Kinerja Wandik pada 2022 dipertanyakan, kata Dewan Pendidikan dan Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor - WisataHits
Jawa Barat

Kinerja Wandik pada 2022 dipertanyakan, kata Dewan Pendidikan dan Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Juanda Dimansyah. (usia | pakar)

CIBINONG – Tidak hanya Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor, Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor juga mengumumkan bahwa Dewan Pendidikan gagal mencapai hasil kinerja pada tahun 2022.

“Memang Wandik belum ada kerjaan, mungkin karena baru berdiri 6 bulan di tahun 2022 dan mereka juga sedang menyusun dan menyusun program kerja saat ini,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Juanda Dimansyah kepada PAKAR. (20/12)

Ia melanjutkan, kemungkinan besar pada tahun 2023 Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor mulai memaksimalkan kinerja.

“Saat ini mereka sedang menyusun program kerja terlebih dahulu dan baru akan dimulai tahun 2023 karena sebagai mitra kami Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor perlu membantu dan bisa mengejar cita-cita salah satunya mendirikan RLS di Kabupaten Bogor meningkat. ,” jelasnya.

Senada dengan itu, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor Ridwan Muhibi menyoroti peningkatan rata-rata lama sekolah (Rls) hanya sebesar 0,03 poin dan menyebut kinerja Dewan Pendidikan tahun 2022 nihil.

“Memang benar RLS kita sedikit meningkat, sebelumnya 8,31, sekarang menjadi 8,34 atau hanya selisih 0,03 poin dalam satu tahun. Dan ini perlu penilaian, terutama dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, karena saya melihat Wandik tidak terlihat bekerja tahun ini,” kata politikus Fraksi Golkar itu.

Bahkan, ia juga menyayangkan Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor saat ini hanya memposisikannya sebagai tandingan Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor.

“Saya melihat Wandik memposisikannya sebagai lembaga terpisah dari Disdik, padahal data yang diakui Yuridis adalah Dewan Pendidikan dan bukan Dewan Pendidikan. Oleh karena itu Wandik harus memberikan informasi bagaimana mengatasi permasalahan di satuan pendidikan, salah satunya masalah angka RLS, bukan malah bersaing,” ujarnya berang.

Ridwan Muhibi berharap angka RLS di Kabupaten Bogor bisa mencapai 8,54 secara nasional pada 2023.

“Jumlah kita saat ini adalah 8,34, sedangkan nasional adalah 8,54, artinya kita masih tertinggal sangat jauh. Oleh karena itu, kami berharap seluruh elemen dinas ikut membantu meningkatkan kualitas pendidikan untuk meningkatkan angka RLS ini, karena ini bukan hanya tanggung jawab dinas pendidikan, tetapi tanggung jawab kita semua,” harapnya.

Sementara itu, Ketua Komite Pendidikan Kabupaten Bogor Takiyudin Basari mengatakan, pihaknya saat ini sedang berupaya dan berupaya meningkatkan rata-rata usia sekolah di Kabupaten Bogor.

“Ada sikap seperti itu dari Komisi IV, tapi kami katakan gagasan itu bekerja dan berjuang sejauh ini karena menaikkan hitungan RLS tidak seperti membalikkan telapak tangan,” ujarnya kepada AHLI. (19/12)

Ia juga meminta Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor mempertimbangkan mengapa rata-rata pertambahan lama sekolah hanya 0,03 poin.

“Kalau kenaikan RLS hanya 0,03, dewan harus berpikir karena punya anggaran, lalu dipilih rakyat, harus lebih mengenal rakyat dan masyarakat,” katanya.

Ia sendiri tak terima jika Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor dituding hanya menaikkan RL 0,03 poin.

“Kalau Wandik mau disalahkan, Wandik tidak ada beban. Karena beban itu bukan di Wandik tapi di DPR, bukan karena binari itu dipilih rakyat dan mewakili rakyat Kabupaten Bogor. Mengapa mereka tidak berupaya meningkatkan IPM, terutama di sektor pendidikan, padahal mereka adalah leading sector,” jelasnya.

Takiyudin Basari mengungkapkan, pihaknya telah berupaya membenahi RLS dengan mengimbau kerja sama dengan pemerintah daerah, pelaku industri, pelaku pariwisata, dan pelaksana PKBM di daerah.

“Salah satunya Kabupaten Sukamakmur yang melakukan kerjasama di sana karena daerah tersebut memiliki jumlah RL yang sangat sedikit di Kabupaten Bogor. Padahal, ke depan tidak hanya Sukamakmur yang kita garap, tapi juga kecamatan lain yang sangat membutuhkan solusi untuk menambah rata-rata waktu sekolah,” ujarnya.

Di tempat lain, Ujang Jaelani, ahli statistik fungsional muda BPS Kabupaten Bogor, mengatakan pihaknya melihat angka RLS di Kabupaten Bogor telah berubah.

“Sekarang rata-rata sekolah (Rls) di Kabupaten Bogor meningkat 8,34 tahun dari sebelumnya 8,31 tahun, artinya selisihnya hanya bertambah 0,03 poin dan sebenarnya hanya meningkat sedikit saja,” ujarnya di hadapan PAKAR.

Ia juga mengungkapkan, kenaikan angka RLS ini hanya sedikit karena salah satu alasannya adalah jumlah penduduk di Kabupaten Bogor cukup besar dan disebut-sebut sebagai yang terbesar di Indonesia.

“Jumlah penduduk Kabupaten Bogor sendiri pada tahun 2022 sudah mencapai kurang lebih 5,5 juta jiwa bahkan penduduk kita dinobatkan sebagai salah satu penduduk terbesar di Indonesia. Jadi kenaikan RLS kita tahun ini hanya 0,03,” ujarnya.

Tak hanya itu, Ujang Jaelani mengatakan daerah penyumbang angka RL terendah di Kabupaten Bogor terdiri dari Bogor Barat dan Bogor Timur.

“Angka kontribusi RLS terendah ada di wilayah Bogor Barat, seperti Tenjo, Sukajaya dan lainnya. Tapi untuk kecamatan Tanjungsari bagian timur, Cariu dan Sukamakmur,” ujarnya.

Ia meminta Pemda Kabupaten Bogor mencari cara untuk memperbanyak RT dengan menjangkau warga, khususnya di pelosok, yang berusia di atas 20 tahun.

“Nomor Rls kita sekarang 8,34, sedangkan angka Rls nasional 8,54. Sehingga untuk meningkatkan angka RLS tersebut, Dinas Pendidikan setidaknya harus menyasar warga usia 20 tahun ke atas untuk mengikuti paket yang bertujuan untuk meningkatkan pendidikan di daerah tersebut,” terangnya.

Ia juga menyayangkan rendahnya angka RLS untuk Kabupaten Bogor juga karena keterbatasan pemikiran masyarakat dan prioritas pendidikan dan bisnis pesantren.

“Jadi struktur masyarakatnya masih relatif rendah dan mereka lebih memilih pesantren ketimbang melanjutkan ke SMP dan SMA, bahkan kebanyakan lebih memilih putus sekolah karena ekonomi,” ujarnya. USIA

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button