Kenali Sejarah Kabupaten Demak yang Dikaitkan dengan Nuansa Religi Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Kenali Sejarah Kabupaten Demak yang Dikaitkan dengan Nuansa Religi Solopos.com

Kenali Sejarah Kabupaten Demak yang Dikaitkan dengan Nuansa Religi Solopos.com

SOLOPOS.COM – Masjid Agung Demak. (Khusus/Kabupaten Demak)

Solopos.com, DEMAK — Demak adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah. Kerajaan Islam pertama di Jawa didirikan di Demak.

Kerajaan Islam adalah Kerajaan Demak yang didirikan oleh Raden Patah pada akhir abad ke-15. Hal itulah yang membuat Demak tetap lekat dengan nuansa religi.

PromosiMayoritas konsumen memilih Tokopedia sebagai e-commerce yang paling aman, terpercaya dan memuaskan

Peninggalan sejarahnya menjadikan kawasan ini sebagai tujuan wisata. Kisah Demak tentu tidak lepas dari latar belakang negara-negara tersebut.

Setelah demakkab.go.idSejarah Demak tidak bisa dilepaskan dari kerajaan Majapahit, khususnya pada masa pemerintahan Prabu Brawijaya V atau Prabu Kertabumi. Raden Fatah sebagai Sultan pertama Kesultanan Bintoro.

Pos tunggal EMagz

Raden Fatah adalah putra Prabu Kertabumi dan Putri Cempa. Saat masih dalam kandungan, Putri Cempa sudah bertunangan dengan Aria Damar, penguasa Palembang. Oleh karena itu, Raden Fatah lahir di Palembang.

Setelah dewasa, Raden Fatah berguru kepada Sunan Ampel dan menikahi putrinya Nyai Ageng Maloka. Atas perintah Sunan Ampel, Raden Fatah menetap di Glagah Wangi atau Bintoro untuk menyebarkan agama Islam.

Selanjutnya Raden Fatah dan Sunan Ampel pergi ke Majapahit untuk menemui Raja Kertabumi dan menceritakan asal usul mereka serta tujuan dibukanya Glagah Wangi atau Bintoro.

Mendengar hal itu, Prabu Kertabumi mengakuinya sebagai anaknya dan mengizinkan Raden Fatah melanjutkan cita-citanya membangun masjid.

Bintoro tumbuh tidak hanya sebagai pusat dakwah Islam, tetapi juga sebagai pusat politik, militer, perdagangan dan pengembangan budaya Islam Indonesia. Raden Fatah kemudian diangkat menjadi Adipati Notopraja.

Solopos interaktif

Pertumbuhan Kadipaten Bintoro sangat pesat. Hal ini tidak terlepas dari gejolak politik di pusat kerajaan Majapahit yang diwarnai dengan maraknya kembali konflik antara keturunan dinasti Singosari dan Kediri.

Girindra Wardana Dyah Rama Wijaya, putri Bhre Pandan Salas, menyerbu Istana Majapahit dan Raja Kertabumi tewas dalam pertempuran. Mendengar kabar bahwa Prabu Kertabumi telah wafat, Raden Fatah mengirimkan pasukan yang dipimpin oleh Pangeran Kudus untuk menyerang Majapahit sebagai balas dendam atas kematian ayahnya.

Setelah berhasil mengalahkan Majapahit, Demak berusaha tampil sebagai penguasa politik di Jawa.

Atas usaha para Wali dan dukungan penguasa daerah yang telah memeluk Islam, Raden Fatah kemudian dinobatkan sebagai Sultan Demak pertama dengan gelar Senopati Jimbun Ngabdul Rahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Selain itu, Demak memperluas kekuasaannya ke arah barat, yakni ke Cirebon.

Pada tahun 1512 M sebuah ekspedisi militer dikirim ke Malaka untuk melawan penjajah Portugis. Bahkan kemudian, kebudayaan Islam berkembang pesat hingga saat ini.

iklan

Perpaduan unsur budaya dan tradisi pra-Islam dengan budaya Islam memberi warna tumbuhnya budaya baru di Indonesia, seperti Misalnya perayaan Idul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi dan masyarakat lainnya dilakukan oleh umat Islam dari pusat kerajaan sampai ke desa-desa.

Berbagai tradisi dan kesenian yang bernuansa Islam telah berkembang luas dan masih terlihat di bekas pusat kerajaan seperti Cirebon, Banten, Mataram, Aceh dan beberapa tempat lainnya.

Hasil penelitian dan kajian panitia penetapan hari jadi penobatan Raden Fatah yaitu tanggal 12 Rabiul Awal 1425 Saka, setelah masuk Islam jatuh pada tanggal 28 Maret Masehi.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button