Keraton, Peninggalan Sejarah Islam di Indonesia All - WisataHits
Yogyakarta

Keraton, Peninggalan Sejarah Islam di Indonesia All

KOMPAS.com – Diperkirakan Islam masuk dan berkembang di Nusantara pada abad ke-7 setelah Indonesia menjalin hubungan dagang dengan India, Cina dan Arab.

Islam menyebar tidak hanya melalui perdagangan tetapi juga melalui perkawinan, politik, dakwah, pendidikan dan seni.

Bukti masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia sendiri dapat dilihat pada peninggalan sejarah, salah satunya adalah keraton.

Baca Juga: Keraton Yogyakarta: Sejarah Pondasi, Fungsi, dan Kompleks Bangunannya

istana

Keraton merupakan salah satu peninggalan sejarah Islam di Indonesia dalam bidang arsitektur.

Keraton merupakan tempat tinggal para raja atau sultan, yang juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan.

Setiap kesultanan Islam tentunya memiliki istana yang dibangun sebagai tempat kontrol pemerintahan dan simbol kedaulatan atau kekuasaan.

Ada beberapa bangunan keraton di Jawa yang berasal dari sejarah Islam Indonesia seperti Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta, Keraton Mangkunegaran, Keraton Banten dan Keraton Cirebon.

Sedangkan di Sulawesi terdapat Istana Kerajaan Goa.

Istana-istana di Jawa umumnya berbentuk seperti limas atau prisma.

Bentuk ini juga merupakan tanda membangun tradisi dari budaya pra-Islam yang masih dibudayakan hingga saat ini.

Dulunya, keraton hanya berfungsi sebagai tempat tinggal raja dan keluarganya.

Namun saat ini ada beberapa keraton yang dialihfungsikan menjadi tempat wisata, museum, pusat kebudayaan Jawa, serta kediaman Sultan.

Baca juga: Keraton Surakarta: Sejarah Penciptaan, Fungsi dan Kompleks Bangunannya

Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta adalah istana Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang terletak di kawasan Kraton kota Yogyakarta.

Sejarah pembangunan Keraton Yogyakarta dimulai dengan pembagian kerajaan Mataram Islam pada tahun 1755 melalui Perjanjian Giyanti.

Sesuai kesepakatan, Kesultanan Mataram dibagi menjadi dua kekuasaan yaitu Nagari Kasultanan Ngayogyakarta untuk Sri Sultan HB I dan Nagari Kasunanan Surakarta untuk Pakubuwono III.

Sultan HB I kemudian memulai pembangunan Keraton Yogyakarta pada tanggal 9 Oktober 1755.

Keraton Yogyakarta membutuhkan waktu satu tahun untuk dibangun sebelum resmi ditempati oleh Sultan HB I pada tanggal 7 Oktober 1756.

Baca juga: Sri Sultan Hamengkubuwono I, Pendiri Kesultanan Yogyakarta

Keraton Surakarta

Keraton Surakarta adalah istana Kasunanan Surakarta yang dibangun pada tahun 1744 oleh Susuhan Pakubuwono II.

Hingga saat ini, Keraton Surakarta berfungsi sebagai tempat tinggal Sunan dan keluarganya.

Sejarah berdirinya Keraton Surakarta sendiri masih dikaitkan dengan kemunduran kerajaan Mataram Islam.

Ketika Amangkurat II naik tahta, pusat pemerintahan dipindahkan ke daerah Wanakerta, yang kemudian dikenal dengan Kartasura.

Setelah itu, pada tahun 1743, terjadi Peristiwa Geger Pecinan. Pakubuwono II juga menjadi sasaran utama para pemberontak, sehingga ia harus kembali ke Kartasura.

Sekembalinya ke sana, Pakubuwono II segera memerintahkan agar keraton dipindahkan dari Kartasura ke desa Sala.

Pakubuwono II dan keluarganya mulai tinggal di Keraton Surakarta pada tahun 1749.

Hubungan:

  • Wah, Siti. (2020). Intisari SKI (Sejarah Kebudayaan Islam). Tangerang: Rumah Belajar Matematika Indonesia.

dapatkan pembaruan pesan yang dipilih dan berita terbaru setiap hari dari Kompas.com. Jom join grup Telegram “Kompas.com News Update” caranya klik link lalu join. Anda harus terlebih dahulu menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Source: www.kompas.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button