Kegembiraan Bunker Kaliadem, Wisata di Kaki Gunung Merapi - WisataHits
Yogyakarta

Kegembiraan Bunker Kaliadem, Wisata di Kaki Gunung Merapi

Salah satu tempat wisata yang paling populer di Kabupaten Sleman adalah wisata alam yang beberapa di antaranya berada di kaki Gunung Merapi.

Salah satu gunung berapi aktif di pulau Jawa ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) maupun wisatawan. Wisatawan dari luar pulau. Salah satunya adalah bunker Kaliadem.

1. Kaliadem sebelum erupsi Merapi 2006

Kegembiraan Bunker Kaliadem, Wisata di Kaki Gunung Merapi Kios di Bunker Kaliadem, Wisata di kaki Gunung Merapi, Sleman. IDN Times / Febriana Sinta

Terletak di kaki Gunung Merapi di kawasan Bebeng, tempat wisata ini awalnya sering dijadikan sebagai tempat berkemah yang populer. Banyak wisatawan datang ke daerah ini hanya untuk minum kopi dan mencoba beberapa makanan ringan.

Tempatnya sejuk dan memiliki pemandangan yang bagus, menjadi daya tarik terutama bagi anak muda yang sedang jatuh cinta.

Warung yang menjadi tempat ngopi menjadi tujuan anda saat berada di tempat ini. Udara yang dingin dirasa cocok untuk menikmati kopi panas.

2. Kisah 2 Relawan yang Meninggal

Kegembiraan Bunker Kaliadem, Wisata di Kaki Gunung Merapi Kios di Bunker Kaliadem, Wisata di kaki Gunung Merapi, Sleman. IDN Times / Febriana Sinta

Bunker di Kaliadem sudah dibangun sejak zaman Belanda. Pada tahun 2001 gedung ini dipugar oleh Pemkab Sleman dan diresmikan empat tahun kemudian. Tujuannya adalah untuk menjadi titik kontak bagi penduduk setempat yang perlu menyelamatkan diri jika terjadi awan panas.

Saat tim dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melakukan survei lapangan pada 2006, tim merasakan tanah bergerak. Mereka segera turun untuk menyelamatkan diri karena diperkirakan Gunung Merapi akan meletus.

Sebanyak dua orang relawan pemantau Merapi langsung masuk ke dalam bunker untuk menyelamatkan diri. Namun mereka akhirnya mati karena bencana yang datang bukan awan panas, melainkan lahar dan material panas lainnya yang dimuntahkan Merapi. Jenazah relawan ditemukan di dua tempat berbeda, yakni di kamar mandi dan di pintu keluar bunker.

Butuh waktu berhari-hari untuk mengevakuasi jenazah relawan dari bunker, material panas menumpuk di gedung-gedung sehingga menyulitkan tim pencari untuk menemukan relawan.

Baca Juga: 10 Potret Bukit Klangon Yogyakarta, Tempat Terbaik Melihat Gunung Merapi

3. Di Bunker Kaliadem

Kegembiraan Bunker Kaliadem, Wisata di Kaki Gunung Merapi Kios di Bunker Kaliadem, Wisata di kaki Gunung Merapi, Sleman. IDN Times / Febriana Sinta

Bunker Kaliadem memiliki tiga ruangan. Saat memasuki bunker putih terdapat ruangan besar yang bisa dimasuki sekitar 10 orang. Sedangkan di sebelah kanan dan kiri pintu masuk terdapat ruangan-ruangan kecil yang salah satunya adalah kamar mandi yang digunakan oleh seorang relawan sebagai tempat berteduh saat erupsi Merapi.

Wisatawan dapat memasuki bunker tetapi tidak dapat melihat dengan jelas karena tidak ada lampu atau listrik di dalam bunker. Beberapa turis mencoba melihat ruangan dengan menyalakan senter.

Di pintu keluar ada dua pintu besi berukuran lebih dari 10 cm.

4. Dilarang sebagai tempat tinggal

Kegembiraan Bunker Kaliadem, Wisata di Kaki Gunung Merapi Daerah Risiko Bencana III Gunung Merapi di kawasan Kaliadem, Sleman. IDN Times/Febriana Sinta

Setelah kejadian tersebut, bunker tersebut tidak lagi dijadikan sebagai tempat pelarian warga sekitar. Kawasan ini juga dibuka dan ditetapkan sebagai batas Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi. Artinya kawasan ini tidak bisa didiami warga sekitar, belum ada PDAM dan aliran listrik.

