Kijing Lokal, biofilter untuk racun logam berat di Sungai Cikaniki - WisataHits
Jawa Barat

Kijing Lokal, biofilter untuk racun logam berat di Sungai Cikaniki

RADAR BOGOR BOGORMahasiswa Universitas Pakuan (Unpak) menyelesaikan penelitian tentang aplikasi kerang air tawar, Pilsbryoconcha exilis sebagai biofilter alami racun logam berat di Sungai Cikaniki Kabupaten Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas akademik dan memperkaya pengalaman.

Lima mahasiswa yang terlibat dalam penelitian mandiri dosen tersebut adalah Mela Nisvera, Farij Ramdani, Azahra Fadila, Alya Fairuz dan Ferry Boy Pratama. Sementara itu, tim pengajar Unpak berasal dari berbagai mata kuliah yang bekerjasama. Diantaranya adalah Srie Rahayu, Tri Panji dan Henry S. Octvian dari Institut Bisnis dan Informatika Kesatuan.

Baca Juga: Soal Perbedaan Riset Wisata KRB Glow, Ketua DPRD: Sebaiknya Gunakan Riset Mandiri

Kegiatan yang dibiayai oleh Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional serta Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan ini merupakan salah satu wujud dari Kampus Merdeka Belajar Merdeka (MBKM).

Ketua Tim Dosen UNPAK Srie Rahayu menjelaskan ada dua Key Performance Indicators (IKU) dalam program MBKM dalam kegiatan ini. Diantaranya, mahasiswa memiliki pengalaman di luar kampus dan dosen memiliki kegiatan di luar kampus.

Kegiatan riset bersama dengan mitra yaitu Innovation Center for Tropical Sciences (ICTS) di bawah arahan Dr. Surono dan beranggotakan Dr. Melta Rini Fahmi, dr. Toto Hadiarto dan Dr. Aqwin Palisoro.

“Fokusnya menawarkan berbagai solusi untuk mengatasi permasalahan strategis di tingkat nasional, yakni pengelolaan sungai yang tercemar logam berat. Hasil ini diharapkan dapat mengkonfirmasi peran gen MT dalam mengatur detoksifikasi merkuri dalam tubuh kerang, sehingga mampu beradaptasi dan kemudian memperbaiki air tercemar logam berat,” jelasnya.

Menurutnya, urgensi penelitian tersebut berdampak positif. Karena dapat memaksimalkan pemanfaatan P. exilis untuk bioremediasi limbah logam berat di sungai sehingga dapat memulihkan ketahanan pangan dari perairan tersebut.

“Juga penerapan biomarker metallothionein dalam program pemantauan dan pengkajian perairan sungai tercemar logam berat di Indonesia,” lanjutnya.

Tim fakultas Unpak bersama mitra ICTS terjun langsung ke lokasi yang telah ditentukan untuk berbagi ilmu dan mengaplikasikan hasil penelitian biofilter di laboratorium.

“Pembuatan kurikulum MBKM termasuk menentukan bentuk-bentuk kegiatan pembelajaran di luar mata kuliah. Semua mahasiswa yang terlibat dalam penelitian independen dosen menerima setara dengan 20 SKS. Sebagai bentuk konversi lebih lanjut, dapat digunakan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) sesuai Buku Panduan MBKM,” jelas Srie.

Baca juga: Kumpulkan data biodiversitas, sertakan SEAMEO Biotrop 139 lembaga penelitian dan universitas

Ia berharap program ini akan meningkatkan kualitas penelitian mahasiswa dengan memberikan pengalaman mahasiswa untuk memperkuat talent pool penelitian yang ada. Selain itu, dapat meningkatkan ekosistem dan kualitas penelitian dengan menyediakan sumber daya penelitian dan regenerasi peneliti sejak usia muda.

“Yang terpenting adalah diseminasi hasil kegiatan yang dapat memberikan solusi terhadap permasalahan pencemaran logam berat di lingkungan perairan,” pungkasnya. (*/lari)

Penerbit : Imam Rahmanto

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button