuh saat tidur.

Para pengungsi tampak terbiasa beristirahat di samping kuburan, Omay bahkan menyebut ada sejumlah kuburan baru di samping pengungsian.

Mereka adalah korban gempa yang dimakamkan di tempat ini dan total ada sebelas kuburan.

“Ini 11 yang baru dan semuanya korban gempa yang meninggal dunia,” ujarnya.

4 dari 5 halaman

Tidak menempati posko karena terlalu jauh

Para pengungsi sendiri mengaku memutuskan untuk tinggal sementara di areal pemakaman karena jarak ke posko yang didirikan para relawan terlalu jauh.

Hal ini mempersulit para pengungsi untuk melacak barang-barang mereka, beberapa di antaranya masih tertinggal di rumah-rumah di dekat lokasi pemakaman.

Sulit di Posko karena tidak ada toilet, katanya lagi.

Menurut Omay, jumlah warga yang mengungsi di pekarangan pemakaman sebanyak 200 orang dan diikuti warga RT 03. Namun, para pengungsi di kuburan masih mengalami kesulitan.

5 dari 5 halaman

Informasi minim

Omay menambahkan, terkadang ia dan warganya tidak bisa berbuat banyak di malam hari karena minimnya penerangan. Kondisi ini sudah mereka rasakan selama tiga hari terakhir pascagempa pada Senin (21/11).

Menurutnya, saat ini belum ada listrik di sana, sehingga gelap gulita pada malam hari.

Untuk mendukung aktivitas warga yang mengungsi di pemakaman, anggota Brimob Resimen Insinyur II Kedunghalang Bogor bersiaga.

Dari 30 anggota, mereka juga membantu mendirikan tenda untuk menampung 30 orang.

(mdk/nrd)

TOPIK TERKAIT

lagi

Taboola di bawah Pasal

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button