Kawasan Risiko Bencana (KRB) didirikan pada tahun 2014 berdasarkan website esdm.go.id. Disebut KRB III karena kawasan ini sering diterjang awan panas, aliran lahar, dan bom vulkanik. Daerah Rawan Bencana III tidak mengizinkan tempat tinggal permanen atau penggunaan komersial. Kawasan ini termasuk puncak dan sekitarnya dengan radius 3 km dari pusat letusan, termasuk Kaldera Bancah, dengan morfologi berbatu terjal dan tidak berpenghuni, kawasan ini memiliki luas 33,3 km2.

Baca Juga: Mitos Pasar Bubrah di Jalur Pendakian Merapi Bikin Merinding

5. Pemandangan terbaik di Bunker Kaliadem

Kegembiraan Bunker Kaliadem, Wisata di Kaki Gunung Merapi Kios di Bunker Kaliadem, Wisata di kaki Gunung Merapi, Sleman. IDN Times / Febriana Sinta

Wisatawan yang beruntung bisa melihat Gunung Merapi dari dekat dengan jelas. Biasanya wisatawan beruntung saat cuaca cerah dan tidak mendung. Biasanya kedatangan yang disarankan adalah antara jam 3 sore dan jam 5 sore WIB. Sore hari matahari tidak terlalu terik dan waktu yang tepat untuk berfoto. Selain bunker, pemandangan alam dan mengendarai jip wisata menjadi rutinitas bagi wisatawan.

Kegembiraan Bunker Kaliadem, Wisata di Kaki Gunung Merapi Kios di Bunker Kaliadem, Wisata di kaki Gunung Merapi, Sleman. IDN Times / Febriana Sinta

ke Wisatawan Bagi yang tidak ingin terburu-buru meninggalkan tempat ini sebaiknya naik sedikit ke tempat di atas bunker untuk mengabadikan keindahan Merapi. Atau pilih tempat yang sedikit lebih tinggi di sekitar bebatuan dan semak-semak. Namun, pengunjung tidak diperbolehkan melebihi batasan di sekitar situs.

Di kawasan ini, beberapa wisatawan biasanya duduk-duduk sambil menikmati kopi panas, berburu foto atau menunggu kemegahan Merapi muncul. Namun jangan kecewa jika Merapi terus menghilang dan bersembunyi di balik awan.

Jangan lupa di tempat wisata ini ada aturan tidak tertulis yang harus dipatuhi yaitu membuat keributan di bunker, membuang sampah sembarangan dan memetik bunga edelweis yang tumbuh di sekitar tempat tersebut.

Kegembiraan Bunker Kaliadem, Wisata di Kaki Gunung Merapi Kios di Bunker Kaliadem, Wisata di kaki Gunung Merapi, Sleman. IDN Times / Febriana Sinta

6. Bawa jaket, suhu udara bisa mencapai 16 derajat Celcius

Kegembiraan Bunker Kaliadem, Wisata di Kaki Gunung Merapi Kios di Bunker Kaliadem, Wisata di kaki Gunung Merapi, Sleman. IDN Times / Febriana Sinta

Pukul 17.00 WIB, stan suvenir di sekitar tempat parkir mulai tutup. Pedagang yang menjual Uleg Sambel atau bumbu masak, makanan dan minuman mulai menutup warungnya dan pulang.

Tetapi mereka akan mengizinkan turis yang masih hidup untuk duduk di bangku di depan kios. Pada musim panas, sekitar Mei-Juli, suhu udara di Kaliadem sekitar 16 derajat. Namun diperkirakan akan turun lagi hingga 13 derajat Celcius pada pukul 10 malam WIB.

Suasana menjadi gelap, penerangan hanya 1 bohlam dengan daya tidak lebih dari 7 watt. Bagi wisatawan yang datang ke tempat ini, tidak ada salahnya mencoba hal baru untuk duduk menikmati keindahan Merapi.

Baca juga: 5 Rekomendasi Tempat Kopi dengan Pemandangan Gunung Merapi

Source: jogja.idntimes.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button