Kisah Dawet Ireng di Kampoeng Heritage Kajoetangan dan Kebangkitan Ekonomi Warga - WisataHits
Jawa Timur

Kisah Dawet Ireng di Kampoeng Heritage Kajoetangan dan Kebangkitan Ekonomi Warga

Kisah Dawet Ireng di Kampoeng Heritage Kajoetangan dan Kebangkitan Ekonomi Warga

Merdeka.com – Pemprov DKI sejak 2018 miskin menjadikan beberapa daerah di sekitar Kayutangan sebagai Kampoeng Heritage Kajoetangan. Hal ini berdampak positif bagi perekonomian setempat, karena ternyata banyak toko yang buka.

Jika Anda berjalan melewati desa wisata ini, Anda pasti akan menemukan berbagai jenis pertokoan warga. Seperti Niken Andriani, salah satu warga Kayutangan yang membuka warung di rumah yang menjual minuman dan aneka jajanan tradisional.dawet ireng di kampoeng heritage

Artikel media taboola

© 2022 Spesial

.

“Saya sudah membuka toko ini sejak Kampoeng Heritage berdiri. Syukurlah pelanggannya cukup banyak, baik dari dalam maupun luar negeri, termasuk wisatawan dari luar negeri, seperti Belanda. Ada yang membawa pemandu sendiri yang juga datang ke sini. Pengunjung bisa di teras atau di teras. di ruang tamu, tolong, tolong,” kata Niken, Jumat (26/8).

Niken juga mengatakan para wisatawan ingin mampir karena rumah yang mereka tinggali juga kuno, terbukti dari pola lantai dan berbagai furnitur lama.

dawet ireng di kampoeng heritage

© 2022 Spesial

“Saya tidak tahu apa-apa tentang pendirian rumah ini, tetapi setahu saya ibu mertua saya membeli rumah ini pada tahun 1986. Orang-orang di sini mengatakan bahwa pendiri dan pemilik pertama rumah ini adalah orang India, kemudian orang Arab membelinya, dan akhirnya ibunya membelinya.

Selain itu, jajanan yang disajikan juga unik. Niken membuat Dawet Ireng yang belum begitu populer di Malang. Selain itu, ada jajanan lawas yang tak kalah enak. Harganya juga ramah di kantong, setiap menu dibanderol Rp5.000.

“Dawet ireng terbuat dari bahan alami. Warna hitamnya berasal dari kerang bakar, diambil airnya kemudian dicampur dengan bahan lain. Saya juga menjual tepung ketan, ongol ongol dan jajanan pasar lainnya.”

“Nah, ide jualan Dawet Ireng karena saya lagi cari yang belum laku orang. Jajanan pasarnya banyak, Dawet Irengnya juga banyak, tapi Dawet Ireng tidak ada. booming di sini. Selain itu, tepung ketan saya juga berbeda. Saya membuat tepung sendiri. Saya menambahkan empon-empon agar rasanya berbeda dan khas,” katanya.

Niken mengakui penutupan desa ini di masa pandemi berdampak pada turunnya penjualan. Namun, wanita ramah ini memutar otak agar produknya tetap bisa dipasarkan. Niken mengaku tak hanya bisa menikmati jajanan olahan tersebut di dalam toko dan di rumah, namun ia juga memasarkannya melalui media sosial. Dan ternyata animo masyarakat cukup tinggi.

dawet ireng di kampoeng heritage

© 2022 Spesial

Wisatawan yang berkunjung ke Kampoeng Heritage Kajoetangan wajib singgah di tempat ini. Nikmati Dawet Ireng segar yang manis dan gurih atau makan ketan bubuk yang lezat di rumah kuno yang nyaman dengan pemilik yang ramah. Gerai ini berlokasi di Jalan Semeru I/1078 dan buka setiap hari dari jam 10 pagi sampai jam 5 sore WIB.

Walikota Malang Sutiaji bangga dengan antusiasme warga untuk mengembangkan peluang bisnis di Kawasan Warisan Kayutangan. Karena tujuan utama desa wisata ini adalah untuk meningkatkan perekonomian warga.

“Kerjasama antara Pemkot Malang dengan warga selama ini berjalan sukses. Alhamdulillah, kawasan pusaka Kayutangan sudah mulai membawa hasil ekonomi bagi warga.”

“Itulah yang kami harapkan dari semua perkembangan di Kota Malang,” kata Sutiaji.

Menurut Sutiaji, kawasan Warisan Kayutangan selalu dikelola dengan baik. Untuk membuat wisatawan merasa lebih nyaman. Semakin banyak pengunjung, maka warga di kawasan tersebut diuntungkan.

[hrs]

Source: www.merdeka.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button