Ketua PBNU itu menegaskan tidak ada calon presiden dan wakil presiden dari NU - WisataHits
Jawa Timur

Ketua PBNU itu menegaskan tidak ada calon presiden dan wakil presiden dari NU

Ketua PBNU itu menegaskan tidak ada calon presiden dan wakil presiden dari NU

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menegaskan tidak terlibat dalam sengketa politik apapun, termasuk pemilihan presiden mendatang.

Seperti diketahui, pesta demokrasi besar-besaran akan digelar pada Februari 2024, di mana pemilihan kepala daerah, pemilihan anggota DPRD dan DPR RI, serta pemilihan presiden dan wakil presiden dilakukan secara bersamaan.

iklan

Pada tahun 2023, kemungkinan akan banyak kandidat yang bersaing untuk Partai Demokrat. Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengatakan, pihaknya secara khusus mengimbau agar tidak memasukkan nama NU dalam persaingan politik atau mengambil keuntungan darinya.

“Dalam pemilihan presiden, misalnya, tidak ada calon presiden atau wakil presiden atas nama NU. Tidak ada,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, Sabtu (21/01/2023). di Pesantren Lirboyo Kota Kediri.

KH Yahya Cholil menambahkan, meski nantinya ada kader NU yang maju menjadi capres atau cawapres, itu adalah hasil merit, kredibilitas dan rekam jejak calon tunggal. “Bukan mengatasnamakan NU,” ujarnya.

Mengenai siapa yang akan menjadi figur atau sosok yang akan memimpin bangsa Indonesia, KH Yahya Cholil mengatakan bahwa sosok tersebut haruslah seseorang yang dapat dipercaya dan memiliki kapasitas serta kredibilitas. Dan rakyat Indonesia bisa melihat dan menilainya sendiri.

“Itu sesuatu yang terbuka, kita bisa membandingkan diri kita sendiri. Kita serahkan itu kepada masyarakat,” ujarnya.

Kehadiran KH Yahya Cholil di pondok pesantren Lirboyo Kota Kediri sendiri terkait dengan ketaatan pada halaqah fiqih peradaban.

Berbeda dengan halaqoh yang digelar pada September hingga awal Januari, halaqoh yang digelar di Pondok Pesantren Lirboyo merupakan pendahuluan atau pendahuluan dari muktamar fikih peradaban yang akan digelar di Surabaya Februari mendatang.

Sejauh menyangkut presentasi, ada pembicara internasional pada saat itu.

“Banyak pemikiran yang menarik dan bermanfaat untuk kita gabungkan dengan apa yang akan kita terima pada Musyawarah Fiqh Pembudayaan di Surabaya,” pungkas PBNU Ketum KH Yahya Cholil.

**) Ikuti berita terbaru KALI Indonesia di dalam Berita Google

Klik tautan ini dan jangan lupa untuk mengikutinya.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button