Kenaikan UMK seharusnya memberikan dorongan positif, dan pariwisata DIY optimistis tidak terpengaruh resesi

SuaraJogja.id – Pemerintah negara bagian DIY baru saja mengumumkan upah minimum kabupaten/kota (UMK) 2023 pada Rabu (12/7/2022). Arahan yang wajib dilaksanakan perusahaan mulai 1 Januari 2023 ini diterbitkan dalam rangka peningkatan kesejahteraan pekerja, dengan memperhatikan keterampilan dan produktivitas perusahaan.

UMK Tahun 2023 Kota Yogyakarta ditetapkan sebesar Rp2.324.774,51 atau meningkat 7,93 persen menjadi Rp170.806. UMK Sleman 2023 sebesar Rp2.159.519,22. Angka itu meningkat 7,92 persen atau Rp 158.519.

UMK 2023 Bantul Rp2.066.438,82 atau naik 7,80 persen dari Rp149.591. Kulon Progo Rp 2.050.447,15 atau naik 7,68 persen dari Rp 146.172. Sedangkan Gunung Kidul Rp 2.049.266,00 atau naik 7,85 persen dari Rp 149.226.

Kenaikan UMK disebut berdampak positif bagi perekonomian dan pariwisata DIY. Sehingga DIY bisa optimis menghadapi resesi global di tahun 2023.

Baca Juga: Daftar UMK Jateng 2023: Kota Semarang Tertinggi, Banjarnegara Terendah

“Itu tentu saja bagian dari optimisme kami [menghadapi resesi global]. Menaikkan upah minimum dan upah minimum dapat memberikan dampak positif bagi pergerakan ekonomi dan pariwisata DIY,” ujar Ketua Gabungan Industri Pariwisata (GIPI) DIY Bobby Ardyanto Setyo Aji dalam acara Yogyakarta Tourism Outlook 2023 GIPI DIY dan Badan Pelaksana Otorita Borobudur ( BOB) di Yogyakarta, Rabu (12/7/2022).

Menurut Bobby, seiring kenaikan upah minimum, daya beli masyarakat juga akan meningkat. Pasca pandemi COVID-19, bahkan menjadi motor penggerak peningkatan ekonomi dan pariwisata.

Untuk itu perlu adanya penguatan pasar pariwisata domestik pada tahun 2023 di pasar home improvement. Penguatan ini penting mengingat jumlah wisatawan lokal yang berkunjung ke DIY meningkat dari waktu ke waktu.

Tema resesi global juga harus menjadi penyemangat untuk berkreasi dan memaksimalkan potensi. Karena saat ini pulihnya pariwisata do-it-yourself didukung oleh kunjungan sebagian besar wisatawan lokal.

“Kelas menengah kita sedang tumbuh, gerakan pariwisata membutuhkan dukungan kualitas yang baik. Kita memasuki era pariwisata berkualitas tidak hanya secara kuantitas dan keberlanjutan. Kenaikan UMP saat ini berdampak positif, kita harapkan daya beli juga ikut mendukung pariwisata,” ujarnya.

Baca juga: Ketuk! UMK Banten 2023 resmi ditetapkan, kenaikan tertinggi Cilegon

Sementara itu, Kepala Biro Pariwisata DIY Singgih Raharjo mengungkapkan, pertumbuhan jumlah wisatawan sebelum, selama, dan setelah pandemi juga menunjukkan grafik yang baik. Bahkan, hampir sama dengan sebelum pandemi. Oleh karena itu, peningkatan UMK DIY pada tahun 2023 menjadi sinyal positif bagi pemulihan sektor pariwisata.

“Ini sinyal positif, harapan akan terus dipertahankan di tahun 2023 yang dinilai suram dan tidak pasti. Kami belajar dari pandemi dan dapat menggunakan pola seperti B. Wisata lokal, penduduk setempat yang berwisata ke Jogja. Kami optimistis untuk 2023-2024 meski bayang-bayang global kelabu,” ujarnya.

Singgih menambahkan, pariwisata DIY harus beradaptasi, berinovasi dan berkolaborasi. Hal ini penting bagi DIY dan Indonesia untuk menghindari resesi yang membayangi.

“Kami bersorak agar Jogja dan Indonesia tidak mengalami resesi sehingga orang berani berbelanja di sini,” katanya.

Terpisah, Sekda DIY, Baskara Aji mengungkapkan, pengusaha dilarang menerapkan UMK sesuai peraturan kabupaten/kota. Setelah berlaku, perusahaan dilarang menunda pembayaran UMK 2023.

Pengusaha juga wajib membuat dan melaksanakan struktur upah dan skala upah di perusahaan. Oleh karena itu, pengupahan bagi pekerja dengan masa kerja satu tahun atau lebih harus didasarkan pada struktur dan skala pengupahan.

“UMK ini berlaku untuk pegawai yang bekerja kurang dari setahun, untuk yang lain akan disesuaikan dengan norma pengupahan,” jelasnya.

Kontributor: Putu Ayu Palupi

Source: news.google.com