Keindahan Desa Wisata Tebat Lereh di Pagaralam yang digagas oleh para remaja - WisataHits
Yogyakarta

Keindahan Desa Wisata Tebat Lereh di Pagaralam yang digagas oleh para remaja

TEMPO.CO, jakarta – Desa Wisata Tebat Lereh di Pagar Alam, Sumatera Selatan merupakan salah satu desa yang masuk dalam 50 Besar Desa Wisata Indonesia Award (ADWI) 2022, bukan tanpa alasan karena desa tersebut menawarkan tempat wisata alam dan budaya yang indah.

“Kami melihat daya tarik di sebelah air terjun dan juga budaya yang luar biasa dengan produk-produknya dari industri kreatif. Kami akan terus mendukung mereka dengan harapan desa wisata ini menjadi peluang bisnis dan lapangan kerja,” kata Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif. Rabu 14 September 2022. .

Selain itu, desa wisata memiliki daya tarik wisata mulai dari wisata alam hingga wisata budaya dan kuliner yang digagas oleh para pemuda desa. “Karena desa wisata ini digagas oleh para remaja, kita harus mengapresiasinya,” kata Sandiaga.

Salah satu wisata alam di desa wisata Tebat Lereh adalah air terjun Cughup Napal Kuning yang populer di kalangan wisatawan. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 8 meter dari permukaan sungai.

Nama Napal Kuning diberikan karena jalan menuju tempat ini merupakan jalan berlumpur dan tanah liat yang terjal dan licin. Pengunjung yang ingin datang ke air terjun dapat memesan paket wisata dengan sepeda motor ATV.

Selain mengunjungi air terjun, pengunjung dapat menggunakan jasa agrowisata. Sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani, sehingga wisata dengan mengamati langsung aktivitas kebun di desa ini dapat menjadi pilihan bagi wisatawan.

Untuk atraksi budaya, desa wisata ini memiliki rumah adat Baghi yang penting bagi suku Basemah. Ada juga tradisi pengawasan (adat pernikahan) dan kesenian Guritan yang biasa ditampilkan pada acara pernikahan.

Sandiaga juga mengapresiasi kekompakan masyarakat desa saat mengembangkan desa liburan Tebat Lereh. “Yah, saya melihat antusiasme masyarakat. Jadi ini juga pariwisata berbasis masyarakat. Ini komunitas yang mendukung mereka dan saya sangat mendukung mereka, terutama bagaimana mereka melewati masa-masa sulit dengan ekonomi bersama, gotong royong dan kebersamaan itu sangat terlihat,” ujarnya.

Baca juga: Rejowinangun di Yogyakarta dianggap sebagai desa wisata paling ramah pengemudi

Selalu update informasi terbaru. Lihat berita Tempo.co terbaru dan berita unggulan di saluran Tempo.co Update Telegram. klik https://t.me/tempodotcoupdate bergabung. Anda harus terlebih dahulu menginstal aplikasi Telegram.

Source: travel.tempo.co

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button