Kerjasama bangun wisata kesehatan - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Kerjasama bangun wisata kesehatan – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Suharsih (Solopos/Khusus)

Solopos.com, SOLO — Baru-baru ini saya mengikuti diskusi pada forum komunitas penggiat pariwisata yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo di sebuah hotel di kawasan Desa Purwosari, Kecamatan Laweyan, Kota Solo. Diskusi membahas kemungkinan wisata kesehatan di kota Solo untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.

diskusi berpartisipasi orang yang tertarik atau pemangku kepentingan mulai dari rumah sakit hingga pemangku kepentingan industri pariwisata wisata kesehatan (wisata kesehatan) sangat bagus wisata medis (wisata medis) dan wisata kesehatan (wisata kebugaran).

Daihatsu Rocky Promotion, Harga Mobil Rp 200 Juta Jadi Hanya Rp 99.000

Dua pembicara dalam forum tersebut adalah ahli patologi klinik RS Universitas Sebelas Maret, Solo, Tonang Dwi Ardyanto, dan pemilik Batari Tour and Travel, Mirza Ananda. Anda menjelaskan tentang wisata medis, perbedaan dengan wisata kesehatandan apa yang perlu dilakukan agar kota Solo menjadi tujuan wisata kesehatan dan kebugaran.

Menurut Tonang, konsep wisata kesehatan muncul dari risiko kesehatan yang dihadapi wisatawan saat berwisata. Risiko tersebut dapat berupa penyakit atau kecelakaan (kecelakaan) jika jauh dari daerah/negara asal.

Konsep ini berkembang menjadi kesehatan perjalanan, obat perjalanansampai akan wisata kesehatan dan wisata medis. wisata kesehatan adalah perjalanan wisata yang dilakukan untuk tujuan tersebut menyembuhkan, menyegarkanKebugaran, baik fisik maupun mental.

Destinasi yang dikunjungi antara lain tempat-tempat dengan udara segar dan pemandangan indah, suasana pedesaan yang santai, spa, yoga, makanan dan minuman gizi yang baik dan sehat seperti jamu. wisata kesehatan menyeluruh.

Sedangkan wisata medis adalah perjalanan untuk tujuan medis, mis ulasan medisPerawatan, terapi hingga operasi di rumah sakit tertentu yang dipadukan dengan wisata ke destinasi terdekat.
Mereka yang sakit akan diajak berpergian setelah pengobatan selesai, atau anggota keluarga/teman yang menemani selama berobat akan diajak berpergian. Pasien dari luar negeri yang berobat di rumah sakit Indonesia tentunya membutuhkan tempat tinggal, makan dan mengurus diri sendiri menyegarkan. Ini adalah kesempatan untuk wisata medis.

Di Indonesia, wisata kesehatan dan kebugaran telah dirintis dan diluncurkan sejak tahun 2012. Hal ini didukung oleh Surat Keputusan Departemen Kesehatan Nomor 76 Tahun 2015 tentang Pelayanan Wisata Medis. Sejak tahun 2017, Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif juga telah menggarap potensi wisata kesehatan dan kebugaran.

Pengembangan wisata kesehatan terhambat oleh pandemi Covid-19. Ada hikmah di balik bencana. Pandemi Covid-19 telah membawa perhatian yang lebih besar pada pengembangan pariwisata kesehatan. Pentingnya wisata kesehatan semakin disadari oleh masyarakat, sehingga konsep wisata ini akan digencarkan kembali mulai tahun 2021.

Indonesia akan menjadi presiden G20 pada 2022. Hal ini menjadi dorongan untuk lebih menampilkan potensi wisata kesehatan Indonesia di mata dunia. Apakah infrastruktur dan ekosistem yang ada di Indonesia, termasuk kota Solo, benar-benar siap mendukung pengembangan wisata kesehatan?

Cukup kiri

Dibandingkan dengan Malaysia atau Singapura, Indonesia tertinggal dalam pengembangan pariwisata kesehatan. Rumah sakit terkemuka di kedua negara telah lama jujugan masyarakat internasional, termasuk dari Indonesia, yang ingin berobat.

Beberapa hal yang menjadi alasan mengapa wisata kesehatan ke Malaysia dan Singapura berkembang pesat, yaitu ketersediaan dan kualitas pelayanan, peralatan yang canggih, reputasi dokter yang baik, harga yang lebih terjangkau serta fasilitas penunjang yang memadai.

Akomodasi, belanja, tempat tujuan wisata dan tempat wisata merupakan fasilitas penunjang. Bagaimana dengan Indonesia, khususnya kota Solo yang baru saja bangkit kembali? Wisata kesehatan, wisata kesehatansampai wisata olahraga?

Mampukah Solo dan Indonesia menyamai atau mengalahkan Malaysia dan Singapura? jujugan wisata kesehatan? Tentu saja saya bisa! Yang dibutuhkan adalah kolaborasi dan aksi nyata. Semua pihak perlu duduk bersama untuk mengartikulasikan langkah apa yang akan diambil untuk menentukan siapa melakukan apa.

Misalnya untuk wisata medis, rumah sakit menyiapkan dokter yang kompeten, fasilitas yang baik dengan peralatan medis yang canggih dan tarif pengobatan yang terjangkau. Pemerintah membantu hal ini dengan mempermudah rumah sakit memperoleh fasilitas dan izin serta menurunkan pajak pembelian alat kesehatan, sehingga layanan kesehatan menjadi lebih murah.

Pemerintah juga dapat membantu mendorong kerjasama dengan pemangku kepentingan industri pariwisata seperti biro perjalanan wisata, hotel dan lain-lain. Kerja sama lain juga harus dilakukan Pemkot Solo dengan kepala daerah dalam menyusun target wisata kesehatanmisalnya daerah pegunungan, sentra industri jamu, masakan bergizi, layanan kebugaran (spa, pijat) dan lain-lain.

Pelaku usaha wisata bisa menyiapkan paket wisata medis dengan tujuan warga negara asing untuk berobat maupun untuk berwisata. Forum diskusi yang berlangsung beberapa waktu lalu merupakan langkah yang baik. Langkah ini perlu diikuti dengan upaya konkrit agar wisata kesehatan dan kebugaran di kota Solo benar-benar berhasil meningkatkan jumlah wisatawan di kota ini.

(Esai ini dimuat di Harian Solopos edisi 13 Oktober 2022. Penulis adalah wartawan Solopos Media Group.)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button