Kemenparekraf adakan pelatihan bagi stakeholder pariwisata dari 11 desa wisata di Lombok - WisataHits
Yogyakarta

Kemenparekraf adakan pelatihan bagi stakeholder pariwisata dari 11 desa wisata di Lombok

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melanjutkan tahapan program Tourism Awareness Campaign yang merupakan salah satu program unggulan yang didukung Bank Dunia dan bertujuan untuk menciptakan penggerak pariwisata bagi pengembangan pariwisata di Indonesia. desa.

Setelah menyelesaikan tahap pertama berupa Sosialisasi Sadar Wisata, Kampanye Sadar Wisata (KSW) beralih ke tahap pelatihan, yang fokus pada pengembangan inovasi dan kapasitas produk pariwisata di bidang pariwisata dan industri kreatif.

Program pelatihan dimulai di Lombok, Nusa Tenggara Barat dan diikuti oleh 165 peserta dari 11 desa wisata dari 4 wilayah yaitu; Lombok Tengah (Desa Kuta Mandalika, Rembitan dan Selong Belanak), Lombok Utara (Desa Gili Indah dan Medana), Lombok Barat (Desa Pusuk Lestari, Senteluk, Gili Gede Indah, Sekotong Barat dan Buwun Mas) dan Lombok Timur (Desa Jero). Waru).

Baca juga: Kemenparekraf: Implementasi PP 24 Tahun 2022 Masih Dalam Penyelidikan

Setiap desa akan mengirimkan 15 peserta terpilih untuk mengikuti pelatihan tahap pertama, yang akan berlangsung dari 1 hingga 7 September 2022.

Sebelumnya, pada peluncuran program KSW beberapa waktu lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan pentingnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia di sektor pariwisata di Indonesia. era Masyarakat 5.0.

“Pengelola pariwisata dilatih dan ditugaskan untuk membuat proyek untuk rencana pembangunan desa masing-masing dan untuk mengawasi pelaksanaannya. Ini karena kami ingin mendorong partisipasi masyarakat di sektor pariwisata, jadi kami fokus menyiapkan masyarakat yang sadar akan perkembangan yang ada,” kata Sandiaga dalam keterangan resminya, Jumat (02/09).

Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif, Frans Teguh, pada pembukaan resmi pelatihan tahap pertama di Lombok, Kamis (9/1/2022).

“Pelaku pariwisata harus mampu beradaptasi dan merespon keinginan dan kebutuhan spesifik wisatawan saat ini. Ini menjadi tantangan bagi kita bersama karena kita berjuang untuk pulih dan pulih dari situasi pandemi Covid-19 dengan tetap memperhatikan aspek kesehatan. Kita juga perlu mempelajari bagaimana model bisnis yang paling tepat untuk mengelola destinasi sejalan dengan dinamika yang ada,” ujarnya.

Selain itu, kata Frans, pariwisata adalah bisnis kepercayaan. Oleh karena itu, keterampilan yang harus dimiliki oleh pelaku sektor ini adalah mengembalikan kepercayaan wisatawan untuk kembali dengan rasa aman dan nyaman saat berwisata dan ingin tinggal lebih lama di suatu destinasi.

Baca Juga: Menparekraf Sandi Optimis Ciptakan 1,1 Juta Lapangan Kerja Baru di Sektor Pariwisata

“Tentunya ketika wisatawan datang dan mendapatkan suguhan menarik serta pelayanan prima, wisatawan terkesan dan ingin tinggal lebih lama dan kembali lagi pada kesempatan berikutnya,” ujarnya.

Kemenparekraf/Baparekraf Florida Direktur Pengembangan SDM Pariwisata Pardosi mengatakan peserta pelatihan adalah orang-orang yang bersentuhan langsung dengan pelayanan di sektor pariwisata.

Tahap pelatihan dibagi menjadi 3 paket pelatihan yaitu Paket A yang terdiri dari pengembangan inovasi produk pariwisata, yang terdiri dari materi pariwisata berkelanjutan, eksplorasi, pengemasan dan presentasi; Paket B, yang terdiri dari materi terkait paket wisata, homestay, kuliner dan souvenir; dan Paket C tentang Kewirausahaan, yang meliputi materi perencanaan bisnis, keuangan digital, pemasaran digital, dan manajemen sumber daya manusia di desa wisata.

“Dengan model pelatihan yang memadukan teori dan praktik, para pelatih yang terdiri dari akademisi dan praktisi pariwisata dihadirkan untuk bertukar pengalaman dan pengetahuan dalam pengembangan desa wisata. Harus ada keinginan kuat dari warga untuk membangun desa wisata,” kata Florida.

Ke-15 peserta pelatihan di masing-masing desa dipimpin oleh kader pariwisata terpilih (local champion) yang mengkoordinir kegiatan pasca pelatihan dengan berbagi ilmu dan pengalaman yang diperoleh kepada seluruh masyarakat desa wisata dan mendukung pelaksanaannya.

Salah satu pembicara dalam pelatihan ini adalah Sugeng Handoko. Ia merupakan salah satu penggerak pariwisata dari Desa Nglanggeran, Yogyakarta, yang berhasil mengembangkan konsep pariwisata berkelanjutan. Bersama trainer lainnya, Sugeng akan berbagi pengalaman dan ilmunya dalam mengembangkan desa wisata untuk desa wisata di Lombok.

“Kegiatan Tourism Awareness Campaign ini merupakan kegiatan paket lengkap yang melatih warga desa sejak awal untuk mengembangkan pemahaman tentang kesadaran wisata dan kemudian memasuki tahap pelatihan dimana para pelatih membantu dan mengajak peserta untuk menyadari potensi desanya masing-masing.” ujar happy.

Baca Juga: Turis Domestik Tetap Jadi Andalan Pemulihan Sektor Pariwisata

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa tantangan dalam mengembangkan desa liburan terletak pada kesiapan sumber daya manusia.

“Untuk menjadi desa wisata, masyarakat yang semula melakukan kegiatan seperti desa lain akan melakukan kegiatan baru. Mereka perlu memahami bagaimana mengidentifikasi, mengelola, mengemas, dan potensi pasar agar potensi itu dikenali dan wisatawan tertarik,” kata Sugeng.

Seperti kegiatan sosialisasi Kampanye Sadar Wisata, kegiatan edukasi juga akan dilaksanakan di 65 desa pada tahun 2022 di 4 destinasi prioritas yaitu Danau Toba, Borobudur-Yogyakarta-Prambanan, Mandalika dan Labuan Bajo serta 2 destinasi wisata prioritas yaitu Bromo Tengger Semeru dan Wakatobi.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita

Source: regional.kontan.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button