Keindahan Desa Wisata Pujon Kidul, Malang - WisataHits
Jawa Timur

Keindahan Desa Wisata Pujon Kidul, Malang

KORANBERNAS.ID, MALANG — Desa Wisata Pujon Kidul Malang bisa dijadikan alternatif liburan keluarga. Desa ini merupakan tempat wisata di Kecamatan Pujon, Malang, Jawa Timur. Situs ini berjarak sekitar 30 kilometer dari pusat kota Malang dan perjalanan memakan waktu sekitar 1,5 jam.














Desa Wisata Pujon Kidul Malang menawarkan panorama alam dengan hamparan persawahan yang indah. Selain itu juga menawarkan banyak hiburan berupa Pekerjaan foto-foto menarik, kuliner, plus suasana pedesaan yang sejuk dan asri.

  • Ketiga gunung ini menarik wisatawan
  • Karena lokasinya yang berada di dataran tinggi, tentunya udaranya sangat sejuk dan banyak pemandangan alam yang indah yang terpelihara.







    Pengembangan pariwisata Desa Wisata Pujon Kidul dinilai baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo bersama Wakil Bupati Danang Maharsa dan sejumlah wartawan Sleman berkesempatan mengunjungi Desa Wisata Pujon Kidul pada 6 Juli 2022.

    Kunjungan Sleman disambut hangat oleh Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto yang banyak berbicara tentang awal perkembangan Desa Wisata Pujon Kidul.







    Menurut Didik, berkat keseriusan dan kerja keras pemerintah kota, Pujon Kidul menjelma menjadi desa wisata dalam waktu yang relatif singkat.







    Hanya sekitar dua tahun, sejak awal, desa tertinggal bisa menjadi desa yang mampu memberikan kesejahteraan ekonomi bagi warganya.

    “Pembangunan dimulai dari Pokdarwis yang sadar akan potensi alam di desanya. Hal ini berdampak pada usaha tani dan peternakan warga sejak awal, kemudian menambah mata pencaharian baru lainnya, yaitu sektor pariwisata. Ketiga hal ini pada akhirnya berkontribusi terhadap perekonomian warga Pujon Kidul,” kata Didik.

    PAD awal di desa Pujon Kidul hanya sekitar 120 juta rupiah yang berasal dari kas desa. Kini, dengan tambahan pengembangan pariwisata, meningkat menjadi Rp 1,6 miliar. Meski begitu, hanya sebagian Kassenland yang dikelola untuk pariwisata.

    “Tentu saja, jika Pujon Kidul mampu mengelola seluruh lahan kasnya, akan lebih banyak pendapatan yang dihasilkan,” kata Didik.

    Diakui Didik, proses pengembangan pariwisata memang tidak mudah dan banyak konflik kepentingan, namun semua itu bisa dikelola dengan baik.

    “Penyelesaian konflik ini membutuhkan peran semua pihak. Apa peran BUMDes, Pokdarwis dan Pemkab untuk memperkuat pemerintahan desa? Karena, industri terkemukaTerserah pemerintah desa agar Pokdarwis dan BUMDes bisa menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan,” jelas Didik.

    BUMDes sebagai pengelola dan Pokdarwis sebagai pelaksana di lapangan. Penguatan peran ini dapat meminimalisir terjadinya konflik kepentingan. Alhasil, Desa Wisata Pujon Kidul berkembang pesat dan mampu menampung sekitar 200 warga setempat.

    Mereka yang sebelumnya menganggur atau hanya mengelola atau memelihara sapi perah kini menjadi pekerja di bawah naungan usaha desa.

    Para pekerja ini dibayar dengan gaji yang diambil dari keuntungan sebesar Rs 2,8 juta per bulan, menurut UMK Malang.

    “Mereka juga memiliki pendapatan dari peternakan dan pertanian sebagai pendapatan pribadi. Jadi teman-teman Pokdarwis di sana rata-rata berpenghasilan Rp 5-6 juta per bulan. Ditambah pendapatan lain,” kata Didik.

    Didik berharap apa yang dilakukan di Kabupaten Malang akan menemukan transfer ilmu setelah kunjungan ini dan dapat diterapkan di Kabupaten Sleman.

    Source: koranbernas.id

    Related Articles

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Back to top button