Kisah inspiratif seorang pria di Padang yang menyulap sampah laut menjadi karya yang indah untuk disaksikan oleh Gubernur Sumbar. - WisataHits
Yogyakarta

Kisah inspiratif seorang pria di Padang yang menyulap sampah laut menjadi karya yang indah untuk disaksikan oleh Gubernur Sumbar.

TRIBUN-VIDEO.COM, PADANG — Sampah adalah kumpulan barang atau barang sisa yang tidak terpakai dan sering dibiarkan begitu saja sehingga mengaburkan pandangan.

Selain itu keberadaan sampah di Kota Padang cukup banyak dan masih menjadi pekerjaan Pemkot.

Namun, di tangan seorang pria bernama Khairul Mahmud yang akrab disapa Kapten Moed, ia mengubah limbah laut, limbah industri, limbah perusahaan dan limbah rumah tangga (atau rumah tangga) menjadi karya yang sungguh menakjubkan.

Sampah ini biasanya menumpuk di pesisir pantai dan daerah lain di Kota Padang.

Kisah inspiratif datang dari Kapten Moed, pria ini menjadikan sampah atau puing-puing laut sebagai dasar karyanya.

Karya yang tercipta dari pemborosan suatu barang, benda, benda, serta unsur visual dan bahan yang dapat dibentuk menjadi figur.

Secara teknis pembuatan pola kerangka gambar direkatkan dengan semacam lem atau kawat sebagai penguat bahan dasar pekerjaan pemasangan.

Melalui pekerjaan, ia juga melakukan sosialisasi terkait kecenderungan masyarakat yang masih acuh dengan keberadaan sampah.

Dimana membuang sampah sembarangan dapat memperburuk kondisi lingkungan bahkan menjadi salah satu penyebab banjir hingga menggenangi pemukiman.

Baca: Pemkab Mamuju Gelar Pemasaran Wisata Bahari di Pantai Kambunong: Respon Positif Diterima

Kapten Moed yang bermarkas di Jalan Parkit X, Air Tawar Barat, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat ini menghabiskan waktunya untuk merakit barang-barang yang tidak terpakai menjadi sebuah mahakarya.

Setiap hari ia berjalan-jalan di pantai belakang rumah kontrakannya untuk memilah sampah yang bisa dijadikan pekerjaannya.

Hal ini rutin dilakukan karena persewaan dekat dengan area pantai.

Kini Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah sudah melihat sekilas hasil kerja robot tersebut.

Ia ingin mengungkapkan sebuah pesan; Apakah ada pengaruhnya, ataukah pekerjaan ini juga berdampak pada kerumunan pengunjung yang akan menjaga jarak seperti saat pandemi?

Saat itu karya ini di depan umum; Akankah pengunjung menerapkan aturan yang diikuti selama Covid-19?

Sosok robot dengan gerakan berlutut melambangkan bahwa dalam struktur (aturan) di masyarakat setiap orang diminta untuk menjaga jarak (social distancing).

Baca: Menarik, Benteng Vredeburg, Tempat Wisata Sejarah di Jogja yang Wajib Anda Kunjungi

Kontras yang diwakili oleh ekspresi karakter robotik ini menyiratkan situasi rumit yang sedang dilakukan selama pandemi dalam dua tahun terakhir.

Bagi Kapten Moed, isu-isu selama pandemi, isu dan berita di media sosial, telah menciptakan ketakutan akan perubahan karakter manusia.

Dari jarak sosial hingga orang – dari balita hingga orang tua – dihadapkan secara online.

Proyeksi optimisme ke dalam refleksinya oleh karakter robot yang memegang senjata (representasi visual) ini mengandung arti pentingnya memperjuangkan kehidupan untuk masa depan di masa-masa sulit di bawah tekanan.

Sebuah harapan muncul di depan mata untuk generasi yang akan datang.

Meskipun itu bukan pandemi baginya sekarang dan telah menjadi endemik, itu dapat berubah lagi kapan saja.

#Sampah #Sampah #Sampah #Karyaseni #Pantaipadang #Beritapadang #Kotapadang
Penerbit: Dimas Hayyu Asa
Reporter: Dea Mita
Produksi Video: Latif Ghufron HallSumber: Tribun Padang

Source: video.tribunnews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button