Kisah Gudeg Yu Djum, kuliner legendaris Yogyakarta sejak 1950 - WisataHits
Yogyakarta

Kisah Gudeg Yu Djum, kuliner legendaris Yogyakarta sejak 1950

KOMPAS.com – Berkunjung ke Yogyakarta tidak lengkap rasanya tanpa menyantap gudeg.

Salah satu stand Gudeg legendaris yang sering menjadi incaran wisatawan adalah Gudeg Yu Djum.

Asal usul Gudeg Yu Djum dimulai sebelum tahun 1950. Saat itu, Djuwariyah atau yang dikenal dengan Yu Djum rutin menjajakan gudegnya dengan galah.

Pelopor Gudeg Yu Djum menjual Gudeg miliknya. Dia meninggalkan rumah, pergi ke alun-alun untuk menjajakan dagangannya, terus melewati Malioboro, dan menemukan desa Widjilan menjadi toko terakhirnya setiap hari.

Hendi Tri Utomo, cucu dan penerus Gudeg Yu Djum, mengatakan, tak lama kemudian neneknya menjual Gudegnya.

Karena pelanggan yang sudah menjadi pelanggan Gudeg langsung menunggu Yu Djum di desa Widjilan.

Mbah Djum (kiri) mengunyah sirih sambil melipat daun untuk membungkus gudeg di rumah makan Yu Djum Gudeg miliknya di Dusun Karangasem, Caturtunggal, Depok, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (24/6/2011).KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Mbah Djum (kiri) mengunyah sirih sambil melipat daun untuk membungkus gudeg di Rumah Makan Gudeg miliknya Yu Djum di Dusun Karangasem, Caturtunggal, Depok, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (24/6/2011).

“Akhirnya nenek saya langsung membawa becak ke Widjilan dan menjualnya di pinggir jalan sana,” kata Hendi.

Banyak pembeli, Yu Djum kemudian menyewa sebuah warung kecil di Widjilan untuk menjual Gudegnya sebelum memiliki tempat permanen bernama Warung Gudeg Yu Djum yang didirikan pada tahun 1985.

“Setelah itu tanah bisa dibeli secara permanen, kemudian anak-anak mulai beranjak dewasa dan akhirnya terjun ke bisnis ini,” kata Hendi dalam pertemuan tersebut. Kompas.com di Kampoeng Legenda 2022, Kamis (27/10/2022).

Baca juga:

Yu Djum, pelopor Gudeg

Pedagang Gudeg Yu Djum di Kampoeng Legenda 2022. Kompas.com/Krisda Tiofani Kaufmann Gudeg Yu Djum di Kampoeng Legenda 2022.

Gudeg Yu Djum telah ada selama lebih dari 70 tahun dan tentunya memiliki satu kualitas yang membedakannya dengan warung makan lainnya. Salah satunya, jenis gudeg yang dijual.

Gudeg Yu Djum menawarkan gudeg kering yang lebih tahan lama dibandingkan gudeg basah. Karena itu, gudeg ini sering dijadikan oleh-oleh bagi wisatawan yang datang ke Jogja.

Gudeg Yu Djum kering bisa disimpan di dalamnya maksimal dua minggu freezer karenanya dapat dengan aman digunakan sebagai penyimpanan makanan.

Jenis nangka yang digunakan untuk membuat gudeg kering adalah nangka kering asli Prembun, Jawa Tengah.

“Nangka mengandung lebih sedikit air, lebih baik membuat nangka kering. Jadi kita tidak bisa hanya menanam nangka, hasilnya berbeda,” kata Hendi.

Sedangkan telur bebek yang digunakan berasal dari Jawa Timur, dan Areh khusus dibuat di Yogyakarta untuk Gudeg Yu Djum.

Harga gudeg ini bervariasi, mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 300.000 untuk satu paket gudeg isi 10 butir telur.

Baca juga:

Buka cabang di Jakarta

Gudeg Yu Djum di Jalan Wijilan No. 167 Plengkung Wijilan Selatan Yogyakarta (Tribune Jogja/ Hamim Thohari) Gudeg Yu Djum di Jalan Wijilan No. 167 Plengkung Selatan Wijilan Yogyakarta

Berdiri puluhan tahun tidak membuat Gudeg Yu Djum lepas dari tantangan. Hendi mengatakan pandemi Covid-19 merupakan salah satu tantangan terbesar.

Pasalnya, penggemar Gudeg Yu Djum tidak hanya berasal dari Yogyakarta. Sebagai ikon kuliner Yogyakarta, tidak sedikit pelanggan Gudeg yang berasal dari berbagai daerah.

Penutupan banyak tempat wisata selama pandemi juga berdampak pada penurunan penjualan gudeg.

“Tahun 2022 sudah cukup baik, ada beberapa peregangan. Termasuk yang paling saya rasakan dari Kementerian Pariwisata cukup baik untuk memulihkan kondisi pasca pandemi ini,” ujarnya.

Pemulihan ini dibuktikan dengan dibukanya cabang terbaru Gudeg Yu Djum di Jakarta, setelah sudah lebih dari 20 cabang di Jogja.

Gudeg Yu Djum Jakarta terletak di lantai 5 FX Sudirman, Jakarta Pusat.

Cabang Jakarta dimaksudkan untuk memuaskan kerinduan pelanggan akan Gudeg Yu Djum tanpa harus bepergian ke Yogyakarta.

@my.foodplace Andalan Saat hujan, yang paling enak hanya makan mie instan. Apakah ada yang sama? Ada kreasi unik mie instan yang dimasak dengan sambal seblak pedas dengan topping cireng. Sangat cocok dinikmati saat hujan dan dijamin tidak akan bosan. Mungkinkah itu juga ide penjualan unik Anda? Yuk cobain resep Cireng Mie Kuah Seblaknya! #kompascom #foodplace #reseprumahan #resepsimple #cirengkuah #seblakmie #resepseblak #seblakpedas #fyp ? Milk Tea – Studio rekaman resmi

dapatkan pembaruan pesan yang dipilih dan berita terkini setiap hari dari Kompas.com. Jom join grup Telegram “Kompas.com News Update” caranya klik link lalu join. Anda harus terlebih dahulu menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button