Kisah Haru di Balik Kepulangan Mahasiswa KKN UGM - WisataHits
Yogyakarta

Kisah Haru di Balik Kepulangan Mahasiswa KKN UGM

UGMKisah Haru di balik kepulangan mahasiswa KKN UGM. Sumber foto: Spesial

BALIPORTALNEWS.COM, YOGYAKARTA – Kehadiran mahasiswa UGM di masyarakat melalui Kuliah Kerja Nyata memberikan makna dan warna tersendiri bagi masyarakat. Belum lama ini, media sosial Tiktok ramai dengan unggahan video yang berisi momen perpisahan tim KKN UGM dengan warga Hoat Sorbay, Maluku, tak lama kemudian disusul dengan unggahan lain yang memperlihatkan momen serupa yang terjadi di daerah lain.

Dalam video yang diunggah ke akun Tiktok @yoelsawieo, salah satu mahasiswa KKN di Desa Ohoidertawun, Kei Kecil, Maluku Tenggara, Provinsi Maluku itu memperlihatkan kepulangan mahasiswa KKN yang berkelompok dalam rombongan warga di bandara Karel Sadsuitubun, Langggur, Kei Kecil. , Maluku Tenggara pada 13 Agustus 2022. Warga sekitar tampak setia menunggu pesawat lepas landas di balik pagar bandara.

Mereka terlihat melambai-lambaikan tangan sambil menahan perasaan dan berpamitan untuk kesekian kalinya, seolah tak rela melepas kembalinya mahasiswa yang telah mengabdi dan terikat dengan mereka selama lima puluh hari. Di bawah terik matahari sore yang saat itu terik, warga sekitar terus menunggu hingga beberapa detik terakhir pesawat lepas landas dan menghilang dari pandangan. Keberadaan mahasiswa UGM-KKN tampak begitu membekas, memberi makna yang mendalam di hati masyarakat. Aksi perpisahan antara mahasiswa dan mantan warga itu penuh emosi dan air mata.

“Unit kami dikawal oleh warga dari dua desa dan mereka menunggu dan menyanyikan lagu perpisahan di terminal, meskipun kami tidak percaya bahwa warga di balik pagar masih menunggu pesawat lepas landas. Orang tidak langsung pulang sampai pesawat yang kita tumpangi hilang dari pandangan,” kata Koordinator Mahasiswa Unit KKN UGM, Letman dan Desa Ohoidertawun Franciscus Rico Kusuma.

Farnsiscus mengatakan momen perpisahan yang mengharukan itu tak lepas dari kedekatan mahasiswa KKN UGM dengan warga desa Letman dan Ohoidertawun. Sebanyak 28 mahasiswa diterjunkan di dua desa tersebut. Selama mengabdi di sana, para mahasiswa sangat dekat dengan warga karena mereka hidup sesuai konsep Mama-Papa-Piara sejak awal, sehingga ikatan dengan masyarakat sangat tinggi.

Di dua desa ini, mahasiswa KKN UGM menjalankan program dengan tema besar penguatan sektor pariwisata dan pengembangan produk lokal berbasis pembangunan berkelanjutan di Kecamatan Kei Kecil di tenggara Maluku. Program kerja yang dilakukan terutama fokus pada pengembangan potensi wisata dan pengembangan produk lokal, antara lain digitalisasi atraksi wisata, perolehan profil desa, pembuatan peta desa dan peta kecamatan, promosi masyarakat siap wisata, pengolahan lat atau anggur laut menjadi saus dan Enbals (sejenis umbi-umbian, mirip dengan singkong) yang dibuat menjadi brownies.

“Selain program yang kami jalankan, kami juga banyak menghabiskan waktu bersama masyarakat sekitar dengan berpartisipasi dalam kegiatan lokal. Seperti melaut, bermain bola, bermain karaoke, atau sekedar duduk-duduk dan menghabiskan waktu bersama masyarakat,” jelasnya.

Fransiscus menjelaskan, Desa Letman dan Desa Ohoidertawun berjarak sekitar 13 kilometer dari Kabupaten Langgur melalui jalur darat. Di kedua desa tersebut mereka masih memiliki tradisi, adat dan budaya yang kuat. Meskipun demikian, orang ingin mengadopsi gaya hidup modern. Sebagian besar masyarakat di daerah tersebut bekerja sebagai nelayan, petani, sopir dan buruh bangunan. Secara umum fasilitas dari desa ke kota melalui jalur darat cukup memadai, namun fasilitas penunjang seperti marka jalan, lampu jalan, SPBU, dan lain-lain masih jarang, bahkan di jalan kabupaten yang menuju ke desa.

“Meskipun kami terpisah dari keluarga selama KKN, hal-hal yang kami alami dan terima di Kei Kecil sangat luar biasa dan kami bawa sebagai pengalaman baru ketika kami kembali ke rumah,” katanya.

Sedangkan Kabid Pengabdian kepada Masyarakat, Prof. Ir. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph.D., mengatakan sejak tahun 1951 UGM secara rutin mengirimkan mahasiswanya ke program-program amal di berbagai daerah di Indonesia. Namun karena adanya pandemi Covid-19, kegiatan KKN secara tatap muka dihentikan dan dilakukan secara online. Kemudian, pada Juni 2022, UGM mulai mengirimkan mahasiswa kembali untuk terjun langsung ke masyarakat. Ada 6.247 mahasiswa KKN yang dikirim ke 28 provinsi, 85 kabupaten/kota, 197 kecamatan dan 441 desa di Indonesia. Mereka melayani selama 50 hari.

“Kami mengirimkan mahasiswa KKN ke berbagai daerah di tanah air, bahkan sampai ke pelosok. Harapannya bisa mengirimkan mahasiswa ke pelosok-pelosok ini untuk menjaga kebersamaan Indonesia,” jelasnya.

Selain itu, KKN bertujuan untuk mendekatkan mahasiswa dengan masyarakat dan mempelajari berbagai persoalan yang ada di dalamnya. Selanjutnya mahasiswa didorong untuk berkontribusi mengatasi permasalahan yang ada dengan memaksimalkan berbagai potensi daerah.

Irfan mengatakan, kehadiran KKN disambut positif oleh masyarakat. Program kerja yang dilakukan mahasiswa KKN dinilai memiliki manfaat yang besar bagi warga. Keberadaan santri yang dapat bergaul dan berperilaku baik serta memberikan contoh yang baik saat bertugas juga turut menambah kedekatan mereka dengan warga.

“Masyarakat terkesima, anak-anak kota mau ke pelosok dan memberikan manfaat yang luar biasa,” ujarnya.

Maka tak heran banyak cerita mengharukan di balik para mahasiswa yang kembali ke kampus. Irfan berbagi kisah emosional lain yang datang dari mahasiswa KKN di Kepulauan Banggai Sulawesi Tengah. Warga sekitar, mulai dari orang tua hingga remaja hingga anak-anak, menangis saat melepas mahasiswa KKN. Mereka berbondong-bondong mengantar para mahasiswa kembali ke dermaga pelabuhan.

“Sebelum KKN UGM di Kepulauan Bangga tidak ada listrik dan air bersih menunggu air hujan. Namun karena ada saudara KKN yang berarti listrik dan air bersih, mereka memberikan ide-ide segar yang sebelumnya tidak muncul di benak warga, dan ide-ide tersebut dikomunikasikan kepada warga,” jelasnya.(bpn)

Source: baliportalnews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button