Kedua sekolah Muhammadiyah ini sukses mengikuti final Lomba Cendekiawan Muda - WisataHits
Yogyakarta

Kedua sekolah Muhammadiyah ini sukses mengikuti final Lomba Cendekiawan Muda

MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Penghargaan Penemu Muda Nasional (NYIA) merupakan ajang kompetisi bagi para remaja untuk berinovasi dan berkreasi di bidang teknologi. Diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada Gen Z untuk ide-ide riset dan inovasi. Peserta NYIA adalah remaja SD, SMP, dan SMA. Anda harus bersaing dengan ribuan sekolah dan ratusan ribu siswa di seluruh Indonesia.

“Kegiatan ini dilakukan setiap tahun oleh BRIN (dahulu LIPI). Untuk mendapatkan finalis ini tidak mudah karena juri juga mengkaji karya tulis akademik yang kriterianya berpotensi untuk inovasi,” kata Dewan Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah Abdulah Mukti kepada redaksi Muhammadiyah.or.id, Minggu (09/10).

Pada NYIA ke-15 tahun 2022, dua sekolah Muhammadiyah berhasil masuk final dari 50 sekolah. Mereka adalah Abdurrahman dan Siti Azzahra Ramadhani Larekeng dari SMP Muhammadiyah 36 Jakarta, Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Keduanya menulis makalah berjudul: “Swist” Aplikasi Skuter Wisata Berbasis Android dan Mikrokontroler Mega Arduino. Selain itu, Muhammad Husni Rahardian dari SD Muhammadiyah Birrul Walidain Kudus, Kudus, Jawa Tengah berhasil mencapai final dengan karya berjudul HICANE (Tongkat Pendaki Pramuka Anti nyasar).

Keberhasilan dua sekolah Muhammadiyah ini merupakan prestasi yang membanggakan bagi keluarga besar Perhimpunan. Hal ini menjadi tanda bahwa sekolah-sekolah di bawah naungan Muhammadiyah dapat bersaing dengan perguruan tinggi lainnya di tingkat nasional.

“Ini luar biasa. Dua sekolah Muhammadiyah masuk final kompetisi bergengsi tingkat nasional. Tidak semua siswa dapat mencapai level ini. Mereka adalah peneliti muda untuk masa depan bangsa dan asosiasi,” kata Abdulah Mukti.

Mukti pun membeberkan rahasia keberhasilan dua mazhab Muhammadiyah ini dalam mencetak kader ulama di masa depan. Peran kepala sekolah, guru dan sistem pendukung dalam memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian terhadap siswa merupakan faktor yang sangat dominan. Selain faktor eksternal, faktor internal berupa semangat mahasiswa juga tidak kalah penting dalam melaksanakan gelar inovasi dan teknologi. Dengan kedua faktor tersebut, budaya penelitian di sekolah akan tumbuh subur.

Selain itu, Mukti juga menekankan pentingnya Islam progresif dalam lembaga pendidikan Muhammadiyah. Menurutnya, pemahaman Islam Muhammadiyah yang luwes dan kontemporer juga turut andil dalam munculnya budaya riset di lingkungan sekolah organisasi. Struktur DNA Muhammadiyah merupakan DNA yang menggemari dunia penelitian ilmiah.

“Ini sangat membutuhkan budaya penelitian antara sekolah, guru dan siswa. Semoga kedepannya banyak sekolah Muhammadiyah lainnya yang bisa menjadi tempat yang baik untuk menciptakan budaya penelitian di sekolah-sekolah tersebut,” kata Mukti.

Sumber foto: Beta TV

Source: muhammadiyah.or.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button